Undang Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan

63 kawasan konservasi laut yang berada di bawah tanggung jawab Ditjen PHKA, Departemen Kehutanan.

5.1.2.3 Undang Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan

Undang-undang ini merupakan landasan hukum untuk pemerintah cq Departemen Kelautan dan Perikanan untuk mengembangkan kawasan konservasi perairan KKP yang mendukung pengelolaan perikanan yang berkelanjutan. Pasal 1 ayat 8 dari undang-undang ini disebutkan bahwa: “Konservasi sumber daya ikan adalah upaya perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan sumber daya ikan, termasuk ekosistem, jenis, dan genetik untuk menjamin keberadaan, ketersediaan, dan kesinambungannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragaman sumber daya ikan“. Sementara itu, pengertian ikan seperti yang tercantum pada Pasal 1 ayat 4 adalah: “... segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus hidupnya berada di dalam lingkungan perairan. Dengan demikian, secara riil di lapangan, penetapan kawasan pelestarian laut untuk hal ini dapat dikaji lebih jauh dari penjabaran pada Pasal 13 ayat 1 dan ayat 2 yaitu: 1 Dalam rangka pengelolaan sumber daya ikan, dilakukan upaya konservasi ekosistem, konservasi jenis ikan, dan konservasi genetika ikan. 2 Ketentuan lebih lanjut mengenai konservasi ekosistem, konservasi jenis ikan, dan konservasi genetika ikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, diatur dengan peraturan pemerintah PP. Selanjutnya pada bab penjelasan tentang Pasal 13 khususnya untuk ayat 1 dikemukakan bahwa: ”Kawasan konservasi yang terkait dengan perikanan, antara lain, adalah terumbu karang, padang lamun, bakau, rawa, danau, sungai, dan embung yang dianggap penting untuk dilakukan konservasi”. Dalam hal ini pemerintah dapat melakukan penetapan kawasan konservasi, antara lain, sebagai suaka alam perairan, taman nasional perairan, taman wisata perairan, danatau suaka perikanan. Pasal ini menyatakan bagaimana pengaturan lebih lanjut tentang konservasi perikanan ini memerlukan penerbitan PP khusus. Saat ini, PP yang mengatur tentang konservasi sumberdaya ikan sedang dibahas pada proses harmonisasi oleh Departemen Hukum dan HAM. Menurut pasal ini, 64 menteri yang bertanggungjawab adalah menteri yang bertanggungjawab di bidang perikanan, maka dapat dikatakan bahwa penerbitan PP ini berada di bawah tanggungjawab Departemen Kelautan dan Perikanan?. Hal lain, yang penting untuk dicermati adalah peran pemerintah pusat yang dijabarkan dalam undang-undang ini. Wewenang pemerintah pusat ini menurut pasal 14 adalah: a. Pemerintah mengatur danatau mengembangkan pemanfaatan plasma nutfah yang berkaitan dengan sumber daya ikan dalam rangka pelestarian ekosistem dan pemuliaan sumber daya ikan. b. Setiap orang wajib melestarikan plasma nutfah yang berkaitan dengan sumber daya ikan. c. Pemerintah mengendalikan pemasukan ikan jenis baru dari luar negeri danatau lalu antar pulau untuk menjamin kelestarian plasma nutfah yang berkaitan dengan sumber daya ikan. d. Setiap orang dilarang merusak plasma nutfah yang berkaitan dengan sumber daya ikan. e. Ketentuan lebih lanjut mengenai pemanfaatan dan pelestarian plasma nutfah sumber daya ikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, ayat 2, dan ayat 3, diatur dengan peraturan pemerintah. Adapun kebijakan yang berkaitan dengan wewenang pemerintah daerah dijabarkan pada pasal 65 di bawah ini: 1 Penyerahan sebagian urusan perikanan dari pemerintah kepada pemerintah daerah dan penarikannya kembali ditetapkan dengan peraturan pemerintah. 2 Pemerintah dapat menugaskan kepada pemerintah daerah untuk melaksanakan urusan tugas pembantuan di bidang perikanan pasal 65 ayat 1 dan 2. Dari pasal-pasal ini dapat disimpulkan bahwa undang-undang perikanan menempatkan sebagian besar wewenang untuk melakukan konservasi alam di lingkungan perairan sebagai tanggungjawab pemerintah pusat. Menurut undang-undang ini, wewenang pemerintah daerah berupa penugasan dan pelaksanaan sebagian dari urusan di bidang perikanan, termasuk dalam pemberian kewenangan pengelolaan kawasan konservasi perairan dari pemerintah kepada pemerintah daerah. 65 Selain itu terdapat turunan peraturan perundang-undangan dibawahnya yang mengatur pelestarian lingkungan secara umum dalam bentuk peraturan pemerintah PP, keputusan presiden Keppres dan keputusan menteri. Dukungan Pemerintah Daerah Sulawesi Utara antara lain dalam bentuk penerbitan Perda Kabupaten Minahasa Nomor 2 Tahun 2002 tentang Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir Terpadu Berbasis Masyarakat, Keputusan Desa Blongko Nomor 032004AKD-DBVIII98 tentang Keputusan Masyarakat Desa Blongko, Kecamatan Tenga, Daerah Tingkat II Minahasa serta Keputusan Pemerintah Desa Blongko Nomor 042004AKD-DBXI99 menjadi aspek legal yang merupakan faktor dominan dalam pengelolaan DPL Blongko sebagai KKL berbasis masyarakat.

5.2 Faktor Dominan Yang Mempengaruhi KKL