Tompkins et al. 2005 juga menyatakan hal yang sama bahwa pulau- pulau kecil secara ekonomi, sosial dan fisik rentan secara alamiah.
Katidakmampuan menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan domestik, menyebabkan ketergantungan yang tinggi terhadap impor dari luar.
Keterbatasan lahan daratan sebagai karakteristik utama pulau-pulau kecil membuat terbatasnya tempat untuk manusia, lahan untuk pembangunan
infrastruktur, lahan untuk pembuangan limbah dan lahan untuk pertanian. Banyak pulau-pulau kecil yang memiliki tingkat resiko yang tinggi terhadap bencana alam
seperti banjir, badai tropis dan gelombang laut. Dalam kaitannya dengan pembangunan pulau-pulau kecil, ada dua faktor
yang menjadi penghambat, yaitu terkait dengan skala dan lokasi pulau-pulau kecil. Ukuran pulau yang kecil dan pragmentasi dari gugus pulau merupakan
contoh keterbatasan dalam hal skala pulau. Pulau-pulau kecil memiliki keterbatasan dalam hal sumberdaya darat dan keterbatasan ruang. Hal ini
menjadi hambatan fisik untuk pembangunan infrastruktur di pulau-pulau kecil. Namun demikian, baik skala maupun lokasi sangat tergantung pada posisi pulau-
pulau kecil tersebut terhadap alur transportasi laut dan udara. Negara-negara maju tidak mengalami hambatan terkait dengan faktor skala dan lokasi seperti Hawai
dan Singapore Brookfield 1990. Banyak kajian yang sudah dilakukan untuk mengkaji kerentanan ekologi
dan ekonomi dari suatu sistem pulau pada berbagai skala ruanglokasi yang berbeda. Hasil kajian tersebut kadang-kadang menunjukkan sesuatu yang
berbeda. Banyak peneliliti yang menyatakan bahwa isu utama pulau-pulau kecil bukan karena keterisolasian dan smallness semata, tetapi juga masalah
pembangunan yang dilakukan di pulau-pulau kecil. Menurut Farrel 1991 permasalahan esensi yang dihadapi oleh suatu negara kepulauan kecil small
island development stated adalah keterbatasan atau hanya sedikit hal yang dapat diperbuat karena karakteristiknya yang smallness dari pulau kecil tersebut.
2.4.1. Konsep Kerentanan
Kerentanan memiliki banyak pengertian, baik ditinjau dari aspek maupun dari sisi cakupan. Menurut Ford 2002, pengertian kerentanan mengandung dua
aspek, yaitu yang terkait dengan sifatnya relative nature dan terkait dengan
cakupan atau skala. Terkait dengan sifatnya, kerentanan adalah suatu entitas dari suatu sistem yang menggambarkan kondisinya, sedangkan dilihat dari skalanya,
kerentanan digunakan dalam berbagai skala yang berbeda, seperti rumah tangga, komunitas, ataupun negara. Pada Tabel 4 disajikan beberapa pengertian
kerentanan. Tabel 4. Beberapa pengertian kerentanan
Nama Tahun Pengertian
Timmerman 1981
Derajat atau tingkatan pada suatu sistem bertindak terhadap suatu kejadian yang tidak baik.
Susman et al. 1983
Derajat atau tingkat pada suatu kelas sosial yang berbeda dalam hal resiko baik suatu kejadian fisik maupun efek
dari sistem sosial Kates et al.
