PENGARUH PENDIDIKAN KARAKTER DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) TERPADU KELAS VII DI SMP N 6 SEMARANG

(1)

i

PENGARUH PENDIDIKAN KARAKTER DAN FASILITAS

BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA

PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)

TERPADU KELAS VII DI SMP N 6 SEMARANG

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Negeri Semarang

Oleh: Ajir Rahman

7101409197

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013


(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada:

Hari :

Tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Palupiningdyah, M.Si Ismiyati, S. Pd, M.Pd

NIP. 195208041980032001 NIP. 198009022005012002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi

Dra. Nanik Suryani, M.Pd NIP. 195604211985032001


(3)

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Tanggal :

Penguji Skripsi

Dra. Nanik Suryani, M.Pd NIP. 195604211985032001

Anggota I Anggota II

Dra. Palupiningdyah, M.Si Ismiyati, S. Pd, M.Pd

NIP. 195208041980032001 NIP. 198009022005012002

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi

Dr. S. Martono, M.Si. NIP. 196603081989011001


(4)

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa isi skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila dikemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, Juli 2013

Ajir Rahman NIM 7101409197


(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

Sel-sel otak manusia memiliki kapasitas yang luar biasa. Namun kecerdasan otak tergantung dari jumlah interkoneksi sel otak. (Tony Buzan)

PERSEMBAHAN:

Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT, skripsi ini saya persembahkan kepada:

 Kedua orang tuaku dan

orang-orang yang berada disekitarku yang menjadi bagian penting dalam hidupku.


(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Karakter dan Fasilitas Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VII di SMP N 6 Semarang”. Skripsi ini merupakan syarat akademis dalam menyelesaikan Studi Strata I untuk mencapai gelar sarjana Pendidikan pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Melalui skripsi ini penulis memperoleh pengalaman baru yang belum pernah diperoleh sebelumnya dan diharapkan pengalaman tersebut dapat bermanfaat di masa yang akan datang.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini tidak lepas dari dukungan, bimbingan, dan kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu dengan segala kebijakannya.

2. Dr. S. Martono, M. Si, Dekan Fakultas Ekonomi yang dengan kebijakannya sehingga penulis dapat menyelesaikan studinya dengan baik.

3. Dra. Nanik Suryani, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk mengadakan penelitian.

4. Dra. Palupiningdyah, M.Si, Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi.


(7)

vii

5. Ismiyati, S. Pd, M.Pd, Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi.

6. Dosen Penguji yang telah menguji dan menyempurnakan penyusunan skripsi. 7. Sri Sarmini, S.Pd, M.Pd. Kepala Sekolah SMP Negeri 6 Semarang yang telah

memberikan ijin penelitian.

8. Sri Harsini, S.Pd. Guru mata pelajaran IPS yang telah membantu pelaksanaan penelitian.

9. Pihak SMP N 6 Semarang yang membantu pelaksanaan dan kelancaran penelitian.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca dan sebagai bahan acuan peneliti selanjutnya.

Semarang, Juli 2013

Ajir Rahman NIM 7101409197


(8)

viii SARI

Rahman, Ajir. 2013. “Pengaruh Pendidikan Karakter dan Fasilitas Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VII di SMP N 6 Semarang”. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing I: Dra. Palupiningdyah, M.Si, Dosen Pembimbing II: Ismiyati, S.Pd, M.Pd.

Kata Kunci: Pendidikan Karakter, Fasilitas Belajar, Hasil Belajar.

Hasil belajar merupakan pokok ukur maksimal yang dicapai siswa setelah melakukan kegiatan belajar selama waktu yang telah ditentukan. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah pendidikan karakter dan fasilitas belajar. Permasalahan yang dikaji penelitian ini adalah Adakah pengaruh pendidikan karakter dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pendidikan karakter dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa.

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 192 siswa, sehingga diperoleh sampel sebanyak 130 siswa. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik simple random sampling dengan cara undian. Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas yaitu pendidikan karakter (X1) dan fasilitas belajar (X2) serta

variabel terikat yaitu hasil belajar siswa (Y). Metode pengumpulan data menggunakan angket, dokumentasi dan observasi.

Hasil analisis deskriptif persentase menunjukkan pendidikan karakter dalam kategori baik dengan persentase 72%, fasilitas belajar dalam kategori cukup baik dengan persentase 67%, dan nilai rerata hasil belajar siswa 67,02%. Uji t diperoleh thitung 5,214 dengan signifikansi 0,000 < 0,05. Berarti adanya pengaruh

pendidikan karakter terhadap hasil belajar siswa sebesar 17,6%. Variabel fasilitas belajar dengan uji t diperoleh thitung 4,341 dengan signifikansi 0,000 < 0,05. Berarti

adanya pengaruh fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa 12,9%. Hasil uji F diperoleh Fhitung sebesar 54,406 dengan signifikansi 0,000 < 0,05. Berarti adanya

pengaruh pendidikan karakter dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa sebesar 45,3% dan sisanya 54,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini.

Hasil penelitian, disimpulkan bahwa secara parsial maupun simultan pendidikan karakter dan fasilitas belajar berpengaruh terhadap hasil belajar IPS Terpadu. Dilihat dari pendidikan karakter, diharapkan siswa dapat menerapkan pendidikan karakter dalam kehidupan sehari-hari, disekolah atau diluar sekolah. Dilihat dari fasilitas belajar, hendaknya pihak sekolah menyediakan buku-buku penunjang pelajaran IPS Terpadu lebih diperbanyak jumlah dan jenisnya. Sekolah hendaknya menambah fasilitas pembelajaran siswa.


(9)

ix ABSTRACT

Rahman, Ajir. 2013. “The Influence of Character Education and Learning

Facilities toword Learning Outcomes for VII Grade Students’ on Social Science Subject in SMP N 6 Semarang”. Final Project. Department of Economics Education. Faculty of Economics. Semarang State University. Advisor I: Dra. Palupiningdyah, M.Si, Advisor II: Ismiyati, S.Pd, M.Pd.

Keywords: Character Education, Learning Facilities, Learning Outcomes. Learning outcomes is the main maximum measure which has reached by student after doing study activity in the spesific time. Students’ learning outcomes are influenced by various factors, some of them are character education and learning facilities. The problem of this study was is there any influence between character education and learning facilities toword students’ learning outcomes?. The objective of this was to determine the influence of character education and learning facilities toword students’ learning outcomes.

The population in this research is 192 students’, so we can get 130 students’ as sample. The technique which is used in taking sample is simple random sampling technique with lottere. The variable in this research state from independent variable that are character educations (X1) and learning fasilities (X2) and dependent variable that is learning outcomes (Y). The data searching methode is used questioner, documentation and observation.

The result of descriptive persetation analysis show that character education in find category with persentation 72%. Learning fasilities in enough category in persentation 67%, and the average mark of students’ learning outcomes 67,02%. T test shows that t value 5,214 with significancy 0,000 < 0,05. So, the influence of character education to students’ learning outcomes is 17,6%. Learning fasilities variable t test shows t value 4,431 with significancy 0,000 < 0,05. So, the influence of learning fasilities to students learning outcomes is 12,9%. The result of F test shows F value 54,406 with significancy 0,000 < 0,05. So, the influence of character education and learning fasilities toword students’ learning outcomes is 45,3% and the residu 54,7% is influenced by another variable which is not studied in this research.

In the result of research, we can conclude that wether pertiarly and simultaneously character education and learning facilities toword Learning outcomes influence to social science subject. Looking from character education, Hopefully the students’ can apply character education in their daily life, at school or out school. Looking from learning facilities, it will be better if the school supply social science subject lesson books which can support studying activity. The school also should add the amount and kind of the books an also students’ learning facilities.


(10)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

SARI ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II LANDASAN TEORI ... 12

2.1 Hasil Belajar ... 12

2.1.1 Pengertian Hasil Belajar ... 12

2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 13


(11)

xi

2.2 Pendidikan Karakter ... 15

2.2.1 Pengertian Pendidikan Karakter ... 15

2.2.2 Fungsi Pendidikan Karakter ... 16

2.2.3 Tujuan Pendidikan Karakter ... 16

2.2.4 Indikator Pendidikan Karakter ... 17

2.3 Fasilitas Belajar ... 17

2.3.1 Pengertian Fasilitas Belajar ... 17

2.3.2 Ruanglingkup Fsilitas Belajar ... 18

2.3.3 Aspek-Aspek Fasilitas Belajar ... 19

2.3.4 Fungsi Fasilitas Belajar ... 19

2.4 Pembelajaran IPS Terpadu ... 20

2.5 Penelitian Terdahulu ... 22

2.6 Kerangka Berfikir ... 23

2.7 Hipotesis Penelitian ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

3.1 Jenis dan Sumber Data ... 28

3.2 Populasi Penelitian ... 29

3.3 Sampel Penelitian ... 29

3.4 Variabel Penelitian ... 32

3.4.1 Variabel Bebas atau Variabel Independen ... 32

3.4.2 Variabel Terikat atau Variabel Dependen ... 33

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.5.1 Angket atau Kuesioner ... 34

