Pulau Kasu Proyeksi Perubahan Kerentanan Lingkungan Pulau-Pulau Kecil

Gambar 26. Proyeksi dinamika kerentanan lingkungan Pulau Kasu, Pulau Barrang Lompo dan Pulau Saonek Seperti terlihat pada Gambar 26, Pulau Barrang Lompo memiliki kerentanan saat ini yang paling tinggi, disusul Pulau Saonek dan Pulau Kasu. Dengan melakukan proyeksi sampai tahun 2100, terlihat bahwa Pulau Barrang Lompo dan Pulau Saonek akan mencapai kerentanan sangat tinggi lebih dari 40.48, sedangkan Pulau Kasu masih berada pada kategori kerentanan rendah kurang dari 40.48. Perbedaan kerentanan ini sangat ditentukan kondisi lingkungan dan sosial dan ekonomi ketiga pulau tersebut. Perbedaan tersebut terjadi pada komponen exposure, sensitivity dan adaptive capacity.

4.7. Proyeksi Perubahan Kerentanan Lingkungan Pulau-Pulau Kecil

4.7.1. Pulau Kasu

Seperti telah dipaparkan pada Gambar 26, dimana terlihat adanya perbedaan kerentanan ketiga pulau kecil, baik kerentanan saat ini maupun proyeksi kerentanan lingkungan pada waktu yang akan datang. Untuk mengkaji lebih jauh perubahan dinamika kerentanan ke 3 pulau kecil tersebut, dilakukan proyeksi berdasarkan 2 skenario pengelolaan, yaitu pengelolaan skenario 1 dan pengelolaan skenario 2. Perubahan kerentanan Pulau Kasu tanpa adanya upaya pengelolaan, kecenderungan yang terjadi adalah kenaikan muka laut dan dampak kenaikan muka laut terhadap pemukiman. Upaya mengurangi peningkatan kerentanan 10 20 30 40 50 60 2010 2014 2018 2022 2026 2030 2034 2038 2042 2046 2050 2054 2058 2062 2066 2070 2074 2078 2082 2086 2090 2094 2098 In de k s Keren tan an Tahun P. Kasu P. Barrang Lompo

P. Saonek

Pulau Kasu, dapat dilakukan dengan 2 skenario. Skenario pertama adalah dengan meningkatkan kapasitas adaptif Pulau Kasu dengan mengembangkan atau menetapkan habitat pesisir menjadi kawasan konservasi sekitar 30 dari habitat pesisir yang ada. Dengan menetapkan kawasan habitat pesisir sebagai kawasan konservasi laut, maka ada jaminan bahwa tidak akan terjadi penurunan kualitas dari habitat pesisir yang ada di pulau ini, sehingga fungsi sebagai pelindung pulau tetap terjamin. Skenario kedua, adalah meningkatkan kawasan konservasi laut menjadi 50 dari habitat pesisir yang ada, dan juga mengembangkan kebijakan untuk memindahkan pemukiman penduduk ke tempat yang lebih aman di pulau tersebut. Pilihan skenario kedua ini dapat dilakukan sebagai pengelolaan jangka panjang, manakala pilihan skenario pertama sudah tidak dapat mengurangi peningkatan kerentanan Pulau Kasu. Pada Gambar 27 disajikan perbandingan kerentanan Pulau Kasu tanpa pengelolaan, pengelolaan skenario 1 dan pengelolaan skenario 2. Gambar 27. Proyeksi kerentanan lingkungan Pulau Kasu

4.7.2. Pulau Barrang Lompo