Pengertian Ekuitas Merek Merek dan Ekuitas Merek 1. Pengertian Merek

dapat dianggap tidak ada, walaupun produknya ada. Untuk itu diperlukan imej citra merek. Imej adalah persepsi yang relatif konsisten dalam jangka panjang enduring perception. Tidak mudah membentuk imej, tetapi sekali terbentuk tidak mudah pula mengubahnya. Agar posisi merek kuat, tentu ia harus dikenal dulu. Ini merupakan langkah awal. Tempatkanlah merek dalam pikiran konsumen. Pada langkah awal ini, keberadaan merek dalam pikiran terbatas pada pengenalan merek brand awareness. Pada tingkat pengenalan paling rendah, dimana hanya sekadar tahu keberadaan merek, konsumen belum dapat membentuk gambaran persepsi tentang merek. Pengenalan merek menjadi landasan terbentuknya asosiasi merek Aaker, 1997. Proses asosiasi adalah suatu bentuk pengorganisasian stimulus guna membentuk persepsi. Secara sederhana, setiap orang berusaha mempermudah proses mempersepsikan sesuatu.

II.4.2. Pengertian Ekuitas Merek

Ekuitas merek adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah barang atau jasa kepada perusahaan atau para pelanggan perusahaan Aaker, 1997: 22-23. Agar aset dan liabilitas mendasari ekuitas merek, keduanya mesti berhubungan dengan nama atau simbol sebuah merek. Jika nama dan simbol merek diubah, beberapa atau semua aset atau liabilitas bisa dipengarahui dan mengalami kerugian, kendati beberapa diantaranya mungkin sudah diahlikan ke nama dan simbol baru. Aset dan liabilitas yang mendasari dasar ekuitas merek akan berbeda antara suatu konteks dengan konteks lainnya. Universitas Sumatera Utara Menurut Srinivasan dan Park Simamora, 2002: 47, membuat konsepsi yang memungkinkan ekuitas merek negatif, nol ataupun positif. Menurut mereka, pada produk-produk bermerek terdapat dua jenis nilai, yaitu: a. Pertama, nilai objektif, yaitu nilai berdasarkan realitas. Ini merupakan nilai yang tidak terkontaminasi oleh segala hal yang berkaitan dengan merek. Memang dapata diterima bahwa setiap produk memiliki nilai objektif. b. Kedua, nilai total produk dengan merek. Ekuitas merek adalah selisih antara nilai total produk dengan merek dikurangi nilai objektifnya. Dengan demikian, dimungkinkan nilai ekuitas merek yang positif, nol dan negatif. Menurut Hana dan Wozniak Simamora, 2002: 49, juga melihat ekuitas merek sebagai nilai positif produk, ekuitas merek ada kalau merek itu memberikan nilai tambah. Kalau tidak memberikan nilai tambah, apalagi kalau justru mengurangi nilai produk, berarti tidak ada ekuitas merek. Sebuah agen iklan global ternama, Young dan Rubicam Y R Simamora, 2002: 51, mengembangkan metode untuk mengukur ekuitas merek yang dinamakan Brand Asset Valuator, yaitu: 1. Diferensiasi differentiation, yaitu ukuran seberapa berbeda distinctive suatu merek dibanding merek lain. 2. Relevansi relevance, yaitu relevansi merek dengan konsumen. Sejauhmana arti merek dan cocok dengan konsumen. 3. Kebanggaan esteem, ukuran tentang apakah merek memperoleh penghargaan yang tinggi dan dianggap sebagai yang terbaik di kelasnya, 4. pengetahuan knowledge, yaitu ukuran tentang pemahaman mengenai merek. Universitas Sumatera Utara Menurut Corrie Goerne, dalam Peter dan Olson Simamora, 2002: 55, memberikan empat pendekatan ekuitas merek, yang sebenarnya merupakan bagian loyalitas merek. Sama seperti Aaker, Goerne juga menempatkan loyalitas sebagai indikator ekuitas merek. Adapun keempat pendekatan itu adalah, sebagai berikut: 1. Substituability. Kalau konsumen sulit beralih ke merek lain, walaupun mereka dirangsang untuk melakukannya, itu merupakan pertanda ekuitas merek yang tinggi. 2. Repeat Purchase Rate. Perhatikan persentase konsumen yang membeli merek pada waktu yang lalu dan akan membeli merek itu lagi pada masa yang akan datang. Semakin tinggi persentase itu, semakin tinggi ekuitas merek. 3. Concentration. Kalau pasar terkonsentrasi, berarti para pemasar telah membangun yang ekuitas yang tinggi pada mereknya. 4. Demand Elasticity. Kalau konsumen menempatkan nilai yang tinggi pada sebuah merek, akan merespon penurunan harga merek itu secara antusias, tetapi tidak bereaksi pada penuruan harga pesaing. Menurut David A. Aaker 1997: 23, ekuitas merek brand equity dapat dikelompokkan kedalam lima kategori, yaitu: 1. Loyalitas Merek Brand Loyalty Loyalitas merek dari kelompok pelanggan seringkali merupakan inti dari ekuitas merek. Apalagi para pelanggan tidak tertarik pada merek dan membeli karena karakteristik produknya, harga dan kenyamanan dengan sedikit memperdulikan merek maka berarti kemungkinan ekuitas mereknya kecil. Sebaliknya, apabila para pelanggan melanjutkan untuk membeli hal tersebut kendati dihadapkan Universitas Sumatera Utara pada para kompetitor yang menawarkan karakteristik produk besar dalam merek tersebut dan barangkali juga dalam simbol dan slogannya. 2. Kesadaran Merek Brand Awareness Kesadaran merek adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu. Kesadaran merek membutuhkan jangkauan kontinum continuum ranging dari perasaan yang tak pasti bahwa merek tertentu dikenal, menjadi keyakinan bahwa produk tersebut merupakan satu-satunya dalam kelas produk yang bersangkutan. 3. Persepsi Kualitas Perceived Quality Persepsi kualitas dapat didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan pelanggan Durianto, Sugiarto Tony Sitinjak, 2004: 96. Karena perceived quality merupakan persepsi dari pelanggan maka perceived quality tidak dapat ditentukan secara objektif. Persepsi pelanggan akan melibatkan apa yang penting bagi pelanggan karena setiap pelanggan memiliki kepentingan yang berbeda-beda terhadap suatu produk atau jasa. 4. Asosiasi Merek Brand Association Asosiasi merek adalah segala kesan yang muncul di benak seseorang yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek Durianto, Sugiarto Tony Sitinjak, 2004: 69. Suatu merek yang telah mapan akan memiliki posisi menonjol dalam persaingan bila didukung oleh berbagai asosiasi yang kuat. Universitas Sumatera Utara Berbagai asosiasi merek yang saling berhubungan akan menimbulkan suatu rangkaian yang disebut brand image yang dimiliki oleh merek tersebut. 5. Aset-aset Merek lainnya Other Propietary Brand Asset Kategori kelima ini mewakili beberapa aset hal milik lain seperti paten, cap dagang trademark dan saluran hubugan. Aset-aset merek akan sangat bernilai jika aset-aset itu menghalangi atau mencegah para kompetitor menggerogoti loyalitas konusmen.

