2. Return Ekspektasi Return Ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh
investor di masa mendatang dan return ekspektasi sifatnya belum terjadi. Return ini dapat dihitung dengan mengalikan masing-masing hasil masa
depan outcome dengan probabilitas kejadiannya dan menjumlah semua produk perkalian tersebut.
Jogianto 2009: 200 mengemukakan beberapa pengukuran return realisasi yang banyak digunakan adalah return total, relatif return, kumulatif return, dan
return disesuaikan. Rata-rata dari return dapat dihitung berdasarkan aritmatika arithmetic mean atau rata-rata geometrik geometric mean. Perhitungan ini
menggunakan data harga saham historis yaitu pergerakan harga saham dari awal pengamatan sampai akhir pengamatan.
2.1.3.3. Pengukuran Return Saham
Berdasarkan pengertian return, bahwa return suatu saham adalah hasil yang diperoleh dari investasi dengan cara menghitung selisih harga saham periode
berjalan dengan periode sebelumnya dengan mengabaikan dividen, maka dapat ditulis rumus: Samsul, 2006:291
R
i
= P
t
– P
t-1
P
t-1
Dimana: Ri
= Return saham P
t
= Harga saham pada periode t P
t-1
= Harga saham pada periode t-1
2.1.3.4.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham
Kinerja keuangan merupakan faktor penentu naik turunnya return saham. Semakin baik kinerja emiten maka semakin besar pengaruhnya terhadap kenaikan
return saham, begitu pula sebaliknya. Kinerja keuangan dapat di ukur dari nilai tambah ekonomis EVA dan likuiditas perusahaan CR. Untuk itu perusahaan
harus dapat meningkatkan kinerja keuangannya agar dapat meningkatkan return saham.
Menurut Asnawi dan Wijaya, 2005:95 kinerja keuangan keuangan yang secara langsung mempengaruhi return saham dikelompokkan yaitu rasio
likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio pasar dan economic value added EVA.
1. Rasio likuiditas, yang menyatakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dalam jangka waktu pendek. Rasio ini terbagi
menjadi Current ratio, quick ratio, dan net working capital. Semakin tinggi rasio ini semakin baik return saham yang akan diterima investor.
2. Rasio solvabilitas, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang, dimana rasio ini terbagi menjadi
menjadi debt ratio, debt to equity ratio, long term debt to equity ratio, long term debt to capitalization ratio, times interest earned, cash flow interest
coverage, cash flow to net income, dan cash return sales. Semakin tinggi rasio ini semakin rendah return saham yang akan diterima investor.
3. Rasio aktivitas,
menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam
memanfaatkan harta yang dimilikinya, terbagi menjadi total asset
turnover, fixed asset turnover, account receivable turnover, inventory turnover, average collection period, dan
day’s sales in inventory. Semakin tinggi rasio ini semakin baik return saham yang akan diterima investor.
4. Rasio profitabilitas, menunjukkan kemampuan dari perusahan dalam menghasilkan keuntungan, terbagi menjadi gross profit margin, net profit
margin, operating return on assets, return on equity dan operating ratio. Semakin tinggi rasio ini semakin baik return saham yang akan diterima
investor. 5. Rasio pasar, menunjukkan informasi yang penting perusahaan dan
diungkapkan dalam basis per saham, terbagi menjadi dividend yield, devidend per share, earning per share, devidend payout ratio, price
earning ratio, book value per share, dan price to book value. Semakin tinggi rasio ini semakin baik return saham yang akan diterima investor.
6. EVA merupakan suatu cara untuk mengukur profitabilitas operasi yang sesungguhnya, apakah sudah mampu memberikan nilai tambah atau belum
terhadap perusahaan. Jika kinerja manajemen baik atau efektif dilihat dari nilai tambah, maka akan tercermin dalam peningkatan harga saham
perusahaan. EVA yang positif akan dapat meningkatkan harga saham, begitu juga profitabilitas meningkat akan dapat meningkatkan harga
saham.
2.2. Review Penelitian Terdahulu
Berikut ini dikemukakan penelitian-penelitian terdahulu tentang pengaruh EVA, dan likuiditas terhadap return saham pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Sebelumnya
NO Peneliti dan Tahun
Variabel Penelitian Hasil Penelitian
1 Hidayat
2011 -Economic Value Added
EVA, -Market
Value Added
MVA -Debt to Equity Ratio
DER Return saham
Hasil penelitiannya secara parsial EVA berpengaruh terhadap return
saham, dengan
perolehan nilai
probabilitas sebesar 0,022. Variabel Market Value Added MVA dan Debt
to Equity Ratio DER secara parsial tidak berpengaruh terhadap return
saham. Semakin tinggi EVA maka semakin tinggi pula return sahamnya.
2 Pradhono
2004 -EVA,
-Residual income, -earnings,
-arus kas, -return saham.
Variabel EVA tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap return
saham, namun pengaruhnya positif. Semakin tinggi EVA maka semakin
tinggi pula return sahamnya
3 Rosy
2008 - pertumbuhan aset
- kebjakan dividen - rasio likuiditas
- rasio keuntungan - tingkat utang
- PER - EPS
- Return Saham Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa secara parsial tidak terdapat pengaruh antara Economic Value
Added EVA terhadap return saham, sedangkan
Market Value
Added MVA dengan harga saham terdapat
pengaruh secara parsial.