3.5.2 Dokumentasi ... 35

3.5.3 Observasi ... 35

3.6 Uji Instrumen Penelitian ... 35

3.6.1 Validitas ... 36

3.6.2 Reliabilitas ... 38

3.7 Metode Analisis Data ... 39


(12)

xii

3.7.2 Uji Asumsi Klasik ... 41

3.7.2.1 Uji Normalitas ... 42

3.7.2.2 Uji Multikolinearitas ... 43

3.7.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 43

3.7.2 Metode Analisis Regresi Linier Berganda ... 43

3.8 Uji Hipotesis ... 44

3.8.1 Uji Simultan ... 44

3.8.2 Uji Parsial ... 45

3.8.3 Koefisien Determinasi Simultan ... 46

3.8.4 Koefisien Determinasi Parsial ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48

4.1 Hasil Penelitian ... 48

4.1.1 Deskripsi Variabel Penelitian ... 48

4.1.1.1 Deskripsi Variabel Pendidikan Karakter ... 48

4.1.1.2 Deskripsi Variabel Fasilitas Belajar ... 56

4.1.1.3 Deskripsi Hasil Belajar ... 60

4.1.2 Uji Asumsi Klasik ... 60

4.1.2.1 Uji Normalitas ... 61

4.1.2.2 Uji Multikolinearitas ... 64

4.1.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 64

4.1.3 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 66

4.1.3.1 Persamaan Regresi ... 66

4.1.4 Uji Hipotesis ... 67

4.1.4.1 Uji Simultan ... 67

4.1.4.2 Uji Parsial ... 78

4.1.4.3 Koefisien Determinasi Simultan ... 70

4.1.4.4 Koefisien Determinasi Parsial ... 70


(13)

xiii

BAB V PENUTUP ... 80

5.1 Simpulan ... 80

5.2 Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 82


(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Nilai Rata-rata Ulangan Akhir Semester 1 Mata Pelajaran IPS ... 8

2.1 Penelitian Terdahulu ... 23

3.1 Daftar Penyebaran Anggota Populasi ... 29

3.2 Daftar Penyebaran Anggota Sampel ... 31

3.3 Hasil Uji Coba Angket ... 37

3.4 Hasil Reliabilitas ... 38

3.5 Kriteria Deskriptif Persentase ... 41

4.1 Kategori Variabel Pendidikan Karakter ... 48

4.2 Kategori Indikator Religius ... 50

4.3 Kategori Indikator Jujur ... 50

4.4 Kategori Indikator Toleransi ... 51

4.5 Kategori Indikator Disiplin ... 52

4.6 Kategori Indikator Kerja Keras ... 53

4.7 Kategori Indikator Kreatif ... 53

4.8 Kategori Indikator Mandiri ... 54

4.9 Kategori Indikator Cinta Tanah Air ... 54

4.10 Kategori Indikator Tanggung Jawab ... 55

4.11 Kategori Variabel Fasilitas Belajar ... 56

4.12 Kategori Indikator Ruang Tempat Belajar ... 57

4.13 Kategori Indikator Penerangan yang Cukup ... 58


(15)

xv

4.15 Kategori Indikator Kelengkapan Peralatan Belajar ... 59

4.16 Hasil Belajar Siswa ... 60

4.17 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 63

4.18 Hasil Uji Multikolinearitas ... 64

4.19 Hasil Regresi Linear Berganda ... 66

4.20 Hasil Analisis Uji Simultan ... 68

4.21 Hasil Analisis Uji Parsial ... 79

4.22 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Simultan ... 70


(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Skema Kerangka Berpikir ... 26 4.1 Hasil Uji Normalitas dengan Metode Grafik ... 62 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 65


(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Nama Siswa Kelas VII (Responden) ... 84

2. Kisi-Kisi Angket Uji Coba ... 90

3. Instrumen Penelitian Angket Uji Coba ... 91

4. Tabulasi Uji Coba ... 96

5. Hasil Validitas dan Reliabilitas ... 99

6. Rekap Validitas ... 106

7. Kisi-Kisi Angket Penelitian ... 107

8. Instrumen Angket Penelitian ... 108

9. Analisis Deskriptif Persentase Variabel Penelitian ... 113

10.Analisis Deskriptif Persentase Indikator Tiap Variabel Penelitian ... 123

11.Daftar Nilai Tiap Variabel Untuk Analisis Regresi ... 133

12.Hasil Analisis Regersi ... 136

13.Uji Asumsi Klasik ... 137

14.Uji Hipotesis ... 139


(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses pembelajaran sebagai wahana pendidikan dan pengembangan karakter yang tidak terpisahkan dari pengembangan kemampuan sains, teknologi, dan seni, seperti telah di rumuskan secara jelas sebagai landasan legal pengembangan pembelajaran dalam Pasal 1 ayat (1) UU No.20 Tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, bangsa dan negara. Pada hakikatnya, tujuan dari suatu pembelajaran adalah tercapainya hasil belajar melalui adanya perubahan ke arah yang lebih baik pada diri peserta didik.

Hasil belajar tersebut menunjukkan bahwa siswa telah melakukan proses belajar yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap. Proses pendidikan di sekolah dikatakan berhasil apabila siswa dapat menunjukkan hasil belajar yang baik pula. Ketuntasan hasil belajar dapat dilihat dengan menggunakan parameter prestasi belajar siswa dengan melihat nilai kognitif, karena aspek ini dinilai guru untuk melihat penguasaan pengetahuan sebagai ukuran pencapaian hasil belajar siswa.


(19)

Untuk mencapai hasil belajar yang baik, ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Slameto (2010:54) menyatakan bahwa, “faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern merupakan faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern merupakan faktor yang ada diluar individu”.

“Salah satu faktor intern yang mempengaruhi hasil belajar adalah pendidikan karakter. Karena dalam pendidikan karakter tujuan pembelajaran yang dikehendaki merupakan perubahan sikap siswa yang semula kontraproduktif berubah menjadi produktif, inovatif dan kreatif” (Khan, 2010:14).

Menurut Wibowo (2012:64-65), Saat ini belum terjadi pemaknaan secara tepat dan utuh dari pasal 1 ayat (1) UU No. 20 tahun 2003, mengiringi kebijakan dan praktek penyelenggaraan pendidikan di tanah air. Hal ini perlu di reformasi dan di revitalisasi sehingga menjadi bagian yang tidak terpisahkan dan bahkan harus menjadi wahana utama bagi pendidikan dan pengembangan karakter.

Pendidikan karakter memiliki korelasi positif pada keberhasilan akademik siswa dalam proses pembelajaran di sekolah. Menurut Berkowitz dalam Suyanto (2010:3), “Peningkatan motivasi siswa sekolah dalam meraih prestasi akademik ditunjukkan oleh sekolah yang menerapkan pendidikan karakter, adanya penurunan drastis pada prilaku negatif siswa yang dapat menghambat keberhasilan akademik”. Hasil belajar yang buruk dapat diakibat dari siswa suka melanggar peraturan, norma sosial dan hukum formal, membolos sekolah, ingin jadi bebas, berbuat semaunya


(20)

sendiri, agresif, dan juga suka melakukan perkelahian di luar sekolah. Selain itu minat belajar siswa menjadi menurun, sebaliknya siswa menjadi lebih berminat pada hal-hal di luar sekolah yang berujung pada tindakan yang menyimpang hal ini menunjukan bahwa prilaku belajar siswa tidak sesuai dengan tugasnya sebagai seorang pelajar.

Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat, ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen oleh hard skill dan sisanya 80 persen oleh soft skill. Bahkan orang-orang tersukses di dunia bisa berhasil dikarenakan lebih banyak didukung kemampuan soft skill dari pada hard skill. Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan karakter peserta didik sangat penting untuk ditingkatkan. Ali ibrahim Akbar dalam Sudrajat (2010).

“Hasil dari banyak penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa implementasi pendidikan karakter yang tersusun secara sistematis, berdampak positif pada pencapaian akademis” (Wibowo, 2012:21).

Untuk mendukung proses pembelajaran yang baik, “sekolah juga bertanggung jawab atas fasilitas sekolah yaitu sarana pendidikan dan prasarana pendidikan yang kesemuanya menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah” (Bafadal, 2004:2).

Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standart Nasional Pendidikan bab VII standar sarana dan prasarana pasal 42 menegaskan bahwa setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidikan, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang kantin, tempat olahraga, tempat beribadah, tempat berkreasi, dan ruang atau tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.


(21)

Berdasarkan peraturan tersebut, fasilitas pembelajaran mendukung kelancaran proses belajar mengajar, oleh karena itu pemerintah harus benar-benar memperhatikan kondisi sarana prasarana sebagai pendukung keberhasilan pendidikan.

Dalam jurnal School Facilities and Academic Achievement of Secondary School Agricultural Science in Ekiti State, Nigeria (Owoeye, 2011) menyatakan “Facilities in terms of qualifications of personnel, who are directly involved in the pedagogy; laboratory, library, school buildings, chairs/tables, administrative blocks, chalk-board, school maps and the likes are very crucial to high academic attainmen”. Artinya, fasilitas dalam hal kualifikasi personil, yang secara langsung terlibat dalam pedagogik yaitu: laboratorium, perpustakaan, gedung sekolah, kursi / meja, tempat administrasi, papan tulis, peta sekolah dan sejenisnya sangat penting untuk pencapaian akademik yang tinggi.