II.5. Tindakan Membeli

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Membeli Sepeda Motor Merek Yamaha Mio (Studi Kasus Di PT. Alfa Scorpii Medan)

9 111 105

Strategi Komunikasi Pemasaran dan Loyalitas Nasabah (Studi Korelasional Pengaruh Strategi Komunikasi Pemasaran terhadap Loyalitas Nasabah Pada PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Setia Budi Medan)

2 69 86

ANALISIS PERBEDAAN ATRIBUT PRODUK YANG DIPERTIMBANGKAN KONSUMEN DALAM MEMBELI SEPEDA MOTOR YAMAHA SKUTIK DAN SEPEDA MOTOR HONDA SKUTIK(Studi Pada Konsumen Sepeda Motor Yamaha dan Honda di Kecamatan Batu Kota Batu)

0 5 2

Pengaruh motivasi konsumen dan persepsi kualitas terhadap sikap konsumen dalam membeli sepeda motor Yamaha pada Yamaha Indra Motor Banjaran Bandung

0 11 1

Pengaruh komunikasi Pemasaran Terhadap keputusan pembelian Sepeda Motor Merek Yamaha V-Ixion (Studi Pada PT. Lautan Teduh Interniaga)

3 16 112

Strategi Komunikasi Pemasaran dan Loyalitas Nasabah (Studi Korelasional Pengaruh Strategi Komunikasi Pemasaran terhadap Loyalitas Nasabah Pada PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Setia Budi Medan)

0 24 86

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MEMBELI SEPEDA MOTOR MERK YAMAHA DI SURAKARTA.

0 1 5

Analisis Pengaruh lklan Terhadap Keputusan Konsumen Membeli Sepeda Motor Yamaha.

0 0 6

Strategi Komunikasi Pemasaran Dan Loyalitas Nasabah (Studi Korelasional Pengaruh Strategi Komunikasi Pemasaran Terhadap Loyalitas Nasabah Pada PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Setia Budi Medan)

0 0 10

Strategi Pemasaran Motor Yamaha ID

0 1 12