4 Mardiyanto
2013 - EVA
- MVA - return saham
Nilai Tambah Ekonomis EVA dan Nilai
Tambah Pasar
MVA berpengaruh terhadap return
saham.
5 Laksana
2000 - EVA
- return saham Hsil
penelitiannya membuktikan
bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara EVA dengan return
saham, kenaikan dan penurunan EVA tidak
dapat dihubungkan
secara langsung
dengan kenaikan
atau penurunan return saham
6 Ulupui
2007 - CR
- ROA - ATO
- DTE - return saham
Hasil penelitiannya
membuktikan bahwa CR dan ROA berpengaruh
signifikan terhadap return saham, sedangkan ATO dan DTE tidak
berpengaruh signifikan.
Sumber : Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu, 2015
Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu dapat diketahui adanya perbedaan-perbedaan hasil penelitian berkaitan dengan pengaruh EVA terhadap
return saham. Hasil penelitian Hidayat 2011 dan Mardiyanto 2013 membuktikan EVA berpengaruh terhadap return saham, sedangkan hasil
penelitian Pradhono 2004, Rosy 2008 dan Laksana 2000 membuktikan EVA tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap return saham. Kedua hasil
penelitian yang berbeda inilah yang memotivasi peneliti untuk meneliti kembali dengan originalitas dari penelitian Hidayat 2011. Perbedaanya adalah pada
penelitian sekarang hanya menggunakan dua variabel bebas yaitu EVA dan likuiditas. Objek penelitian juga berbeda dimana sebelumnya hanya menggunakan
satu objek perusahaan saja maka pada penelitian sekarang menggunakan objek yang berbeda yaitu perusahaan-perusahaan pertambangan di BEI yang berjumlah
15 perusahaan.
2.3. Kerangka Konseptual
Berdasarkan rumusan masalah dan teori yang ada maka penelitian ini dapat digambarkan kedalam skema kerangka konseptual yang dapat dilihat pada
Gambar 2.1
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
EVA Return Saham
Likuiditas
Return memiliki peran yang signifikan dalam menentukan nilai dari suatu investasi. Suharli 2005 menyebutkan bahwa return dapat menjadi indikator
untuk meningkatkan wealth para investor termasuk didalamnya para pemegang saham. EVA adalah suatu cara untuk mengukur profitabilitas operasi yang
sesungguhnya. EVA mengukur nilai tambah dalam suatu periode tertentu. Nilai tambah ini tercipta apabila perusahaan memperoleh keuntungan profit di atas
cost of capital perusahaan. Penelitian mengenai EVA pernah diteliti oleh Resmi 2002, hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa EVA tidak berpengaruh
terhadap return saham. Penelitian yang serupa pernah diteliti juga oleh Tinneke 2007 dan Husniawati 2008 penelitian mereka menunjukkan bahwa variabel
EVA berpengaruh terhadap return saham. Perusahaan yang memiliki likuiditas baik maka memungkinkan
pembayaran deviden dengan lebih baik pula Michelle Megawati,2005. Dari sudut pandang pemberi pinjaman terdapat anggapan bahwa semakin tinggi nilai
rasio lancar, maka semakin baik posisi pemberi pinjaman. Hal ini juga dapat dilihat dari sudut pandang investor, dimana semakin tinggi nilai rasio lancar akan
memberikan perlindungan terhadap kemungkinan kerugian drastis bila terjadi kegagalan perusahaan. Kelebihan aktiva lancar yang besar atas kewajiban lancar
tampaknya membantu melindingi klaim, karena persediaan dapat dicairkan dengan pelelangan atau karena tidak terdapat banyak masalah dalam penagihan
piutang usaha. Semakin tinggi tingkat likuiditas maka akan semakin besar pula
kemampuan perusahaan untuk membayar deviden sehingga menghasilkan return
positif dan dapat meningkatkan harga saham Wild, 2005:27. CR digunakan untuk menilai likuiditas suatu perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik
kemampuan likuiditas perusahaan yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu perusahaan dalam kondisi baik akan semakin besar. Apabila hal tersebut
terjadi maka hal tersebut akan berdampak pada meningkatnya keuntungan perusahaan. Dengan keuntungan yang tinggi maka tingkat pengembalian return
saham juga tinggi Michelle Megawati,2005.
2.2 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian kerangka pemikiran yang telah dikemukakan sebelumnya, hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Economic Value Added EVA dan likuiditas CR berpengaruh terhadap Return Saham baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan industri
Pertambangan yang terdaftar di BEI”.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut Umar 2003 : 30 penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan
untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variable lainya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain. Variabel Independen X
dalam penelitian ini adalah Economic Value Added dan rasio likuiditas untuk kemudian diuji dan dianalisis pengaruhnya terhadap return saham Y sebagai
variabel dependen dalam penelitian ini.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan industri pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indoensia dengan melakukan browsing pada situs
www.idx.co.id. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan mulai dari November 2014 sampai Maret 2014.