Adanya fasilitas pembelajaran yang memadai maka proses pendidikan dapat berjalan secara efektif dan efisien. “Fasilitas belajar mempengaruhi kegiatan belajar mengajar disekolah, siswa tentu dapat belajar lebih baik dan menyenangkan bila suatu sekolah dapat memenuhi segala kebutuhan belajar siswa” (Djamarah, 2011:185). Oleh karena itu fasilitas belajar yang memadahi sangat penting demi pencapaian hasil belajar siswa yang memuaskan.

Berdasarkan observasi awal di SMP Negeri 6 Semarang, bahwa pendidikan karakter yang diterapakan mengarah pada pembentukan budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah tersebut di mata masyarakat


(22)

luas. Sebagai contoh pembiasaan atau budaya salam pagi, do’a pagi, hormat bendera sebelum mulai pelajaran, menyanyikan lagu nasional sebelum pelajaran, beribadah bersama. Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selama pembelajaran IPS Terpadu berlangsung bahwa siswa kurang memperhatikan dengan antusias ketika guru menerangkan pelajaran IPS Terpadu dengan metode ceramah. Ada beberapa siswa yang mengantuk, sedangkan sebagian siswa yang lain mengobrol dan bercanda dengan temannya. Tidak ada interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa, artinya siswa hanya sebagai pendengar setia ketika guru menjelaskan materi, dan saat guru memberi pertanyaan siswa tidak mau menjawab jika tidak ditunjuk oleh guru. Disamping itu, masih ada beberapa siswa yang tidak mencatat dan tidak mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Berdasarkan hasil dari pemaparan kondisi tersebut jelas terlihat kalau siswa masih kontraproduktif.

Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik SMP Negeri 6 Semarang ini mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya dalam mata pelajaran yang didapatkan agar hasil belajar yang di raih dapat memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 75, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari. Dapat dilihat masih banyak siswa yang kurang disiplin, yaitu dengan masih seringnya siswa yang terlambat masuk sekolah, juga nilai hasil belajar yang diharapkan masih jauh dari kriteria ketuntasan minimum (KKM).


(23)

Untuk fasilitasnya, SMP Negeri 6 Semarang sudah dapat dikatakan cukup memadai. Di dalam kelas sudah dilengkapi dengan fasilitas kelas yaitu ruang kelas yang cukup luas yang dapat menampung 35 siswa lebih dan di lengkapi dengan meja, kursi, white board, spidol serta perabot kelas seperti lemari kelas, papan daftar hadir siswa, daftar piket harian, mading kelas, dan daftar pajangan hasil karya siswa. Sinar matahari sudah cukup untuk mendukung penerangan kelas dan tiap kelas memiliki 4 (empat) lampu. Guru dan siswa dapat memanfaatkan area hotspot yang terdapat di perpustakaan dan kantor guru jadi baik guru dan siswa dapat mengakses sebagai penunjang pendidikan. Guru sudah menggunakan media belajar seperti LCD dan notebook untuk mendukung proses belajar mengajar tetapi sekolah hanya memiliki 4 (empat) LCD saja, digunakan secara bergantian oleh guru pada tiap mata pelajaran lainnya sehingga pemanfaatannya masih terbatas.

Untuk mendukung kegiatan belajar yang bersifat praktek, sekolah memiliki laboratorium yaitu laboratorium IPA, laboratorium komputer, laboratorium keterampilan, dan laboratorium bahasa. Selain didukung oleh fasilitas belajar yang telah disebutkan di atas, sekolah juga memiliki kamar mandi, mushola, kantin, lapangan olah raga, ruang serba guna dan tempat parkir.

Penerapan pendidikan karakter yang bertujuan untuk membentuk siswa dalam hal kereligiusan, kejujuran, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, cinta tanah air, dan tanggung jawab, agar supaya dalam


(24)

kegiatan belajar mengajar dapat memberikan peningkatan hasil belajar yang dicapai. Fasilitas belajar yang cukup baik dan memadahi untuk mendukung kegiatan belajar mengajar disekolah khususnya pada mata pelajaran IPS Terpadu juga dapat mendukung peningkatan hasil belajar siswa. Namun kenyataannya hasil belajar siswa masih belum optimal khususnya pada mata pelajaran IPS terpadu bahwa hasil belajar siswa masih banyak yang belum tuntas dengan memperoleh nilai di bawah standart Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 75. Mata pelajaran IPS terpadu di SMP Negeri 6 Semarang merupakan gabungan empat mata pelajaran yang dijadikan satu komponen mata pelajaran, meliputi ekonomi, sejarah, geografi, dan sosiologi dengan standart KKM Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu kelas VII. Adapun rerata hasil nilai ulangan harian setiap komponen mata pelajaran adalah sebagai berikut :


(25)

Tabel 1.1

Nilai Rata-rata Ulangan Akhir Semester 1 Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VII Tahun 2012/2013

Nilai Ulangan Akhir Semester 1 Mata Pelajaran IPS Terpadu SMP Negeri 6 Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012

Jumlah Siswa yang

Rata-Rata mencapai

Kelas Jumlah Ulangan Akhir ketuntasan (Siswa) Semester 1 ≥ 75 % < 75 %

VII. 1 31 61,79 3 10% 28 90%

VII. 2 33 69,46 11 33% 22 67%

VII. 3 32 62,78 6 19% 26 81%

VII. 4 33 63,09 6 18% 27 82%

VII. 5 31 61,76 4 13% 27 87%

VII. 6 32 58,71 2 6% 30 94%

Sumber : Nilai UAS IPS Terpadu Kelas VII Semester Gasal 2011/2012 Tabel nilai rata-rata tersebut dapat di lihat bahwa nilai siswa yang belum mencapai batas KKM masih di atas 50%. Hal ini menunjukkan bahwa pencapaian hasil belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 6 Semarang belum sepenuhnya optimal, sehingga dengan adanya permasalahan tersebut perlu dilakukan penelitian mengenai “Pengaruh Pendidikan Karakter dan Fasilitas Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu Kelas VII di SMP N 6


(26)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Adakah pengaruh pendidikan karakter dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran IPS Terpadu kelas VII di SMP N 6 Semarang?

2. Adakah pengaruh pendidikan karakter terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran IPS Terpadu kelas VII di SMP N 6 Semarang?

3. Adakah pengaruh fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran IPS Terpadu kelas VII di SMP N 6 Semarang?

4. Seberapa besar pengaruh pendidikan karakter dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran IPS Terpadu kelas VII di SMP N 6 Semarang?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitiannya adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pendidikan karakter dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran IPS Terpadu kelas VII di SMP N 6 Semarang.

2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara pendidikan karakter terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran IPS Terpadu kelas VII di SMP N 6 Semarang.


(27)

3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran IPS Terpadu kelas VII di SMP N 6 Semarang.

4. Untuk mengetahui seberapa besar ada tidaknya pengaruh pendidikan karakter dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran IPS Terpadu kelas VII di SMP N 6 Semarang.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tinjauan penelitian di atas, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu:

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dan sumbangan konseptual bagi penelitian sejenis dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan untuk kemajuan dunia pendidikan, serta dapat memberikan tambahan dalam kepustakaan untuk para pembaca dan peneliti selanjutnya, khususnya tentang pengaruh pendidikan karakter dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa. 2. Manfaat Praktis

Sebagai bahan masukan dan saran bagi pihak yang berkepentingan dalam dunia pendidikan, bagi lembaga atau perorangan untuk lebih memperhatikan secara komprehensif dimensi-dimensi dari dunia pendidikan (pembelajaran) yang sesungguhnya sangat kompleks. Pihak-pihak tersebut di antaranya:


(28)

a. Bagi Lembaga Perguruan Tinggi Universitas Negeri Semarang, untuk lebih meningkatkan kualitas akademik dan kompetensi mahasiswa progam kependidikan sebagai calon guru yang profesional.

b. Bagi sekolah, dapat memberikan masukan kepada sekolah tentang pentingnya pendidikan karakter dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa, serta dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam melakukan kontrol terhadap proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru.

c. Bagi mahasiswa, untuk lebih memperhatikan dan meningkatkan kemampuan teknis selain penguasaan materi seperti peningkatan kemampuan dalam penerapan langsung di lapangan.


(29)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Hasil Belajar 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar

Anni (2009:85) “hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar”.

“Hasil belajar merupakan hasil proses belajar. Pelaku aktif dalam belajar adalah siswa. Hasil belajar juga merupakan hasil proses belajar, atau proses pembelajaran. Pelaku aktif pembelajaran adalah guru” (Dimyati dan Mudjiono, 2009:250).

Berdasarkan teori Taksonomi Bloom dalam Anni (2009:86) hasil belajar dirumuskan menjadi tiga ranah belajar, yaitu:

a. Ranah kognitif, berkaitan dengan hasil usaha berupa pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual. Kategori ranah kognitif mencakup pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.

b. Ranah efektif, berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Kategori ranah afektif mencakup penerimaan, penanggapan, penilaian, pengorganisasian, dan pembentukan pola hidup. Hasil belajar dari ranah ini paling sulit diukur.

c. Ranah psikomotorik, berkaitan dengan adanya kemampuan fisik meliputi keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi obyek dan koordinasi syaraf. Kategori ranah psikomotorik mencakup persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian dan kreativitas. Penjabaran ranah ini sangat sukar karena sering terjadi tumpang tindih dengan ranah kognitif dan ranah afektif.


