Pulau Kasu Analisis Skenario Perubahan Kerentanan Lingkungan

kawasan konservasi tersebut memberikan manfaat dengan periode waktu yang berbeda-beda.

5.3.1 Pulau Kasu

Seperti telah diuraikan dalam Sub-bab 4.6 dan 4.7, kerentanan ketiga pulau berbeda, dimana Pulau Barrang Lompo dan Pulau Saonek memiliki kerentanan sedang, sedangkan Pulau Kasu masih dalam kategori kerentanan rendah. Setelah mencermati perilaku dari parameter kerentanan dari setiap komponen exposure, sensitivity, dan adaptive capacity, diperoleh beberapa indikasi parameter yang akan cepat mengalami perubahan. Perubahan kerentanan Pulau Kasu dalam 2 tahun ke depan disebabkan oleh pengaruh kenaikan muka laut terhadap letak pemukiman penduduk yang umumnya dibangun di atas perairan. Hal ini telah diindikasikan oleh dampak yang sudah mulai dirasakan masyarakat, bahwa pada saat pasang tertinggi, permukaan air beberapa kali sudah mencapai lantai rumah penduduk yang berada di atas permukaan laut. Dengan demikian, parameter yang akan mempengaruhi perubahan kerentanan Pulau Kasu secara cepat adalah kenaikan muka laut dan pemukiman penduduk. Dengan mengubah nilai skor dari kedua parameter tersebut, perubahan kerentanan dapat diprediksi hingga tahun 2100. Hasil analisis menunjukkan, bahwa akan terjadi perubahan kerentanan secara signifikan pada Pulau Kasu. Tabel 22 menyajikan skenario perubahan kerentanan tanpa pengelolaan, pengelolaan skenario 1, dan pengelolaan skenario 2. Tabel 22. Skenario perubahan kerentanan Pulau Kasu No. Skenario Pengelolaan Perubahan Kerentanan Sedang Tinggi Sangat Tinggi 1. Tanpa pengelolaan 2017 2040 - 2. Pengelolaan skenario 1 2021 2060 - 3. Pengelolaan skenario 2 2032 - - Dinamika kerentanan Pulau Kasu relatif kecil, sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 22 di atas. Perubahan kerentanan baik tanpa dilakukan pengelolaan maupun dilakukan pengelolaan hingga tahun 2100, maksimal hanya berada pada kategori kerentanan tinggi, yang berarti tidak mencapai kategori kerentanan sangat tinggi. Hal ini disebabkan karena skor masing-masing parameter ketiga dimensi kerentanan umumnya berada pada kategori rendah sampai sedang. Jika tidak dilakukan pengelolaan, dalam waktu 7 tahun akan terjadi perubahan kerentanan dari kerentanan saat ini rendah menjadi kerentanan sedang. Perubahan kerentanan sedang menjadi kerentanan tinggi akan terjadi dalam waktu 23 tahun. Jika dilakukan pengelolaan skenario 1 penetapan habitat pesisir Pulau Kasu seluas 30 menjadi kawasan konservasi, dalam jangka waktu 11 tahun dari sekarang akan terjadi perubahan dari kerentanan saat ini rendah menjadi kerentanan sedang. Hal ini berarti perubahan kerentanan dapat diperlambat selama 4 tahun untuk perubahan dari kerentanan rendah ke kerentanan sedang. Untuk perubahan kerentanan dari kerentanan sedang ke kerentanan tinggi dibutuhkan waktu sekitar 39 tahun, yang berarti terjadi perlambatan 20 tahun yaitu dari tahun 2040 tanpa pengelolaan menjadi tahun 2060 pengelolaan skenario pengelolaan 1. Apabila dilakukan pengelolaan skenario 2 penetapan konservasi 50 dan pemindahan pemukiman, perubahan kerentanan dari keadaan saat ini menjadi kerentanan sedang baru terjadi pada 22 tahun ke depan. Berdasarkan dinamika kerentanan Pulau Kasu ini, dapat disimpulkan bahwa tipologi Pulau Kasu sebagai pulau petabah berbukit tidak terlalu rentan terhadap perubahan kenaikan muka laut dan faktor-faktor lainnya seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Karakteristik pulau yang relatif terlindung dengan tingkat kapasitas adaptif yang tinggi, menyebabkan kerentanan Pulau Kasu relatif rendah. Perubahan parameter komponen kerentanan yang ada juga tidak banyak, sehingga dinamika kerentanan pada masa yang akan datang relatif rendah.

5.3.2 Pulau Barrang Lompo