3.3 Defenisi Variabel
Terdapat tiga variabel dalam penelitian ini yaitu dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebasnya adalah Economic Value Added dan Rasio
Likuiditas Current Ratio. Variabel terikatnya adalah return saham. a. Variabel
bebas independent
variabel adalah
variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen Sugiono, 2009:59. Variabel independen dalam penelitian ini ada 2 yaitu:
1. Economi Value Added X
1
Economi Value Added EVA adalah merupakan laba ekonomis yang dapat dihitung untuk setiap kesatuan, termasuk divisi, departemen, lini
produk, segmen bisnis secara geografis, dan sebagainya Young dan O’Byrne, 2001:32.
Langkah-langkah menghitung EVA :
Menghitung biaya hutang Kd
Kd = Biaya bunga tahunan
Total hutang jangka panjang Kd = Kd 1-T
Keterangan : Kd = biaya hutang setelah pajak
T = tarif pajak yang dikenakan
Menghitung biaya modal sendiri Ke
Menggunakan pendekatan discounted cash flow model, di mana dividend yield ditambahkan dengan tingkat pertumbuhan yang
diharapkan. Formulanya adalah : Ke = Dividend Yield + g
Dividend Yield + plowback ratio x r Divident Yield + [1-Dividen Payout x r ]
Keterangan : Ke
= Biaya modal sendiri g
= Tingkat pertumbuhan yang diharapkan grouwth r
= Tingkat pengembalian return
Menghitung struktur permodalan dari neraca
Struktur permodalan yang dipakai adalah proporsi hutang dan proporsi modal sendiri dalam bentuk persentase dari jumlah hutang dan modal
sendiri jumlah pasiva. Proporsi hutang WD diperoleh dengan:
WD = D
X 100 D+E
Proporsi ekuitas WE diperoleh dengan: WE =
E X 100
D+E
Menghitung NOPAT
NOPAT = EAT + IAT Keterangan :
NOPAT = Laba operasi setelah pajak Net Operating After Tax EAT = Laba bersih Earnings After Tax
IAT = Interst After Tax
Menghitung tingkat pengembalian r
Perhitungan tingkat pengembalian r adalah dengan menggunakan pendekatan laba bersih operasi setelah pajak NOPAT dibagi dengan
proporsi modal yang diinvestasikan.
r = NOPAT
Capital Keterangan :
NOPAT = Laba operasi setelah pajak Net Operating After Tax
Capital = Modal Saham Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang WACC
Penghitungan biaya
modal rata-rata
tertimbang WACC
menggunakan pendekatan WACC. WACC = kd x Wd + Ke x We
Keterangan: Kd
= Biaya hutang setelah pajak Ke
= Biaya modal sendiri Wd
= Proporsi hutang We
= Proporsi modal sendiri
Menghitung EVA
EVA = NOPAT – C x Capital
Keterangan: EVA
: Economi Value Added NOPAT
: Laba bersih setelah pajak C
: Biaya modal rata-rata tertimbang WACC Capital
: Modal Ekuitas dan hutang
2. Rasio Likuiditas X
2
Rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek yang akan jatuh tempo dengan tepat
waktu. Pengukuran likuiditas menggunakan Current ratio yaitu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan
x 100 Ketarangan:
Current Ratio = Rasio Likuiditas
Current Assets = Aktiva Lancar Perusahaan
Current Liabilities = Kewajiban Lancar Perusahaan b. Variabel terikat dependent variabel adalah variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas Sugiono, 2009:59. Variabel dependen dalam penelitian ini ada 1 yaitu Return
Saham Y yang merupakan pendapatan yang dinyatakan dalam persentase dari modal awal investasi. Pendapatan investasi dalam saham meliputi
keuntungan jual beli saham, di mana jika untung disebut capital gain dan jika rugi disebut capital loss Samsul, 2006:291.
R
i
= P
t
– P
t-1
P
t-1
Ketarangan: Ri
= Return saham P
t
= Harga saham pada periode t P
t-1
= Harga saham pada periode t-1
Untuk memperjelas indikator dan alat ukur yang digunakan untuk masing- masing variabel tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel
No Variabel
Definisi Indikator
Skala 1.
Economi Value
Added X
1
Merupakan laba
ekonomis yang dapat dihitung untuk setiap
kesatuan, termasuk
divisi, departemen, lini produk, segmen bisnis
secara geografis, dan sebagainya
EVA = NOPAT CxCapital Rasio
2.
Rasio Likuiditas
X
2
Merupakan kemampuan
perusahaan
untuk
memenuhi kewajiban finansial
jangka pendek
yang akan
jatuh tempo dengan tepat waktu
TCA CR = x 100
TCL Rasio
3.
Return Saham
Y pendapatan
yang dinyatakan
dalam persentase dari modal
awal investasi.
Pendapatan investasi
dalam saham meliputi keuntungan jual beli
saham, di mana jika untung disebut capital
gain dan jika rugi disebut capital loss
R
i
= P
t
– P
t-1
P
t-1
Rasio
Sumber: Data diolah 2014
3.4. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Jenis Data