(30)

Sudjana dalam Tu’u (2004:76) “diantara ketiga ranah ini, yakni kognitif, afektif, psikomotorik, maka ranah kognitif yang paling sering dinilai oleh para guru disekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam mengusai isi bahan pengajaran”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan, dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga terjadi perubahan tingkah laku pada diri siswa.

2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Slameto (2010:54) menggolongkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menjadi dua faktor, yaitu:

1. Faktor intern

Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar (diri pembelajar), meliputi:

a. Faktor jasmaniah

Faktor jasmaniah terdiri dari faktor kesehatan dan cacat tubuh. Kesehatan seseorang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu apabila kesehatan fisiknya dalam keadaan tidak baik. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang. Cacat tubuh dapat berupa buta, tuli, bisu, patah kaki dan tangan, lumpuh, dan lain-lain. Jika hal itu terjadi, maka pembelajar harus belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat mengurangi hasil belajarnya.

b. Faktor psikologis

Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan kondisi mental seseorang yang meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, kematangan, daya ingat dan daya kosentrasi.


(31)

c. Faktor kelelahan

Faktor kelelahan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu faktor kelelahan jasmani (berhubungan dengan keadaan fisik, misal capek, pusing, pegal-pegal) dan faktor kelelahan rohani (berhubungan dengan psikis, misal stres). Kedua hal ini dapat mempengaruhi hasil belajar seseorang.

2. Faktor ekstern

Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar diri individu, meliputi:

a. Faktor lingkungan keluarga

Faktor ini mencakup cara orang tua mendidik anak, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga dan latar belakang kebudayaan.

b. Faktor lingkungan sekolah

Faktor ini mencakup kompetensi guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, sarana dan prasarana, metode belajar dan tugas rumah.

c. Faktor lingkungan masyarakat

Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa didalam masyarakat. Faktor ini mencakup kegiatan siswa dalam masyarakat, massa media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

2.1.3 Penilaian Hasil Belajar

“Penilaian adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai atau tidak, dengan kata lain penilaian berfungsi sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa” (Sudjana, 2009:22).

Berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, ada 3 (tiga) tes hasil belajar menurut Suharsimi (2009:47) sebagai berikut:

1. Tes Diagnosis

Tes ini digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa, sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat.


(32)

2. Tes Formatif

Tes ini digunakan untuk mengetahui sejauhmana siswa telah terbentuk setelah mengikuti sesuatu progam tertentu. Tes ini dilakukan pada akhir yang disebut post test atau tes akhir yang dikenal dengan ulangan harian.

3. Tes Sumatif

Tes ini dilaksanakan setiap mengakhiri satu pokok bahasan atau sebuah progam yang lebih besar. Tes ini biasanya dilaksanakan pada akhir semester yang dikenal dengan ulangan umum.

2.2 Pendidikan Karakter

2.2.1 Pengertian Pendidikan Karakter

“Pendidikan karakter adalah mengajarkan kebiasaan cara berfikir cerdas dan perilaku yang membantu individu untuk hidup dan bekerjasama sebagai masyarakat dan bernegara dan membantu mereka untuk membuat keputusan yang dapat di pertanggungjawabkan”, (Khan, 2010:1).

Menurut Paul Suparno dalam Manaf (2013) “Pendidikan karakter merupakan proses membantu generasi muda untuk menjadi manusia yang utuh dan penuh, menyangkut semua aspek kehidupan manusia seperti kognitif, afektif, sosial, moral, emosi, estetika, agama, kepribadian dan fisik”.

Elkind & Sweet dalam Sudrajat (2010) mendefinisikan pendidikan karakter sebagai “Character education is the deliberate effort to help people understand, care about, and act upon core ethical values. When we think about the kind of character we want for our children, it is clear that we

want them to be able to judge what is right, and temptation from within”.


(33)

guru, yang mampu mempengaruhi karakter siswa. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara, dan berbagai hal terkait lainnya.

“Pendidikan karakter merupakan usaha bersama sekolah dan oleh karenanya harus dilakukan secara bersama oleh semua guru, semua mata pelajaran, dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari budaya sekolah” (Afandi, 2011:88).

2.2.2 Fungsi Pendidikan Karater

Adapun fungsi pendidikan karakter menurut Afandi (2011:89) berfungsi sebagai:

a. wahana pengembangan, yakni: pengembangan potensi peserta didik untuk menjadi berperilaku yang baik bagi peserta didik yang telah memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan karakter.

b. wahana perbaikan, yakni: memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk lebih bertanggungjawab dalam pengembangan potensi peserta didik yang lebih bermartabat.

c. wahana penyaring, yakni: untuk menyaring budaya-budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai karakter.

2.2.3 Tujuan Pendidikan Karakter

Menurut Khan (2010:17) tujuan dari pendidikan karakter adalah:

1. Mengembangkan potensi siswa menuju self actualization. 2. Mengembangkan sikap dan kesadaran akan harga diri.

3. Mengembangkan seluruh potensi siswa merupakan manifestasi pengembangan potensi akan membangun self concept yang menunjang kesehatan mental.

4. Mengembangkan pemecahan masalah.

5. Mengembangkan motivasi dan minat siswa dalam diskusi kelompok, untuk membantu meningkatkan berpikir kritis dan kreatif.

6. Menggunakan proses mental untuk menemukan prinsip ilmiah serta meningkatkan potensi intelektual.


(34)

2.2.4 Indikator Pendidikan Karakter

Menurut Wibowo (2012:100-104) merumuskan indikator dasar yang menjadi tujuan pendidikan karakter. indikator tersebut adalah:

1) Religius. 2) Jujur. 3) Toleransi. 4) Disiplin. 5) Kerja keras. 6) Kreatif. 7) Mandiri. 8) Cinta tanah air. 9) Tanggung jawab.

2.3 Fasilitas Belajar

2.3.1 Pengertian Fasilitas Belajar

Bafadal (2004:2) fasilitas belajar dapat dikelompokkan menjadi sarana dan prasarana pendidikan. Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah, sedangkan prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.

“Fasilitas adalah suatu sarana yang membantu kelancaran dan kemudahan untuk pelaksanaan suatu usaha” (Werdayanti, 2008:83). Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa fasilitas belajar adalah segala sesuatu yang dapat memperlancar dan mempermudah kegiatan belajar mengajar siswa, berupa ruang belajar, penerangan dan ventilasi, buku pegagan, serta peralatan belajar.


(35)

2.3.2 Ruang Lingkup Fasilitas Belajar

Nawawi (1987) dalam Bafadal (2004: 2-3), mengklasifikasikan sarana pendidikan menjadi beberapa macam yaitu (1) ditinjau dari habis tidaknya di pakai; (2) ditinjau dari pendidikan bergerak tidaknya; (3) ditinjau dari hubungannya dengan proses belajar mengajar.

a. Ditinjau dari habis tidaknya dipakai 1. Sarana pendidikan yang habis pakai

Sarana pendidikan yang habis pakai adalah segala bahan atau alat yang apabila digunakan bisa habis dalam waktu relatif singkat. Sebagai contohnya adalah kapur tulis yang bisa digunkan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran. Selain itu ada beberapa sarana pendidikan yang berubah misalnya, kayu, besi, dan kertas karton yang seringkali digunakan oleh guru mengajar meteri pelajaran keterampilan. Sementara, sebagai contoh sarana pendidikan yang berubah bentuk adalah bola lampu dan kertas.

2. Sarana pendidikan yang tahan lama

Sarana pendidikan yang tahan lama adalah keseluruhan bahan atau alat yang dapat digunakan secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama. Beberapa contohnya adalah bangku sekolah, mesin tulis, globe dan beberapa peralatan olahraga. b. Ditinjau dari sarana pendidikan yang bergerak dan tidak bergerak

1. Sarana pendidikan bergerak

Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang bisa digerakkan atau dipindah sesuai dengan kebutuhan pemakainya. Lemari arsip sekolah misalnya, merupakan salah satu sarana pendidikan yang bisa degerakkan atau dipindahkan kemana-mana bila di inginkan. Demikian pula bangku sekolah termasuk sarana pendidikan yang bisa digerakkan atau dipindahkan ke mana saja.

2. Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak

Sarana pendidikan yang tidak bisa digerakkan adalah semua sarana pendidikan yang tidak bisa atau relatif sangat sulit untuk dipindahkan.

c. Ditinjau dari hubungannya dengan dengan proses belajar mengajar, ada dua jenis sarana pendidikan, yaitu: (1) sarana pendidikan yang secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar. Sebagai contoh adalah kapur tulis, atlas, dan sarana pendidikan lainnya yang digunakan guru dalam mengajar; (2) Sarana pendidikan yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses belajar mengajar seperti lemari arsip di kantor sekolah merupakan sarana pendidikan yang secara tidak langsung digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar.


(36)

Prasarana pendidikan di sekolah bisa di klasifikasikan menjadi dua macam, yaitu: (1) Prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktik keterampilan, dan ruang laboratorium; (2) Prasarana sekolah yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi secara langsung sangat menunjang terjadinya proses belajar mengajar. Beberapa contoh tentang prasarana sekolah jenis tersebut diantaranya adalah ruang kantor, kantin sekolah, tanah dan jalan menuju sekolah, kamar kecil, ruang usaha kesehatan sekolah, ruang guru, ruang kepala sekolah, dan tempat parkir kendaraan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka ruang lingkup fasilitas belajar mencakup sarana dan prasarana yang dapat mendukung kelancaran proses pembelajaran.

