3.8.2 Reliabilitas
Menurut Arikunto 2012, reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subyek yang sama. Suatu reliabilitas tes dapat diketahui setelah
diujicobakan. Sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukkan ketetapan. Dalam penelitian ini untuk mengetahui reliabilitas
instrumen dengan menggunakan rumus KR-20, sebagai berikut:
2 2
11
1 1
t t
S pq
S k
k r
Keterangan: r
11
= reliabilitas tes secara keseluruhan k
= banyaknya item p
= proporsi siswa yang menjawab benar q
= proporsi siswa yang menjawab salah q= 1-p S
t
= standar deviasi dari tes Σpq = jumlah hasil perkalian antara p dan q
Menurut Arikunto 2012 harga r yang sudah didapat dikonsultasikan dengan harga r tabel dengan taraf signifikasi 5 jika r
hitung
r
tabel
maka soal tersebut reliabel. Berdasarkan perhitungan, soal ekosistem bersifat reliabel dengan
nilai reliabilitas 0,73. Perhitungan reliabilitas dapat dilihat pada lampiran.
3.8.3 Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang memiliki tingkat kesukaran seimbang, artinya soal tersebut tidak terlalu mudah maupun terlalu sulit. Bilangan yang
menunjukkan sukar tidaknya suatu soal disebut indeks kesukaran ataupun tingkat kesukaran. Menurut Arikunto 2012, besarnya indeks kesukaran dihitung
menggunakan rumus: JS
B P
Keterangan:
P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal benar
JS = jumlah seluruh peserta tes
Tabel 3.4 Kategori Tingkat Kesukaran Butir Soal Interval
Kategori Butir Soal 0,00 ≤ P ≤ 0,30
Sukar 0,30 P ≤ 0,70
Sedang 0,70 P ≤ 1,00
Mudah Arikunto, 2012
Butir soal yang baik adalah butir yang memiliki tingkat kesukaran yang sedang, yaitu yang dijawab dengan benar oleh sekitar 40-80 peserta tes. Berdasarkan
hasil perhitungan untuk soal ekosistem, nomor-nomor soal yang masuk ke dalam kategori tingkat kesukaran dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Data Tingkat Kesukaran Soal Pilihan Ganda Tingkat kesukaran
Nomor soal Sukar
21, 22, 24, 35, 39, 46, Sedang
3, 4, 6, 7, 9, 14, 15, 16, 18,20, 23, 25, 26, 28, 30, 31, 33, 36, 43, 48, 50
Mudah 1, 2, 5, 8, 10, 11, 12, 13, 17, 19, 27, 29, 32, 34, 37, 38,
40, 41, 42, 44, 45, 47, 49, Nomor soal yang masuk kedalam kategori sedang yaitu 3, 4, 6, 7, 9, 14, 15, 16,
18,20, 23, 25, 26, 28, 30, 31, 33, 36, 43, 48, 50.
3.8.4 Daya Beda Butir
Perhitungan daya pembeda soal adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan antara siswa pandai dan kurang pandai. Daya beda butir
dapat dihitung dengan menggunakan rumus: PB
PA JB
BB JA
BA DB
Keterangan: DP = daya beda
BA = banyaknya kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB = banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab betul PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab betul
Tabel 3.6 Kriteria Daya Pembeda Butir Soal Interval
Kriteria Daya Pembeda Butir Soal 0,00 ≤ D ≤ 0,20
Jelek 0,20 D ≤ 0,40
Cukup 0,4
0 D ≤ 0,70 Baik
0,70 D ≤ 1,00 Baik sekali
Arikunto, 2012 Butir soal yang digunakan harus memiliki nilai daya pembeda lebih dari 0,2 atau
memiliki kriteria daya pembeda minimal cukup. Butir soal yang memiliki kriteria jelek tidak boleh digunakan. Berdasarkan hasil perhitungan untuk soal ekosistem,
nomor-nomor soal yang masuk ke dalam kriteria daya pembeda seperti pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7 Data Daya Pembeda Soal Pilihan Ganda Kriteria daya
pembeda Nomor soal
Jelek 1, 2, 8, 11, 12, 14, 19, 22, 23, 24, 27, 32, 34, 35, 39, 40,
41, 42, 43, 45, 46, 49 Cukup
5, 6, 7, 10, 13, 17, 25, 29, 30, 31, 37, 38, 44, 47, 50 Baik
4, 9, 15, 16, 18, 20, 21, 26, 28, 33, 36, 48 Baik sekali
3 Nomor soal yang memenuhi kriteria minimal cukup dan digunakan sebagai
penilaian tes yaitu 2, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 13, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 25, 26, 28, 29, 30, 31, 33, 36, 37, 38, 44, 47, 48, 50.
3.8.5 Hasil Analisis Instrumen Penilaian Tes