perbelanjaaan tempat ia membeli produk tersebut. Kontak dengan toko akan dilakukan oleh konsumen untuk menentukan toko mana yang akan
dikunjungi. b.
Mencari produk product contact. Setelah konsumen produk yang akan dibelinya.
c. Transaksi, yaitu melakukan pertukaran barang dengan uang, memindahkan
pemilikan barang dari toko kepada konsumen. d.
Pembelian merupakan pilihan atau keinginan yang dinyatakan dalam tindakan.
II.5.1. Perilaku Konsumen
Menurut Engel Setiadi, 2003: 92-93, mengemukan perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha
memperoleh, menggunakan dan menentukan produk dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan-tindakan tersebut.
Sedangkan menurut Levitt seperti yang dikutip Setiadi, syarat yang harus dimiliki perusahaan agar dapat sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk
menciptakan dan mempertahankan pelanggan. Agar tujuan tersebut tercapai maka setiap perusahaan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan barang dan jasa yang
diinginkan konsumen dengan harga yang pantas reasonable. Dengan demikian, perusahaan harus memahami perilaku konsumen pada dasar sasarannya, karena
kelangsungan hidup perusahaan tersebut sebagai lembaga yang berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen sangat bergantung pada perilaku konsumen.
Universitas Sumatera Utara
Umumnya perilaku konsumen diawali dengan tingkat perhatian, kemudia dilanjutkan dengan minat, selanjutnya hasrat, setelah itu keputusan dan yang terakhir
yaitu tindakan. Namun tidak semua tahapan tersebut dilampaui, ada beberapa konsumen yang hanya mencapai tahapan tertentu saja dan tidak diikuti dengan proses pembelian
action disebut proses AIDDA.
II.5.2. Motivasi
Motivasi berasal dari bahasa Latin yang berbunyi movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang
menyebabkan, menyalurkan dan mendukung prilaku manusia. Motivasi semakin penting agar konsumen mendapat tujuan yang diinginkan secara optimun.
Menurut American Encyclopedia, motivasi adalah kecenderungan suatu sifat yang merupakan pokok pertentangan dalam diri seseorang yang membangkitkan
topangan dan tindakan. Motivasi meliputi faktor kebutuhan biologis dan emosional yang hanya dapat diduga dari pengamatan tingkah laku manusia. Sedangkan motivasi
menurut Merle J. Moskowits, sebagai inisiasi dan pengarahan tingkah laku dan pelajaran motivasi sebenarnya merupakan pelajaran tingkah laku. Motivasi dapat
didefenisikan pula sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi kearah tujuan-tujuan yang hendak dicapainya, yang dikondisikan oleh kemampuan
upaya untuk memenuhi suatu kebutuhan individual Setiadi, 2003: 94. Kebutuhan yang diaktifkan akhirnya diekspresikan dalam perilaku dan
pembelian serta konsumsi dalam bentuk dua jenis, yaitu: Manfaat utilitarian, merupakan atribut produk fungsional yang objektif. Manfaat hedonik pengalaman, mencakup
respon emosional, kesenangan panca indera, mimpi dan pertimbangan estetis. Kriteria
Universitas Sumatera Utara
yang digunakan sewaktu mempertimbangkan manfaat hedonik bersifat objektif dan simbolik, berpusat pada pengertian akan produk atau jasa demi pengertian itu sendiri
terlepas dari pertimbangan yang lebih objektif. Kedua jenis manfaat menjadi diekspresikan sebagai kriteria evaluatif yang digunakan di dalam proses pertimbangan
dan penyeleksian alternatif terbaik. Manfaat utilitarian dan hedonik umumnya berfungsi secara serentak di dalam keputusan pembelian. Menurut Setiadi, motivasi konsumen
bertujuan: a.
Meningkatkan kepuasan b.
Mempertahankan loyalitas c.
Efisiensi d.
Efektivitas e.
Mencipta suatu hubungan yang harmonis antara penjual produsen dengan pembeli konsumen
Motivasi yang dimiliki setiap konsumen sangat berpengaruh terhadap keputusan yang diambil. Bila dilihat dari hal itu makna motivasi yang dimiliki konsumen secara
garis besar dapat terbagi menjadi dua kelompok besar. Pertama, motivasi yang berdasarkan rasional akan menentukan pilihan terhadap suatu produk dengan
memikirkan secara matang serta pertimbangan terlebih dahulu untuk membeli produk tersebut. Kecenderungan yang akan dirasakan oleh konsumen terhadap produk tersebut
sangat puas. Kedua, motivasi berdasarkan emosional, konsumen terkesan terburu-buru untuk membeli produk tersebut dengan tidak mempertimbangkan kemungkinan yang
akan terlihat, konsumen tidak akan merasa puas terhadap produk yang dibeli karena produk tersebut hanya sesuai dengan keinginan kita dalam jangka pendek saja Setiadi,
2003: 103-104.
Universitas Sumatera Utara
II.5.3. Gaya Hidup Life Style