2.3.3 Aspek-Aspek Fasilitas Belajar

Menurut Gie dalam Werdayanti (2008:83), “menjelaskan aspek-aspek fasilitas belajar sebagai berikut, tempat atau ruang belajar yang memadai dan nyaman, penerangan yang cukup, buku-buku pegangan yang menunjang pemahaman siswa, peralatan belajar”.

2.3.4 Fungsi Fasilitas Belajar

Tersedianya fasilitas belajar yang baik membuat kegiatan belajar mengajar semakin baik pula. Semua peralatan dapat berdaya guna dan siswa semakin rajin serta tekun belajar karena didukung kelengkapan fasilitas belajar.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:249), “Prasarana dan sarana Menentukan jaminan terselenggaranya proses belajar dengan baik”


(37)

Sesuai dengan pendapat tersebut, maka fungsi dari fasilitas belajar secara keseluruhan adalah membantu siswa dalam memahami apa yang telah disampaikan oleh guru mata pelajaran dan untuk menunjang serta mempermudah guru dalam penyampaian materi pelajaran kepada siswa sehingga dapat mencapai keberhasilan dalam proses belajar mengajar.

2.4 Pembelajaran IPS Terpadu

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Tepadu merupakan intregrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan suatu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial.

IPS Terpadu atau studi sosial itu merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial.

Menurut Somantri (2001:101), ”IPS Terpadu adalah suatu mata pelajaran yang menggunakan pendekatan Integrasi dari beberapa mata pelajaran, agar lebih mempunyai arti bagi peserta didik serta mencegah tumpang tindih”.

Menurut Somantri (2001:264), mengatakan bahwa ciri-ciri mata pelajaran IPS Terpadu sebagai berikut:

a) Bahan pelajaran lebih banyak memperhatikan kebutuhan dan minat belajar.


(38)

b) Bahan pelajaran lebih banyak memperhatikan masalah-masala sosial.

c) Bahan pelajaran lebih banyak memperhatikan ketrampilan berpikir, khususnya keterampilan menyelidiki.

d) Bahan pelajaran lebih memberikan perhatian terhadap pemeliharaan dan pemanfaatan lingkungan alam.

e) Kegiatan-kegiatan dasar manusia dapat dicerminkan dalam progam studi.

f) Organisasi kurikulumnya bervariasi, mulai dari pengorganisasian yang integreted, correlated, dan separated.

g) Susunan bahan pelajaran bervariasi mulai dari pendekatan kewarganegaraan, fungsional, humanistik, dan struktural.

h) Kelas pelajaran IPS dikembangkan menjadi laboratorium demokrasi.

I) Evaluasi buan hanya memperhatikan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik melainkan mencoba mengembangkan DQ (Democratic Quotient) dan CQ (Citizenship Quotient).

J) Unsur-unsur sosiologis, antropologis dan pengetahuan sosial lainnya memperkaya progam studi, demikian pula unsur-unsur sains, teknologi, matematika dan agama ikut memperkaya bahan pelajaran.

Adapun unsur-unsur yang mempengaruhi pembelajaran IPS Terpadu sebagai berikut: (1) tujuan progam pengajaran dan tujuan pendidikan, (2) teori-teori pendidikan dan psikologi pendidikan, (3) organisasi kurikulumnya, (4) metode mengajar guru, (5) sifat siswa, (6) kebutuhan masyarakat setempat, nasional dan internasional, (7) mutu guru dan fasilitas belajar, (Somantri, 2001:300).

Selain itu, menurut Somantri (2001:261) adapun tujuan mempelajari IPS Terpadu sebagai berikut:

a) Dapat mempelajari masalah-masalah sosial yang perlu pemecahannya.

b) Sifat pengajaran pengarah pada prospek kehidupan yang demokratis.

c) Untuk dapat berlatih berbeda pendapat dalam memperkuat asas demokratis.

d) Bahan pelajaran disesuakan dengan kebutuhan pribadi maupun mayarakat.

Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu ialah mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat dengan memiliki sikap mental positif terhadap


(39)

perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik pada dirinya sendiri maupun masyarakat.

Menurut Depdiknas (2007:9), menyebutkan bahwa tujuan utama pembelajaran IPS Terpadu tersebut dapat dicapai manakala progam-progam pelajaran IPS Terpadu di sekolah diorganisasikan secara baik. Berdasarkan rumusan tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

1. Keterampilan berpikir yaitu kemampuan mendeskripsikan, mendefinisikan, mengklasifikasi, membuat hipotesis, membuat generalisasi, memprediksi, membandingkan dan mengkontraskan, dan melahirkan ide-ide baru.

2. Keterampilan akademik yaitu kemampuan membaca, menelaah, menulis, berbicara, mendengarkan, membaca dan meninterpretasi peta, membuat garis besar, membuat grafik dan membuat catatan.

3. Keterampilan penelitian yaitu mendefinisikan masalah, merumuskan suatu hipotesis, menemukan dan mengambil data yang berhubungan dengan masalah, menganalisis data, mengevaluasi hipotesis dan menarik kesimpulan, menerima, menolak atau memodifikasi hipotesis dengan tepat.

4. Keterampilan sosial yaitu kemampuan bekerjasama, memberikan kontribusi dalam tugas dan diskusi kelompok, mengerti tanda-tanda non-verbal yang disampaikan oleh orang lain, merespon dalam cara-cara menolong masalah yang lain, memberikan penguatan terhadap kelebihan orang lain, dan mempertunjukkan kepemimpinan yang tepat.

“Isi pelajaran IPS harus merupakan kesatuan dari perkembangan kesatuan unsur kognitif, afektif dan keterampilan” (Somantri, 2001:182).

“Sedangkan masalah-masalah sosial yang ada dalam masyarakat tidak bisa dilihat dari pandangan satu disiplin saja, melainkan harus dilihat dari berbagai macam disiplin yaitu pendekatan interdisipliner”, (Somantri, 2001:265).

2.5 Penelitian Terdahulu


(40)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Judul Penelitian Hasil Penelitian

1. Efektifitas pembelajaran matematika dengan metode problem posing berbasis pendidikan karakter (Eka, Lia Susanti. 2012).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode problem posing berbasis pendidikan karakter merupakan pembelajaran yang efektif. Karena kelas eksperimen mencapai ketuntasan hasil belajar dengan batas KKM sebesar 75.

2. Implementasi pendidikan karakter melalui strategi pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan hasil belajar Akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kendal tahun

ajaran 2010/2011

(Supriyanto/2011).

Implementasi pendidikan karakter melalui strategi pembelajaran kooperatif mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di SMA N 1 Kendal. Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai rata-rata pre tes dan pos tes kelas eksperimen, di mana terjadi kenaikan dari 64,17 menjadi 80,00 atau 24,67%. 3. School Facilities and

Academic Achievement of Secondary School Agricultural Science in Ekiti State, Nigeria (Owoeye, Joseph Sunday. 2011).

Fasilitas dalam hal kualifikasi personil, yang secara langsung terlibat dalam

pedagogik yaitu:

laboratorium, perpustakaan, gedung sekolah, kursi / meja, tempat administrasi, papan tulis, peta sekolah dan sejenisnya sangat penting untuk pencapaian akademik yang tinggi.

2.6 Kerangka Berpikir

Hasil belajar siswa adalah hasil yang dicapai siswa setelah mengikuti proses pembelajaran di sekolah. Hasil belajar ditunjukkan dalam bentuk nilai atau angka nilai dari hasil evaluasi yang dilaksanakan guru dalam


(41)

proses belajar mengajar. Hasil belajar dapat dipandang dari 2 segi yaitu dari segi siswa dan segi guru. Dapat Dilihat dari segi siswa, hasil belajar merupakan tingkatan perkembangan mental yang lebih baik di bandingkan sebelum melakukan aktivitas belajar yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dapat dilihat dari segi guru, hasil belajar merupakan terselesaikannya bahan pelajaran yang telah di sampaikan. Hasil belajar dikatakan baik apabila daya serap siswa terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi dan terjadi proses perubahan perilaku ke arah yang positif.

Perubahan yang terjadi tersebut akibat dari kegiatan belajar yang telah dilakukan siswa. Jadi untuk mendapatkan hasil belajar yang diharapkan, siswa harus melalui proses tertentu dalam belajar yang dipengaruhi oleh faktor intern (faktor dari dalam individu) dan faktor ekstern (faktor dari luar individu).

Pendidikan karakter merupakan suatu hal yang penting untuk di ciptakan. Adanya penerapan pendidikan karakter di sekolah sangat membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar sehingga dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Pendidikan karakter dapat berupa kedisiplinan belajar, tanggung jawab belajar, dan kreatifitas belajar siswa yang dapat meningkatkan keberhasilan belajar siswa. Sikap disiplin belajar siswa dalam mentaati peraturan sekolah yang telah di tetapkan sangat membantu proses belajar yang kondusif. Tanggung jawab belajar juga dapat mendorong siswa untuk rajin mengerjakan tugas-tugas yang


(42)

diberikan oleh guru. Suasana kelas yang kondusif dan siswa yang rajin saat proses belajar akan lebih lengkap lagi dengan adanya kreatifitas belajar siswa dengan cara aktif dalam proses belajar berlangsung, sehingga hasil pembelajaran yang baik dapat terwujud.