1985 Kapasitas yang dapat diadaptasi dari suatu gangguan atau
reaksi terhadap kondisi yang kurang baik UN Department
of Humanitarian Affairs
1992 Tingkat kehilangan 0-100 yang dihasilkan dari suatu
potensi dampak fenomena alam Cutter
1993 Kecenderungan yang dialami oleh individu atau
kelompok yang akan terekspose terhadap suatu bahaya Watts dan
Bohle 1993
Kerentanan didefinisikan sebagai fungsi dari keterbukaan, kapasitas dan potensial, dimana respon
terhadap kerentanan untuk mereduksi keterbukaan dan meningkatkan kemampuan mengatasi, dan atau
menguatkan potensi pemulihan
Blaikie et al. 1994
Karakteristik dari seseorang atau sekumpulan orang terkait dengan kemampuannya untuk mengantisipasi
mengatasi, resisten dan memulihkan diri dari dampak bencana alam
Bohle et al. 1994 Suatu
ukuran secara
agregate kesejahteraan manusia yang terintegrasi antara lingkungan, sosial, ekonomi dan
politik dalam mengatasi gangguan Dow dan
Downing 1995
Perbedaan kepekaan dari keadaan yang berpengaruh terhadap kondisi rentan, seperti faktor biofisik,
demografi, ekonomi, sosial, dan teknologi Smith
1996 Konsep kerentanan diisyaratkan ukuran resiko kombinasi
dari kemampuan ekonomi dan sosial untuk mengatasi dampak kejadian
Vogel 1998
Karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang terkait dengan kapasitasnya dalam mengantisipasi,
mengatasi, bertahan, dan memulihkan diri dari dampak perubahan iklim
Adger dan Kelly
1999 Kondisi individu atau kelompok masyarakat dalam
kaitannya dengan kemampuannya mengatasi dan beradaptasi terhadap berbagai tekanan eksternal yang
mengganggu kehidupan mereka.
Nama Tahun Pengertian
Karsperson et al.
2001 Tingkatan pada suatu sistem yang dipengaruhi oleh
keterbukaan atau gangguantekanan dan kemampuan untuk mengatasi atau memulihkan diri terhadap
gangguan
Liechenko and O’Brien
2002 Dinamika kerentanan adalah proses-proses ekonomi
nasional dan internasional yang mempengaruhi kapasitas individu dalam mengatasi, merespon dan beradaptasi
terhadap gangguan shocks alam dan sosial ekonomi
Sumber : Disadur dari Ford 2002
Istilah kerentanan merujuk pada kemudahan mengalami dampak dari faktor eksternal. Kerentanan adalah kecenderungan suatu entitas mengalami
kerusakan SOPAC 2005. Entitas dapat berupa fisik manusia, ekosistem, garis pantai atau konsep yang abstrak seperti komunitas, ekonomi, negara dan
sebagainya yang dapat dirusak. Kerentanan dapat bersifat tunggal dan komplek yang disebut overall vulnerability, yaitu suatu hasil dari banyak kerentanan yang
bekerja bersama-sama. Bahaya atau resiko hazard adalah sesuatu atau proses yang dapat menyebabkan kerusakan, tetapi hanya dapat didefinisikan dalam
istilah dari suatu entitas yang dirusak, seperti badai siklon adalah suatu bahaya bagi sebuah pulau kecil. Kerentanan memiliki makna yang beragam Campbell
2009, sebagaimana disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Sinonim dan antonim kata kerentanan
Synonym Antonym
Inggris
Indonesia Inggris
Indonesia weak
lemah strong
kuat powerless
sangat lemah powerfull
sangat kuat insecure
tidak terjamin secure
terjamin passive
pasif active
aktif expose
terbuka covered
tertutup unprotected
tidak terlindung protected
terlindung unstable
tidak stabil stable
stabil risk
beresiko safety
aman constrainedlimited
terbatas freeunlimited
tidak terbatas fragile
rapuh robust
tegap small
sempit large
luas peripheral
tidak memusat central
terpusat marginal
terpinggirkan impotant
penting dependent
tidak bebas independent
bebas Sumber: Campbell 2009
Perkembangan kajian kerentanan terhadap perubahan iklim telah melalui 4 empat tahapan, yaitu dimulai dengan kajian dampak impact assessment,
kemudian kajian kerentanan generasi pertama vulnerability assessment first- generation, kajian kerentanan generasi kedua vulnerability assessment scond-
generation, dan kajian adaptasi kebijakan vulnerability policy assessment Fussel dan Klein 2006. Kajian kerentanan generasi pertama dicirikan oleh
adanya evaluasi dampak iklim dalam bentuk relevansinya dengan masyarakat yang baru mempertimbangkan potensi adaptasi masyarakat di suatu wilayah.
