2.5.8 Earnings Per Shares EPS
. EPS Earning Per Share merupakan rasio yang menggambarkan jumlah rupiah yang akan diperoleh untuk setiap lembar saham biasa atau laba bersih
setiap satu lembar saham. Earning Per Share diukur dengan membandingkan pendapatan bersih setelah pajak dengan jumlah lembar saham yang beredar. Rasio
ini memberikan harapan kepada investor untuk mendapatkan keuntungan dari investasi yang telah dilakukan investor. Semakin tinggi EPSmaka, semakin tinggi
pula harapan para investor untuk memperoleh keuntungan, sehingga harga saham perdana akan mengalami kenaikan ketika masuk dalam pasar sekunder.
2.5.9 Struktur Kepemilikan
Menurut Abdurrahman dan Septyanto 2008 struktur kepemilikan merupakan sebuah komposisi dari pemegang saham dalam suatu perusahaan
yang dihitung berdasarkan pada jumlah saham yang dimiliki, dibagi dengan seluruh jumlah saham yang beredar. Proporsi dalam kepemilikan inilah yang akan
menentukan jumlah mayoritas dan minoritas kepemilikan saham dalam perusahaan. Struktur kepemilikian terbagi menajdi tiga yaitu
a Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham perusahaan oleh manajer atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang
saham. Kepemilikan saham manajerial akan membantu penyatuan kepentingan antar manajer dengan pemegang saham.Manajer diperlakukan bukan sebagai
pihak eksternal yang digaji untuk kepentingan perusahaan, melainkan
diperlakukan sebagai pemegang sahamperusahaan. Adanya kepemilikan saham oleh manajer membuat keputusankeputusan yang diambil manajer tidak
semata-semata untuk kepentingan manajemen tetapi juga untuk kepentingan pemegang saham karena manajerakan ikut merasakan secara langsung
manfaat dari keputusan yang diambil dan ikut pula menanggung kerugian sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah.
Sesuai pendekatan keagenan, kepemilikan manajerial akan efektif mengurangi agency problem antara manajer dengan pemegang saham. Akan
tetapi, proporsi kepemilikan manjerial yang terlampau besar juga akan berbahaya bagi perusahaan. Maka dari itu, dalam suatu
perusahaandiberlakukan pembatasan proporsi saham yang dimiliki anggota direksi guna membatasi kewenangan seorang direksi yang terlampau besar dalam
pengambilan keputusan perusahaan. b
Kepemilikan Institusional Kepemilikan institusional adalah saham perusahaan yang dimiliki oleh
institusi atau lembaga. Kepemilikan institusional akan meningkatkan partisipasi investor institusi dalam kepemilikan perusahaan dan diyakini dapat
meningkatkan nilai perusahaan karena lebih banyak pengawasan yang efektif. Besarnya prosentase kepemilikan institusional akan berpengaruh pada
efektifitaskegiatan monitoring terhadap manajemen. Mekanisme monitoring tersebut akan menjamin peningkatan kemakmuran pemegang saham, karena
hal ini akan mencegah manajer dari pembuatan keputusan yang bersifat oportunis.
c Kepemilikan Asing
Kepemilikan asing didefinisikan sebagai investorpemegang saham dari negara lain domisili dan aspek legal pendirian perusahaan di luar
negeriyang menginvestasikan dananya ke perusahaan dalam jumlah yang cukup besar untuk mengendalikan perusahaan tersebut Hadiprajitno, 2013.
Bentuk penyertaan asing secara teori memiliki kelebihan kemampuan dan sumber daya dalam melakukan pengendalian perusahaan yang lebih efektif.
Semakin besar proporsi kepemilikan saham perusahaan oleh investor asing akan meningkatkan efektivitas pengawasan terhadap perusahaan.
Besar kepemilikan saham perusahaan oleh suatu institusi akan mendorong perusahaan untuk meningkatkan pengawasan terhadap kinerja perusahaan. Pada
umumnya investor Institusi memiliki kemampuan lebih dan sumber daya yang memadai untuk melakukan pengawasan. Sehingga melalui adanya investor
instititusi akan mendorong perusahaan untuk meningkatkan pengawasan terhadap kinerja perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Darmadi
dan Gunawan 2013 menemukan bahwa struktur kepemilikan berpengaruh signifikan negatif terhadap underpricing.
2.5.10 Corporate Governance