Untuk menunjang kegiatan proses belajar mengajar IPS Terpadu diperlukan adanya fasilitas belajar yang dapat memperlancar proses belajar mengajar. Fasilitas belajar merupakan faktor ekstern yang diduga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Adanya fasilitas belajar di sekolah sangat membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar sehingga dapat memenuhi kebutuhan belajar anak didik yang akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Fasilitas belajar dapat berupa sarana dan prasarana yang mampu menunjang keberhasilan belajar siswa. Semakin lengkap sarana dan prasarana pembelajaran, maka hasil belajar siswa juga semakin meningkat. Penyediaan dan penggunaan fasilitas belajar tentunya harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang hendak di capai. Guru dan siswa harus bisa saling bekerjasama dalam menggunakan fasilitas pembelajaran yang tersedia agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dijelaskan dalam alur gambar berikut:


(43)

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Keterangan:

= secara simultan (bersama-sama)

= secara parsial (sendiri-sendiri) Pendidikan Karakter (X1)

Indikator: 1. Religius 2. Jujur 3. Toleransi 4. Disiplin 5. Kerja keras 6. Kreatif 7. Mandiri

8. Cinta tanah air 9. Tanggung jawab (Wibowo. 2012:100-104)

Fasilitas belajar (X2)

Indikator:

1. Ruang tempat belajar 2. Penerangan yang cukup 3. Buku pegangan

4. Kelengkapan peralatan belajar

Gie dalam Werdayanti, (2008:83)

Hasil Belajar (Y) Indikator:

Nilai Ulangan Akhir Semester Gasal


(44)

2.7 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Secara teknis, hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan mengenai populasi yang akan diujikan kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian. Menurut Suharsimi (2010:110) “hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”.

Berdasarkan permasalahan yang muncul, hipotesis dari permasalahan tersebut sebagai berikut:

Ha1: Ada pengaruh pendidikan karakter dan fasilitas belajar terhadap hasil

belajar siswa mata pelajaran IPS Terpadu kelas VII di SMP N 6 Semarang.

Ha2: Ada pengaruh pendidikan karakter terhadap hasil belajar siswa mata

pelajaran IPS Terpadu kelas VII di SMP N 6 Semarang.

Ha3: Ada pengaruh fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa mata


(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analisis deskriptif persentase, sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Sumber data diperoleh dari data primer dan data sekunder.

Data primer berasal dari subyek penelitian informan atau data dari tangan pertama dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari. Data primer disini yang berupa angket untuk mengetahui adanya pengaruh dan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendidikan karakter dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu kelas VII di SMP Negeri 6 Semarang.

Data sekunder berupa tulisan, gambar, dan catatan lain yang dipelukan atau dengan kata lain data yang berasal dari pustaka-pustaka. Data sekunder disini untuk mengetahui jumlah siswa dan hasil belajar siswa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu kelas VII di SMP Negeri 6 Semarang yang berasal dari nilai ulangan harian dan nilai Ulangan Akhir Semester (UAS) gasal, serta data tentang fasilitas belajar siswa yang digunakan dalam proses belajar mengajar.


(46)

3.2 Populasi Penelitian

“Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian” (Suharsimi 2010:173). Menurut Sugiyono (2009:117) ”Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Dalam penelitian ini populasi yang dimaksud adalah seluruh siswa kelas VII di SMP Negeri 6 Semarang yang berjumlah 192 siswa yang terdiri dari 6 (enam) kelas, dengan perincian sebagai berikut:

Tabel 3.1

Daftar Penyebaran Anggota Populasi

No Kelas Jumlah (Siswa)

1. VII.1 31

2. VII.2 33

3. VII.3 32

4. VII.4 33

5. VII.5 31

6. VII.6 32

Jumlah 192

Sumber: Data siswa SMP Negeri 6 Semarang, 2012

3.3 Sampel Penelitian

“Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti” (Suharsimi, 2010:174). “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang memiliki oleh populasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan pertimbangan jika populasi terlalu besar atau banyak. Hal ini dimaksudkan agar sampel yang diambil bisa benar-benar representatif atau mewakili” (Sugiyono, 2009:118).


(47)

Dalam penelitian ini digunakan derajat kesalahan menggunakan 5% atau 0,05 sebagai kelonggaran ketidaktelitian, agar kesalahan pengambilan sampel masih dapat ditolerir dengan memiliki taraf kepercayaan 95%. Mengingat, semakin kecil persentase kelonggaran ketidaktelitian, maka jumlah sampel semakin banyak dan sampel yang akan diambil dapat benar-benar representatif (mewakili). Sebaliknya semakin besar persentase kelonggaran ketidaktelitian, maka semakin kecil jumlah sampel yang diambil. Untuk menentukan sampel menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:

n =

1+� ²

Keterangan :

n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian kesalahan (5%) Sampel dalam penelitian ini adalah :

n = 192

1+192(5%)²

n = 192

1+(192 5%²)

n = 192


(48)

Tabel 3.2

Daftar Penyebaran Anggota Sampel

No. Kelas Populasi Perhitungan Sampel Jumlah Sampel

1 VII.1 31 31/192 X 130 = 21,98 21

2 VII.2 32 33/192 X 130 = 22,34 22

3 VII.3 32 32/192 X 130 = 21,66 22

4 VII.4 33 33/192 X 130 = 22,34 22

5 VII.5 31 31/192 X 130 = 20,98 21

6 VII.6 32 32/192 X 130 = 21,66 22

Jumlah 130

Sumber: Perhitungan Teknik Pengambilan Anggota Sampel

“Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu” (Sugiyono, 2009:120). Teknik ini dilakukan tanpa memperhatikan strata karena siswa kelas VII di SMP Negeri 6 Semarang mempenyai karakteristik yang sama, yaitu sama-sama kelas VII, lama belajarnya, dan guru yang mengajar.

“Teknik untuk pengambilan anggota sampel menggunakan random sampling dengan cara undian yaitu pengambilan sampel secara acak karena setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel” (Suharsimi, 2010:177).

Pengundian dalam pengambilan anggota sampel tiap kelas dilakukan degan sistem undian (kocokan) yang disesuaikan dengan nomor urut absensi. Selanjutnya anggota populasi tersebut diundi sesuai jumlah sampel


(49)

yang telah ditetapkan. Hal ini dilakukan karena semua siswa dalam tiap kelas memiliki peluang yang sama untuk menjadi anggota sampel.

3.4 Variabel Penelitian

“Variabel adalah objek penelitian atau apa saja yang menjadi titik perhatian suatu penelitian” (Suharsimi, 2010:161). Menurut Sugiyono (2009:61) “Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya”. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu dua variabel bebas dan satu variabel terikat.

3.4.1 Variabel Bebas atau Variabel Independen (X)

“Variabel bebas adalah variabel-variabel yang mempengaruhi” (Suharsimi, 2010:162). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah:

a. Pendidikan karakter (X1), indikatornya:

1. Religius. 2. Jujur. 3. Toleransi. 4. Disiplin. 5. Kerja keras. 6. Kreatif. 7. Mandiri. 8. Cinta tanah air.


(50)

9. Tanggung jawab. (Wibowo. 2012:100-104)

b. Fasilitas belajar (X2), indikatornya:

1. Ruang tempat belajar. 2. Penerangan yang cukup. 3. Buku pegangan.

4. Kelengkapan peralatan belajar. Gie dalam Werdayanti, (2008:83)

3.4.2 Variabel Terikat atau Variabel Dependen (Y)

“Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat” (Suharsimi, 2010:162). Menurut Sugiyono (2009:61) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas VII pada semester gasal mata pelajaran IPS Terpadu tahun ajaran 2012/2013 di SMP Negeri 6 Semarang.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan upaya yang harus dilakukan untuk mendapatkan berbagai informasi dalam penelitian. Metode pengumpulan data yang akan digunakan pada penelitian ini dilakukan dengan tiga metode, yaitu:


(51)

3.5.1 Angket atau Kuesioner

“Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang di ketahui” (Suharsimi, 2010:194). Menurut Sugiyono (2009:199) “merupakan teknik pegumpulan data dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden”.

Kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang sudah disediakan pilihan jawaban sehingga responden tinggal memilih jawabannya saja dengan memberi tanda pada jawabannya yang dipilih. Kuesioner ini digunakan untuk memperoleh informasi atau keterangan mengenai pendidikan karakter dan fasilitas belajar. “Penyusunan angket menggunakan teknik pengukuran skala likert dalam bentuk checklist (√) yaitu skala yang berisi lima tingkat preferensi jawaban” (Ghozali, 2009:45).

Setiap pertanyaan disediakan 5 (lima) pilihan jawaban, para responden tinggal memilih salah satu jawaban dengan memberikan tanda checklist(√) pada kolom yang telah disediakan dan setiap pilihan memiliki bobot nilai yang beda :

1. Skor 5 untuk jawaban Sangat Setuju (SS) 2. Skor 4 untuk jawaban Setuju (S)

3. Skor 3 untuk jawaban Kurang setuju (KS) 4. Skor 2 untuk jawaban Tidak Setuju (TS)


(52)

5. Skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS)

3.5.2 Dokumentasi

“Dokumentasi adalah mencari data-data mengenai hal-hal atau variasi yang berupa benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, catatan, dokumen, peraturan, notulen rapat, surat kabar, agenda dan sebagainya” (Suharsimi, 2010:201).

