Prioritas pada faktor kekuatan

75 konservasi laut ternyata merupakan faktor dominan dalam kegiatan pengelolaan KKL berbasis masyarakat di kawasan DPL Blongko.

5.2.2.1 Prioritas pada faktor kekuatan

Berdasarkan pengamatan dan analisis yang dilakukan telah teridentifikasi faktor kekuatan yang mendukung dalam pengembangan pengelolaan DPL Blongko- KKL berbasis masyarakat Tabel 20. Tabel 20 Hasil analisis faktor kekuatan pengelolaan DPL Blongko. Faktor Kekuatan Strength Bobot Prioritas Relatif Sesuai aspirasi dan budaya masyarakat sehingga mudah dit erima masyarakat 0. 047691 P3 Proses perencanaannya bersif at dari bawah bot t om up 0. 058518 P2 Dukungan perat uran perundangan yang t erkait dengan pengat uran dan pengembangan KKL 0. 059353 P1 Pengawasan lebih ef isien 0. 036448 P4 Tingginya dukungan LSM lokal dan nasional dalam pengembangan KKL 0. 019397 P5 Adanya at uran desa hukum adat yang menunj ang pengelolaan perikanan berkelanj ut an 0. 014412 P6 Berdasarkan hasil analisis yang ditampilkan pada Tabel 20, adanya dukungan peraturan perundangan yang terkait dengan pengaturan dan pengembangan KKL seperti UU No. 31 tahun 2004 tentang Perikanan dan UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi faktor prioritas utama dalam pengelolaan KKL berbasis masyarakat dengan nilai sebesar 0.06, diikuti proses perencanaan yang bersifat dari bawah 0.06, kesesuaian dengan aspirasi dan budaya masyarakat yang mudah diterima masyarakat 0.05, pengawasan lebih efisien 0.04, tingginya dukungan LSM lokal dan nasional dalam pengembangan KKL 0.02, serta adanya hukum adataturan desa yang menunjang pengelolaan perikanan berkelanjutan sebesar 0.01. Adanya dukungan peraturan perundangan seperti Undang Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan menjadi faktor prioritas utama dalam kekuatan untuk mengembangan pengelolaan KKL berbasis masyarakat, karena undang- undang merupakan produk hukum tertinggi sehingga akan memberikan kepastian hukum dalam pengembangan KKL berbasis masyarakat tersebut. Diuraikan secara jelas dalam pasal 1 ayat 8 UU No 31 tahun 2004 bahwa konservasi 76 sumberdaya ikan adalah upaya perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan sumberdaya ikan, termasuk ekosistem, jenis dan genetik untuk menjamin keberadaan, ketersediaan, dan kesinambungannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragaman sumberdaya ikan. Selain itu diuraikan juga dalam pasal 13 ayat 1 bahwa dalam rangka pengelolaan sumberdaya ikan, dilakukan upaya konservasi ekosistem, konservasi jenis ikan dan konservasi genetika ikan. Demikian juga dalam Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, pasal 18 ayat 1, menerangkan bahwa daerah memiliki kewenangan dalam mengelola sumberdaya di wilayah laut yang salah satunya diperuntukan untuk konservasi.

5.2.2.2 Prioritas pada faktor kelemahan