Uji Multikolonieritas Uji Heteroskedastisitas Uji Autokolerasi

Pola distribusi normal dapat dilihat dengan tampilan histogram pada Gambar 4.1. menampilkan bahwa tampilan grafik histogram memberikan pola distribusi normal dengan penyebaran secara merata baik ke kiri maupun ke kanan. Gambar 4.2. Kurva PP-Plots Setelah Transformasi Gambar 4.2. menunjukkan titik-titik mendekati atau tidak meyebar jauh dari titik diagonal.

4.1.2.2. Uji Multikolonieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen, jika terjadi korelasi berarti terjadi masalah multikolinieritas”. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dilihat dari nilai Tolerence dan lawannya Variance Inflation Factor VIF. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih dan tidak dijelaskan oleh variabel lainnya. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 ≥ 10. Hasil dari uji multikolinieritas dapat dilihat pada Tabel 4.5 yang di ambil dari tabel regresi linier berganda pada lampiran 5. Tabel 4.5 Uji Multikolinieritas Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant EVA.sqrt .971 1.030 Likuiditas.sqrt .971 1.030 Sumber Data : SPSS 16 diolah Peneliti, 2015 Berdasarkan hasil pengujian tabel 4.5, dapat dilihat bahwa nilai tolerance dari EVA dan likuiditas 0,10 yaitu 0,971 dan VIFnya 10 yaitu 1.030. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak terjadi multikolinieritas diantara variabel independen dalam penelitian.

4.1.2.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dapat dilihat dari gambar scater plots. Apabila data menyebar, tidak menyempit dan membentuk pola tertentu maka dapat dikatakan bahwa model regresi terbebas dari heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas setelah dilakukan transformasi data dapat dilihat pada Gambar 5.6. berikut: Gambar 4.3. Scatterplot Sumber Data : SPSS 16 diolah Peneliti, 2015 Dari Gambar 4.3. diatas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dan telah tersebar baik di atas maupun dibawah angka 0 nol pada sumbu Y sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

4.1.2.4. Uji Autokolerasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t- 1 sebelumnya”. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Uji yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dapat dilihat dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Kriteria uji autokorelasi menurut Rusiadi, dkk 2013:182 adalah : a Angka DW dibawah dl berarti ada Autokorelasi positif b Angka DW diantara du sampai 4-du berarti tidak ada Autokorelasi. c Angka DW 4-du berarti ada Autokorelasi negatif Hasil uji Autokorelasi dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut : Tabel 4.6 Autokolerasi Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .392 a .153 .109 .38340 2.079 Sumber Data : SPSS 16 diolah Peneliti, 2015 Berdasarkan nilai Durbin Watson DW sebesar 2,079, nilai dl pada n=41 sebesar 1,3992 dan nilai du sebesar 1,6031 berarti nilai DW berada diantara nilai du sampai 4-du 4-1,6031=2,3969 berarti tidak ada Autokorelasi. Kesimpulannya model regresi tidak terjadi autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif. 4.1.3. Pengujian Hipotesis 4.1.3.1 Uji Signifikansi Simultan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Profitability Ratio dan Economic Value Added Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2007 – 2012

2 97 96

Pengaruh Economic Value Added dan Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 67 80

Analisis Pengaruh Economic Value Added, Profitabilitas, dan Independensi Dewan Komisaris terhadap Return Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 70 117

Pengaruh Economic Value Added ( EVA), Market Value Added (MVA) Dan Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Tambang Yang Terdaftar Di BEI

4 65 80

Analisis Pengaruh Economic Value Added, Market Value Added dan Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

2 74 84

Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) Terhadap Market Value Added (MVA) Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar Dan Kimia Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2011 - 2012

0 73 84

Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) Dan Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa Yang Terdaftar Di Bersa Efek Indonesia (BEI)

1 32 98

Pengaruh Economic Value Added, Earnings Per Share, Return On Assets, Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Consummer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 42 98

Pengaruh Economic Value Added, Market Value Added, dan Rasio Profitabilitas Perusahaan Terhadap Return Saham Perusahaan yang Terdaftar Di BEI.

0 41 97

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) danLikuiditas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Industri Pertambangan yang Terdaftar di BEI

0 0 7