Dokumentasi digunakan untuk mengambil data tentang hasil belajar mata pelajaran IPS Terpadu kelas VII dari daftar nilai ulangan harian dan daftar nilai ulangan akhir semester siswa oleh guru mata pelajaran IPS Terpadu. Dokumentasi dapat digunakan untuk mengetahui data nama siswa, data sarana dan prasarana sekolah, dan fasilitas belajar siswa serta administrasi sekolah lainnya.

3.5.3 Observasi

“Observasi adalah memperhatikan segala sesuatu atau pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap, dimana sering disebut pengamatan” (Suharsimi, 2010:199). Metode observasi ini digunakan peneliti untuk mengamati keadaan pendidikan karakter dan fasilitas belajar siswa di sekolah secara langsung.

3.6 Uji Instrumen Penelitian

Uji coba instrumen penelitian dilakukan sebelum angket diberikan kepada responden. Tujuan dari uji coba instrumen adalah untuk


(53)

menghindari pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas, menghilangkan kata-kata yang sulit dipahami, mempertimbangkan penambahan atau pengurangan ietm.

Instrumen ditentukan oleh tingkat kesahihan dan keterandalan. Uji coba instrumen dimaksudkan untu mengetahui layak tidaknya instrumen tersebut digunakan dalam pengambilan data penelitian. Instrumen penelitian yang diuji cobakan adalah instrumen pendidikan karakter (X1) dan fasilitas

belajar (X2). Untuk data mengenai hasil belajar siswa dilihat dari nilai

ulangan akhir semester gasal.

3.6.1 Validitas

“Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner” (Ghozali, 2009:49). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung dengan nilai rtabel sebesar 0,361. Pernyataan

dikatakan valid apabila nilai rhitung > rtabel dengan menggunakan level

signifikan 5%. Untuk mengetahui kevalidan butir-butir angket dapat diketahui dengan membandingkan rhitung pada hasil perhitungan dengan

menggunakan progam SPSS for windows release 16 terhadap nilai rtabel.

Pada hasil perhitungan dengan menggunakan progam SPSS for windows release 16 terhadap nilai rtabel.

Berdasarkan uji coba angket kepada 30 responden diperoleh hasil sebagai berikut


(54)

Tabel 3.3

Hasil Uji Coba Angket

Variabel Indikator Butir r Hitung r Tabel Keterangan

Pendi d ika n K ar akt er ( X 2)

1. Religius No.1 0,435 0,361 Valid

No.2 0,418 0,361 Valid

No.3 0,668 0,361 Valid

2. Jujur No.4 0,429 0,361 Valid

No.5 0,564 0,361 Valid

No.6 0,717 0,361 Valid

3. Toleransi No.7 0,293 0,361 Tidak Valid

No.8 0,637 0,361 Valid

No.9 0,444 0,361 Valid

4. Disiplin No.10 0,750 0,361 Valid

No.11 0,676 0,361 Valid

No.12 0,573 0,361 Valid

5. Kerja keras No.13 0,637 0,361 Valid

No.14 0,695 0,361 Valid

No.15 0,758 0,361 Valid

6. Kreatif No.16 0,446 0,361 Valid

No.17 0,564 0,361 Valid

No.18 0,603 0,361 Valid

7. Mandiri No.19 0,623 0,361 Valid

No.20 0,421 0,361 Valid

No.21 0,625 0,361 Valid

8. Cinta tanah air

No.22 0,037 0,361 Tidak Valid

No.23 0,595 0,361 Valid

No.24 0,521 0,361 Valid

9.Tanggung jawab

No.25 0,584 0,361 Valid

No.26 0,671 0,361 Valid

No.27 0,391 0,361 Valid

Fasi lit as B el aj ar ( X 2 ) 10.Ruang tempat belajar

No.28 0,429 0,361 Valid

No.29 0,594 0,361 Valid

No.30 0,736 0,361 Valid

11. Penerangan yang cukup

No.31 0,569 0,361 Valid

No.32 0,473 0,361 Valid

No.33 0,528 0,361 Valid

12.Buku pegangan

No.34 0,416 0,361 Valid

No.35 0,480 0,361 Valid

No.36 0,439 0,361 Valid

No.37 0,495 0,361 Valid

13.Kelengkapan peralatan belajar

No.38 0,626 0,361 Valid

No.39 0,680 0,361 Valid


(55)

Hasil diatas dapat disimpulkan bahwa dari uji instrumen yang dilakukan ada 2 item soal yang tidak valid, yaitu nomer 7 dan 22. Item yang tidak valid tersebut harus dihilangkan karena sudah terwakili oleh item pernyataan yang lain.

3.6.2 Reliabilitas

“Reliabilitas adalah suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik” (Suharsimi, 2010:221). Reliabilitas menunjukkan pada tingkat keterandalan sesuatu yang artinya dapat dipercaya sehingga dapat diandalkan. “Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60” (Ghozali, 2009:46). Reliabilitas dapat dihitung dengan bantuan progam SPSS for windows release 16.

Tabel 3.4 Reliabilitas

Variabel Cronbach’s

Alpha

Cronbach’s Alpha Based on Standardized Items

N of Items

Pendidikan Karakter 0,908 0,910 27

Fasilitas Belajar

0,804 0,814 13

Berdasarkan hasil uji coba instrumen diperoleh nilai Cronbach Alpha untuk variabel pendidikan karakter sebesar 0,910 dan untuk variabel fasilitas belajar sebesar 0,814. Jadi kedua nilai tersebut lebih besar dari Nilai


(56)

Alpha 0,60. Berarti bahwa instrumen yang memuat kedua variabel ini semuanya reliabel dan layak digunakan penelitian.

3.7 Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pendidikan karakter dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar meliputi :

3.7.1 Metode Analisis Deskriptif Persentase

Analisis deskriptif persentase digunakan untuk mendeskripsikan persentase masing-masing variabel bebas yaitu variabel pendidikan karakter dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar. Adapun langkah-langkahyang dilakukan dalam penggunaan metode analisis deskriptif persentase ini sebagai berikut:

1. Mengumpulkan angket yang telah diisi responden dan memeriksa kelengkapan.

2. Mengubah skor kualitatif menjadi skor kuantitatif, dengan cara: a. Jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 5

b. Jawaban Setuju (S) diberi skor 4

c. Jawaban Kurang Setuju (KS) diberi skor 3 d. Jawaban Tidak Setuju (TS) diberi skor 2

e. Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1 3. Membuat tabulasi data


(57)

4. Menjumlahkan skor jawaban yang diperoleh dari setiap responden 5. Memasukkan skor kedalaman rumus deskriptif persentase sebagai

berikut : DP (%) =

� × 100% (Ali. 1993:186). Keterangan :

DP = Deskriptif Persentase

n = jumlah skor jawaban responden N = jumlah skor jawaban ideal

% = tingkat keberhasilan yang dicapai

6. Hasil tersebut dikonsultasikan ke tabel kriteria untuk masing-masing variabel sebagai berikut:

a. Menetapkan persentase tertinggi = � � �

� � × 100%

= 5

5 × 100%

= 100% b. Menetapkan persentase terendah = � � �

� � × 100%

= 1

5 × 100%

= 20%

c. Menetapkan rentangan persentase = 100% - 20% = 80%

d. Menetapkan kelas interval = 5 e. Interval = 80% : 5 = 16%


(58)

Untuk mengetahui tingkat kriteria, selanjutnya skor yang diperoleh (dalam %) dengan analisis deskriptif persentase dikonsultasikan dengan tabel kriteria. Berikut adalah tabel dan kriteria dari perhitungan diatas:

Tabel 3.5

Kriteria Deskriptif Persentase

No Interval persentase skor Kriteria

1 >84% - 100% Sangat Baik

2 >68% - 84% Baik

3 >52% - 68% Cukup Baik

4 >36% - 52% Tidak Baik

5 ≤ 0,36 Sangat Tidak Baik

3.7.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum menentukan model regresinya, maka persamaan regresi harus memenuhi uji asumsi klasik terlebih dahulu karena akan dijadikan sebagai alat prediksi. Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi yang digunakan menganalisis penelitian ini memenuhi asumsi klasik atau tidak.

Pengujian asumsi klasik untuk mengetahui apakah hasil regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari gejala heteroskedastisitas dan multikolinearitas.


(59)

3.7.2.1 Uji Normalitas

“Uji normalitas bertujuan untuk mengkaji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mangasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal” (Ghozali, 2009:147).

Menurut Ghozali (2009:149) pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya sebagai berikut:

1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Uji kenormalan data dilakukan dengan Uji Kolmogorov Smirnov (K-S). Selain itu dapat dilihat dengan grafik normal P-P Plot. Data dianalisis dengan progam SPSS for windows release 16. Pengambilan keputusan uji adalah:

Jika sig (2 tailed) > α (0,05) = maka model regresi memenuhi distribusi normal.

Jika sig (2 tailed) ≤ α (0,05) = maka model regresi tidak memenuhi distribusi normal.