Adapun novelty atau kebaharuan dari kajian kerentanan generasi kedua adalah penilaian terhadap kapasitas individuorang yang sudah bergeser dari sekedar
penilaian potensi kapasitas adaptif pada generasi pertama menjadi sebuah kelayakan adaptasi dari masyarakat terhadap perubahan iklim Fussel dan Klein
2006. Dengan kata lain, kelayakan adaptasi sudah mampu memperhitungkan kapasitas adaptasi masyarakat terhadap kerentanan. Perbedaan dan karakteristik
setiap tahapan perkembangan kajian kerentanan disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Karakteristik 4 tahapan perkembangan kajian kerentanan terhadap
perubahan iklim
Kajian dampak
Kajian Kerentanan Kajian Kebi-
jakan Adaptasi Generasi
Pertama Generasi kedua
Fokus utama kebijakan
Kebijakan mitigasi
Kebijakan mitigasi
Alokasi sumberdaya
Kebijakan adaptasi
Pendekatan analisis Positif Positif
Positif Normatif Hasil utama
Dampak potensi
Adaptasi awal pre-adaptation
Adaptasi akhir post-
adaptation Rekomendasi
strategi adaptasi Waktu
Jangka panjang
Jangka panjang Sedang-jangka
panjang Pendek – jangka
panjang Skala ruang
Nasional ke global
Nasional ke global
Lokal ke global Lokal ke nasional
Pertimbangan iklim, non-iklim dan
adaptasi Kecil
Parsial Penuh
Penuh Integrasi antara ilmu
sosial dan alam Rendah
Rendah ke sedang Sedang ke
tinggi Tinggi
Keterlibatan stakeholder
Rendah Rendah Sedang
Tinggi
Sumber : Fussel dan Klein 2006 Kerentanan adalah tingkatan dari suatu sistem terhadap kemudahan sistem
tersebut terkena dampak atau ketidak mampuan mengatasi dampak dari perubahan
iklim termasuk iklim yang berubah-ubah dan ekstrim. Kerentanan merupakan fungsi dari karakter, magnitude, laju dari variasi iklim karena terekspose,
sensitivitas dan kapasitas adaptasinya McCarthy et al. 2001. Adapun Karperson et al. 2003 dan Turner et al. 2003 menyebutkan bahwa kerentanan adalah
tingkat dimana manusia dan sistem alam akan mengalami kerugian karena gangguan atau tekanan dari luar. Sebagai contoh, kerentanan wilayah pesisir
terhadap perubahan iklim dan kenaikan muka laut adalah tingkat ketidakmampuan wilayah pesisir untuk mengatasi dampak dari perubahan iklim dan kenaikan muka
laut IPCC-CZMS 1992. Faktor geografi juga merupakan salah satu penyebab kerentanan
lingkungan pulau-pulau kecil. Secara geografi pulau-pulau kecil dapat memiliki kerentanan yang tinggi terhadap gangguan alam, atau karena letaknya yang tidak
strategis, sehingga pulau-pulau kecil memiliki kerentanan lokasi. Karena posisi pulau-pulau kecil juga dapat meningkatkan kerentanan karena berada pada zona
seperti topan dan daerah tercemar. Kerentanan pulau-pulau kecil karena posisiletak disebut sebagai kerentanan ruang vulnerability of space Turvey
2007. Kajian kerentanan ruang dimaksudkan untuk mengetahui mengapa suatu lokasi pulau-pulau kecil lebih rentan dari lokasi lainnya. Istilah ruang ini
memiliki makna geografi seperti lokasi, ukuran dari pulau-pulau kecil, lingkungan fisik dimana manusia hidup, biofisik, interaksi sistem ekonomi dan politik.
Dolan dan Walker 2003 mengemukan terdapat 3 karakteristik dari kerentanan. Pertama; kerentanan dicirikan oleh ketersingkapan suatu sistem
terhadap bencana alam misalnya banjir di wilayah pesisir dan bagaimana bencana tersebut mempengaruhi kehidupan manusia dan infrastruktur yang ada di
wilayah tersebut. Kedua; dari sudut pandang hubungannya terhadap manusia, kerentanan bukan hanya dilihat sebagai hubungan fisik semata. Dalam hal ini,
kerentanan ditentukan oleh ketidakwajaran dari distribusi dampakefek negatif dan resiko di antara kelompok masyarakat yang ada di suatu wilayah, dan
kerentanan adalah hasil dari proses sosial dan struktur yang memiliki hambatan terhadap akses sumberdaya. Ketiga; dari perspektif keterpaduan antara
kejadianperistiwa secara fisik dan fenomena sosial yang menyebabkan
ketersingkapan terhadap resiko dan keterbatasan kapasitas masyarakat dalam merespon bencana alam yang muncul.
2.4.2. Kerentanan Lingkungan