Metode Analisis Deskriptif Persentase Metode Analisis Regresi Linier Berganda

Alpha 0,60. Berarti bahwa instrumen yang memuat kedua variabel ini semuanya reliabel dan layak digunakan penelitian.

3.7 Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pendidikan karakter dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar meliputi :

3.7.1 Metode Analisis Deskriptif Persentase

Analisis deskriptif persentase digunakan untuk mendeskripsikan persentase masing-masing variabel bebas yaitu variabel pendidikan karakter dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar. Adapun langkah-langkahyang dilakukan dalam penggunaan metode analisis deskriptif persentase ini sebagai berikut: 1. Mengumpulkan angket yang telah diisi responden dan memeriksa kelengkapan. 2. Mengubah skor kualitatif menjadi skor kuantitatif, dengan cara: a. Jawaban Sangat Setuju SS diberi skor 5 b. Jawaban Setuju S diberi skor 4 c. Jawaban Kurang Setuju KS diberi skor 3 d. Jawaban Tidak Setuju TS diberi skor 2 e. Jawaban Sangat Tidak Setuju STS diberi skor 1 3. Membuat tabulasi data 4. Menjumlahkan skor jawaban yang diperoleh dari setiap responden 5. Memasukkan skor kedalaman rumus deskriptif persentase sebagai berikut : DP = � × 100 Ali. 1993:186. Keterangan : DP = Deskriptif Persentase n = jumlah skor jawaban responden N = jumlah skor jawaban ideal = tingkat keberhasilan yang dicapai 6. Hasil tersebut dikonsultasikan ke tabel kriteria untuk masing-masing variabel sebagai berikut: a. Menetapkan persentase tertinggi = � � � � � × 100 = 5 5 × 100 = 100 b. Menetapkan persentase terendah = � � � � � × 100 = 1 5 × 100 = 20 c. Menetapkan rentangan persentase = 100 - 20 = 80 d. Menetapkan kelas interval = 5 e. Interval = 80 : 5 = 16 Untuk mengetahui tingkat kriteria, selanjutnya skor yang diperoleh dalam dengan analisis deskriptif persentase dikonsultasikan dengan tabel kriteria. Berikut adalah tabel dan kriteria dari perhitungan diatas: Tabel 3.5 Kriteria Deskriptif Persentase No Interval persentase skor Kriteria 1 84 - 100 Sangat Baik 2 68 - 84 Baik 3 52 - 68 Cukup Baik 4 36 - 52 Tidak Baik 5 ≤ 0,36 Sangat Tidak Baik

3.7.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum menentukan model regresinya, maka persamaan regresi harus memenuhi uji asumsi klasik terlebih dahulu karena akan dijadikan sebagai alat prediksi. Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi yang digunakan menganalisis penelitian ini memenuhi asumsi klasik atau tidak. Pengujian asumsi klasik untuk mengetahui apakah hasil regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari gejala heteroskedastisitas dan multikolinearitas.

3.7.2.1 Uji Normalitas

“Uji normalitas bertujuan untuk mengkaji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mangasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal ” Ghozali, 2009:147. Menurut Ghozali 2009:149 pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya sebagai berikut: 1 Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2 Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Uji kenormalan data dilakukan dengan Uji Kolmogorov Smirnov K- S. Selain itu dapat dilihat dengan grafik normal P-P Plot. Data dianalisis dengan progam SPSS for windows release 16. Pengambilan keputusan uji adalah: Jika sig 2 tailed α 0,05 = maka model regresi memenuhi distribusi normal. Jika sig 2 tailed ≤ α 0,05 = maka model regresi tidak memenuhi distribusi normal.

3.7.2.2 Uji Multikolinieritas

“Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen ” Ghozali, 2009:95. Pengujian ini dilakukan dengan alat bantu progam SPSS for windows release 16 . Keputusan uji “Jika nilai toleransi ≤ 0,10 dan VIF ≥ 10 = maka telah terjadi multikoli nieritas, jika nilai toleransi ≥ 0,10 dan VIF ≤ 10 = maka tidak terjadi m ultikolinieritas” Ghozali, 2009:96.

3.7.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali 2009:125 menarik kesimpulan tentang heteroskedastisitas sebagai berikut: Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.7.3 Metode Analisis Regresi Linier Berganda

M enurut Sudjana 2005:310 “merupakan hubungan yang didapat pada umumnya dinyatakan dalam bentuk persamaan matematik dalam hubungan fungsional antara variabel- variabel”. Teknik ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih yang dinyatakan dalam sebuah persamaan matematik sebagai berikut: Ŷ = α + b 1 X 1 + b 2 X 2 Keterangan : Ŷ = variabel terikat yaitu hasil belajar α = konstanta b 1 = koefisien variabel X 1 b 2 = koefisien variabel X 2 X 1 = koefisien regresi pendidikan karakter X 2 = koefisien regresi fasilitas belajar Sugiyono, 2009:267.

3.8 Pengujian Hipotesis

“Pada umumnya hipotesis dirumuskan untuk menggambarkan hubungan dua variabel akibat” Suharsimi, 2010:112. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini meliputi uji simultan dan uji parsial.

3.8.1 Uji Simultan Uji F

“Uji pengauh simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen ” Ghozali, 2009:88. Uji simultan ini menggunakan alat bantu progam SPSS for windows 16. Untuk uji F dengan taraf signifikan 5 atau taraf kepercayaan 95. a. Merumuskan hipotesis statistik

Dokumen yang terkait

Hubungan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS dengan hasil belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen

1 17 97

Peningkatan hasil belajar siswa dengan metode diskusi pada mata pelajaran IPS di kelas V MI Ta’lim Mubtadi I Kota Tangerang

0 12 121

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH DAN SIKAP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 3 NATAR

1 16 116

HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS VII DITINJAU DARI Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VII Ditinjau Dari Metode Snowball Throwing Dan Think Talk Write Di SMP 2 Muhammadiyah Karangan

0 6 12

HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS VII DITINJAU DARI Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VII Ditinjau Dari Metode Snowball Throwing Dan Think Talk Write Di SMP 2 Muhammadiyah Karangan

0 4 16

PENGARUH SUMBER BELAJAR DAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGARUH SUMBER BELAJAR DAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS VII DI MADRASAH TSANA

0 3 15

PENGARUH METODE BILINGUAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA SISWA KELAS VII SMP N 1 BATURETNO TAHUN AJARAN.

0 1 13

(ABSTRAK) PENGARUH STRATEGI GURU MENGAJAR DAN STRATEGI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) TERPADU KELAS VII DI SMP NEGERI 5 UNGARAN.

0 0 3

PENGARUH STRATEGI GURU MENGAJAR DAN STRATEGI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) TERPADU KELAS VII DI SMP NEGERI 5 UNGARAN.

1 2 129

Faktor-Faktor Kesulitan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas VIII di SMP N 3 Sleman.

0 1 148