Sensitivity Sensitivitas Adaptive Capacity Kapasitas Adaptif

4.5.2 Sensitivity Sensitivitas

Nilai parameter sensitivity ketiga pulau yang diteliti juga menunjukkan perbedaan yang signifikan. Dari 5 parameter sensitivity, 4 parameter relatif berbeda antar ketiga pulau, yaitu elevasi pantai, kemiringanslope, penggunaan lahan, dan lokasi pemukiman. Elevasi Pulau Barrang Lompo memiliki sensitivitas yang paling tinggi dibandingkan dengan pulau lainnya, disusul dengan Saonek. Pulau Kasu memiliki sensitivitas yang paling rendah dilihat dari ukuran ketinggian. Berbeda dengan ketinggian, kemiringan pulau tidak terlalu berbeda secara signifikan antar pulau. Sensitivitas pulau dilihat dari penggunaan lahan, juga memiliki perbedaan antar ketiga pulau. Pulau Barrang Lompo memiliki tingkat sensitivitas yang paling tinggi, hal ini disebabkan karena hampir seluruh wilayah daratan pulau ini digunakan untuk lahan pemukiman. Pulau Saonek juga memiliki tingkat sensitivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan Pulau Kasu. Tipologi pantai tidak memiliki perbedaan signifikan antar ketiga pulau, meskipun ketiga pulau tidak memiliki jenis pantai yang sama. Lokasi pemukiman juga memiliki perbedaan antar ketiga pulau. Pemukiman di Pulau Kasu merupakan yang paling sensitif karena terletak di depan garis pantai dan berada di atas permukaan laut. Perbandingan tingkat sensitivitas ketiga pulau disajikan pada Gambar 24. Gambar 24. Perbandingan nilai parameter sensitivity ketiga pulau 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Tipologi Pantai Elevasi Slope Penggunaan Lahan Pemukiman Pr opo rsi Ni lai Sen sit iv it y Parameter Kerentanan Lingkungan Kasu B. Lompo Saonek

4.5.3 Adaptive Capacity Kapasitas Adaptif

Nilai-nilai parameter dari adaptive capacity juga berbeda antar ketiga pulau. Parameter adaptive capacity tersebut adalah habitat pesisir, ekosistem terumbu karang, ekosistem mangrove, ekosistem lamun, dan kawasan konservasi. Seperti terlihat pada Gambar 25, persentasi setiap parameter tersebut berbeda. Proporsi habitat pesisir terbesar terdapat di Pulau Barrang Lompo, disusul Pulau Saonek dan Kasu. Dilihat dari keragaman habitat pesisir, Pulau Saonek memiliki habitat pesisir yang paling lengkap seperti terumbu karang, mangrove, dan padang lamun. Sementara pulau lainnya hanya memiliki dua jenis habitat pesisir. Kualitas tutupan terumbu karang di Pulau Barrang Lompo dan Saonek jauh lebih baik dari kualitas tutupan terumbu karang di Pulau Kasu. Berbeda dengan karang, ekosistem mangrove dominan terdapat di Pulau Kasu. Pulau Saonek juga memiliki ekosistem mangrove relatif terjaga dengan baik karena tidak dirusak oleh masyarakat. Ekosistem lamun juga dominan terdapat di Pulau Kasu, jika dibandingkan ekosistem lamun yang terdapat di Pulau Barrang Lompo maupun Saonek. Parameter terakhir dari adaptive capacity, yaitu keberadaan kawasan konservasi di ketiga pulau relatif sama. Sampai saat ini belum ada kawasan yang secara formal ditetapkan oleh pemerintah maupun masyarakat sebagai kawasan konservasi laut. Gambar 25. Perbandingan nilai parameter adaptive capacity ketiga pulau 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Habitat Pesisir Terumbu Karang Mangrove Lamun Konservasi Laut Pr opo rsi Ni la i Adaptive Capa city Parameter Kerentanan Lingkungan Kasu B. Lompo Saonek

4.6. Perhitungan Indeks Kerentanan Lingkungan Pulau-Pulau Kecil