53 Taman Nasional Bunaken, diantaranya ikan kuda gusumi Hippocampus kuda,
oci putih Seriola rivoliana, lolosi ekor kuning Lutjanus kasmira, goropa Ephinephelus spilotoceps dan Pseudanthias hypselosoma, ila gasi Scolopsis
bilineatus , dan lain-lain. Jenis molusca seperti kima raksasa Tridacna gigas,
kepala kambing Cassis cornuta, nautilus berongga Nautilus pompillius, dan tunikatesascidian
Departemen Kelautan dan Perikanan, 2001. Taman Nasional Bunaken ditetapkan berdasarkan SK Menteri Kehutanan
No.730Kpts-II1991 dan No. 6186Kpts-II2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Taman Nasonal. Luas Taman Nasional Bunaken adalah 89.065 Ha,
meliputi Kabupaten Minahasa dan Kotamadya Manado, Provinsi Sulawesi Utara. Wilayah ini memiliki temperatur udara 26°-31° C dengan curah hujan 2.500–
3.500 mmtahun, ketinggian tempat 0–800 meter dpl dengan salinitas 33-35
o oo
, kecerahan 10 - 30 m, pasang surut 2,5 meter, musim barat November sd Februari,
musim timur Maret sd Oktober dan letak geografis 1°35’ - 1°49’ LU, 124°39’ - 124°35’ BT Departemen Kelautan dan Perikanan, 2001.
4.2.1 Wilayah pengelolaan Taman Nasional Bunaken
Status Taman Nasional Bunaken ditetapkan pada bulan oktober tahun 1991 luas totalnya sebesar 89.056 ha terdiri dari sekitar 3.452 ha berupa hutan
mangrove, tersebar sekitar 1.435 ha di Pulau Mantehage, 267 ha di Molas - Wori, dan sisanya sekitar 931 ha di pantai selatan Rap-rap, Sondaken dan Wawontulap
Pemprov. Sulawesi Utara, 2002. Berdasarkan data dari pengelola Taman Nasinal Bunaken tahun 2004 luas kawasan TN Bunaken adalah 89.065 ha,
meliputi bagian utara seluas 75.265 ha dan bagian selatan seluas 13.800 ha. Bagian utara terdiri dari 5 lima buah pulau: Bunaken, Manado Tua, Siladen,
pesisir Tanjung Pisok Kecamatan Bunaken, Kota Manado, Pulau Mantehage, Pulau Nain; dan Desa Tiwoho di daratan Sulawesi Kec. Wori, Kab. Minahasa
Utara. Sedang bagian selatan terdiri dari pesisir Tanjung Kalapa mulai dari pesisir Desa Poopoh, Kec. Tombariri, Kab. Minahasa sampai Desa Popareng,
Kec. Tumpaan, Kab. Minahasa Selatan. TN Bunaken termasuk tipe B, yang dalam pengelolaannya terbagi menjadi
tiga Seksi Konservasi Wilayah SKW, yaitu SKW 1 Pulau Mantehage, Pulau
54 Nain, dan pesisir Desa Tiwoho, SKW 2 pesisir Desa Poopoh, Teling, Kumu,
Pinasungkulan, Rap-Rap, Sondaken, Wawontulap, dan Popareng, dan SKW 3 Pulau Bunaken, Pulau Manado Tua, dan pesisir Desa Molas, Meras, dan
Tongkeina. Pengelolaan TN Bunaken berdasarkan UU No. 5 Tahun 1990 yaitu,
melalui pembagian wilayah-wilayah fungsional yang disebut zonasi mintakat. Pengusulan zonasi TN Bunaken memperhatikan pola pemanfaatan ekstraktif oleh
masyarakat setempat, dan pemanfaatan estetika bagi pariwisata alam terutama pariwisata selam. Sesuai dengan penilaian dan kriteria dasar, zonasi TN
Bunaken terdiri atas zona-zona yang berbeda untuk penggunaan yang berbeda pula sesuai dengan aktivitas spesifik dalam setiap zona. Menurut Rencana
Pengelolaan TN Bunaken tahun 2004 dibagi atas 4 empat zone, yaitu: 1 Zona inti Core Zone
2 Zona pemanfaatan pariwisata tourism use zone 3 Zona pemanfaatan ruang community use zone
4 Zona pendukung umum public support zone Pengkajian pengaruh biofisik lingkungan seperti aktivitas pariwisata,
perikanan dan budidaya laut terhadap kesinambungan pengelolaan pesisir terpadu di Taman nasional Bunaken telah dilakukan oleh
Christie et al. 2003. Pola dan sifat pengelolaan TN Bunaken didukung dan dikoordinasikan
oleh Unit Pelaksana Teknis UPT Kantor Balai Taman Nasional Bunaken, Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam, Departemen
Kehutanan. Kemampuan teknis pengelolaan sangat diperlukan agar Balai TN Bunaken
mampu memegang peranan sebagai koordinator bagi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan potensi kawasan TN Bunaken. Usaha pengelolaan ini dibantu
oleh Natural Resources Management Project NRMP, yang merupakan proyek bantuan luar negeri kerjasama antara USAID-BAPPENAS dan Departemen
Kehutanan. Proyek NRMP berakhir pada pertengahan tahun 1997 dan kemudian dilanjutkan dengan Proyek NRMP fase ke-II. Kajian terhadap faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap keberlanjutan proyek pengelolaan wilayah pesisir ICMP di Sulawesi Utara dilakukan
Pollnac et al., 2003.
55
4.2.2 Visi pengelolaan Taman Nasional Bunaken