(60)

3.7.2.2 Uji Multikolinieritas

“Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen” (Ghozali, 2009:95). Pengujian ini dilakukan dengan alat bantu progam SPSS for windows release 16. Keputusan uji “Jika nilai toleransi ≤ 0,10 dan VIF ≥ 10 = maka telah terjadi multikolinieritas, jika nilai toleransi ≥ 0,10 dan VIF ≤ 10 = maka tidak terjadi multikolinieritas” (Ghozali, 2009:96).

3.7.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2009:125) menarik kesimpulan tentang heteroskedastisitas sebagai berikut:

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.7.3 Metode Analisis Regresi Linier Berganda

Menurut Sudjana (2005:310) “merupakan hubungan yang didapat pada umumnya dinyatakan dalam bentuk persamaan matematik dalam hubungan fungsional antara variabel-variabel”.

Teknik ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih yang dinyatakan dalam sebuah persamaan matematik sebagai berikut:


(61)

Ŷ= α + b1X1 + b2X2

Keterangan :

Ŷ = variabel terikat yaitu hasil belajar α = konstanta

b1 = koefisien variabel X1

b2 = koefisien variabel X2

X1 = koefisien regresi pendidikan karakter

X2 = koefisien regresi fasilitas belajar

(Sugiyono, 2009:267).

3.8 Pengujian Hipotesis

“Pada umumnya hipotesis dirumuskan untuk menggambarkan hubungan dua variabel akibat” (Suharsimi, 2010:112). Pengujian hipotesis dalam penelitian ini meliputi uji simultan dan uji parsial.

3.8.1 Uji Simultan (Uji F)

“Uji pengauh simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen” (Ghozali, 2009:88). Uji simultan ini menggunakan alat bantu progam SPSS for windows 16. Untuk uji F dengan taraf signifikan 5% atau taraf kepercayaan 95%.


(62)

Ho : β1 = β2 = 0, artinya X1 dan X2 secara simultan tidak berpengaruh

signifikan terhadap Y yaitu tidak ada pengaruh pendidikan karakter dan fasilitas belajar secara simultan terhadap hasil belajar siswa.

Ha : β1 = β2≠ 0, artinya X1 dan X2 secara simultan berpengaruh terhadap

Y yaitu ada pengaruh pendidikan karakter dan fasilitas belajar secara simultan terhadap hasil belajar siswa.

b. Kaidah pengambilan keputusan uji :

Jika α = 0,05. Maka untuk menguji hipotesis: H0 : ρ = ρ0 melawan H1 : ρ ≠ ρ0.

(Sudjana, 2005:382).

3.8.2 Uji Parsial (Uji t)

“Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen” (Ghozali, 2009:89).

Untuk menguji koefisiensi parsial maka digunakan uji t dengan taraf signifikan 5% atau taraf kepercayaan 95% dengan alat bantu progam SPSS for windows release 16. Hipotesis yang disajikan adalah :

a. Merumuskan hipotesis statistik

HO : β1 = 0, artinya X1 terhadap Y secara parsial tidak ada pengaruh

pendidikan karakter terhadap hasil belajarsiswa.

HO : β2 = 0, artinya X2 terhadap Y secara parsial tidak ada pengaruh


(63)

Ha : β1 ≠ 0, artinya X1 terhadap Y secara parsial ada pengaruh

pendidikan karakter terhadap hasil belajar siswa.

Ha : β2 ≠ 0, artinya X2 terhadap Y secara parsial ada pengaruh fasilitas

belajar terhadap hasil belajar siswa. b. Kaidah pengambilan keputusan uji:

Jika α = 0,05. Maka untuk menguji hipotesis: H0 : ρ = ρ0 melawan H1 : ρ ≠ ρ0.

(Sudjana, 2005:382).

3.8.3 Koefisien Determinasi Simultan (R2)

“Koefisien determinasi (R2) untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu” (Ghozali, 2009:86).

Hasil perhitungan R2 digunakan untuk mengukur ketepatan yang paling baik dari analisis regresi linier berganda. R2 mendekati 1 (satu) maka dapat dikatakan semakin kuat model tersebut dalam menerangkan variasi variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika R2 mendekati 0 (nol) maka semakin lemah variasi variabel bebas dalam menerangkan variabel terikat. Mencari nilai R2 dalam penelitian ini menggunakan alat bantu progam SPSS for windows release 16.


(64)

3.8.4 Koefisien Determinasi Parsial (r2)

“Koefisien determinasi parsial (r2) dinamakan koefisien determinasi atau koefisien penentu. Dinamakan demikian oeh karena 100 r2% dari pada variasi yang terjadi dalam variabel tak bebas. Y dapat dijelaskan oleh variabel bebas X dengan adanya regresi linear Y atas X” (Sudjana, 2005:369). Besarnya pengaruh X1 terhadap Y, dan X2 terhadap Y dengan

cara mengkuadratkan r yang diperoleh. Dalam penelitian ini menggunakan alat bantu progam SPSS for windows 16.


(1)

102

C. BUKU PEGANGAN

No

PERNYATAAN

JAWABAN

SS

S

KS

TS

STS

5

4

3

2

1

32. Anda memiliki buku literatur mata

pelajaran IPS Terpadu untuk menunjang

proses belajar mengajar.

33. Persediaan buku-buku IPS Terpadu di

perpustakaan tertata rapi, sehingga

memudahkan anda untuk mencari buku

yang diperlukan.

34. Pihak sekolah meminjami buku paket

mata pelajaran IPS Terpadu untuk setiap

siswa.

35. Pada mata pelajaran IPS Terpadu, selain

menggunakan buku peket juga

menggunakan buku literatur lain.

D. KELENGKAPAN PERALATAN BELAJAR

No

PERNYATAAN

JAWABAN

SS

S

KS

TS

STS

5

4

3

2

1

36. Adanya buku-buku literatur lain dapat

menambah pengetahuan anda terhadap

materi yang di sampaikan guru.

37. Ruang kelas sudah tersedia perlengkapan

belajar seperti meja, kursi, papan tulis,

LCD, papan absensi, papan pemajang

karya siswa untuk memperlancar kegiatan

proses belajar mengajar.

38. Perlengkapan media pembelajaran seperti

adanya peta dinding, peta dunia, globe,

kompas, dan lain-lain untuk mendukung

kegiatan proses belajar.


(2)

HASIL ANALISIS REGRESI

Regression

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 X2, X1a . Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Y

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .186 6.853 .027 .978

X1 .483 .093 .417 5.214 .000

X2 .536 .123 .347 4.341 .000


(3)

104

UJI ASUMSI KLASIK

1.

Uji Normalitas

Npar Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 130

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 6.70362381 Most Extreme Differences Absolute .051

Positive .051

Negative -.051

Kolmogorov-Smirnov Z .584

Asymp. Sig. (2-tailed) .884

a. Test distribution is Normal.


(4)

2.

Uji Heteroskedastisitas

3.

Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta

Toleranc e VIF

1 (Constant) .186 6.853 .027 .978

X1 .483 .093 .417 5.214 .000 .664 1.506

X2 .536 .123 .347 4.341 .000 .664 1.506


(5)

106

UJI HIPOTESIS

1.

Uji F

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 4966.893 2 2483.447 54.406 .000a

Residual 5797.076 127 45.646

Total 10763.969 129

a. Predictors: (Constant), X2, X1

b. Dependent Variable: Y

2.

Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .186 6.853 .027 .978

X1 .483 .093 .417 5.214 .000

X2 .536 .123 .347 4.341 .000

a. Dependent Variable: Y

3.

Uji R

2

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .679a .461 .453 6.75620

a. Predictors: (Constant), X2, X1

b. Dependen Variabel: Y


(6)

4. Uji r

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d Coefficients

t Sig.

Correlations

B Std. Error Beta

Zero-order Partial Part

1 (Constan

t) .186 6.853 .027 .978

X1 .483 .093 .417 5.214 .000 .618 .420 .340

X2 .536 .123 .347 4.341 .000 .588 .359 .283


Dokumen yang terkait

Hubungan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS dengan hasil belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen

1 17 97

Peningkatan hasil belajar siswa dengan metode diskusi pada mata pelajaran IPS di kelas V MI Ta’lim Mubtadi I Kota Tangerang

0 12 121

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH DAN SIKAP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 3 NATAR

1 16 116

HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS VII DITINJAU DARI Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VII Ditinjau Dari Metode Snowball Throwing Dan Think Talk Write Di SMP 2 Muhammadiyah Karangan

0 6 12

HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS VII DITINJAU DARI Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VII Ditinjau Dari Metode Snowball Throwing Dan Think Talk Write Di SMP 2 Muhammadiyah Karangan

0 4 16

PENGARUH SUMBER BELAJAR DAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGARUH SUMBER BELAJAR DAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS VII DI MADRASAH TSANA

0 3 15

PENGARUH METODE BILINGUAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA SISWA KELAS VII SMP N 1 BATURETNO TAHUN AJARAN.

0 1 13

(ABSTRAK) PENGARUH STRATEGI GURU MENGAJAR DAN STRATEGI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) TERPADU KELAS VII DI SMP NEGERI 5 UNGARAN.

0 0 3

PENGARUH STRATEGI GURU MENGAJAR DAN STRATEGI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) TERPADU KELAS VII DI SMP NEGERI 5 UNGARAN.

1 2 129

Faktor-Faktor Kesulitan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas VIII di SMP N 3 Sleman.

0 1 148