Percepatan Perkembangan Fisik Kota

5.8 Percepatan Perkembangan Fisik Kota

Untuk melihat perkembangan fisik kota Padangsidimpuan dapat diperlihatkan dengan 2 dua cara sektoral dan spasial. Secara sektoral, perkembangan fisik kota Padangsidimpuan selalu berubah, hal ini tercermin dari perkembangan wilayah terbangun yang selalu mengalami kenaikan. Berdasarkan elemen-elemen Kota Padangsidimpuan, maka penggunaan tanah dapat diklasifikasikan kedalam delapan penggunaan lahan yaitu: pendidikan, kesehatan, peribadatan, perkantoran dan pelayanan umum, perekonomianperdagangan dan jasa, ruang terbuka hijau, permukimanperumahan, dan jaringan jalan. Dari delapan penggunaan lahantanah tersebut, yang paling menonjol pertumbuhan pada tahun 2000-2010 adalah perkantoran dan pelayanan umum. Khusus lahan kebun PTPN III Pijor Koling yang diserahkan kepada Pemerintah Kota Padangsidimpuan dengan peruntukan sebagai lahan perkantoran Pemerintahan Kota seluas 87 Ha. Lahan sawah dan kebun yang beralih fungsi menjadi jalan lingkar yaitu seluas 363.000 m 2 Apabila diperhatikan pertumbuhan dari tahun 2000 sd 2010, maka pertumbuhan yang paling menonjol adalah perekonomian, perkantoranpelayanan sosial, dan permukimanperumahan. Pertumbuhan pelayanan sosial ini antara lain disebabkan adanya bangunan sekolah-sekolah dan perkantoran. Pertambahan ini merupakan konsekuensi dari akibat pertambahan penduduk dan pemekaran kota, yaitu terbentuknya Pemerintah Kota Padangsidimpuan sejak tahun 2001, sehingga terjadi peningkatan pelayanan pemerintah terhadap penduduk kota. 36,3 ha. Secara spasial, dengan memperhatikan perkembangan fisik kota Padangsidimpuan dari tahun 2000 sampai dengan 2010, bahwa jika dilihat pola perkembangan fisik, maka perkembangannya cenderung mengisi pola jalan yang ada sehingga bentuk kota mengikuti pola jalan linier menerus, yaitu perkembangannya terjadi sepanjang jalan, serta perkembangan perumahan secara leap frogg development dan infill development. Dalam hal ini jalur transportasi memegang peran dominan dalam perkembangan areal areal kotanya, dapat dilihat dari pertumbuhan wilayah terbangun sebagian besar pada jalan yang dilalui oleh transportasi kota. Arah kecenderungan fisik kota sebelum tahun 2000 masih diseputar pusat kota yaitu kecamatan Padangsidimpuan Utara dan Padangsidimpuan Selatan. Kemudian pada tahun 2000 sampai dengan 2010 kecenderungan ini beralih pada Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua dan Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara, karena dipengaruhi oleh pusat-pusat kegiatan transportasi khususnya jalan lingkar Kota Padangsidimpuan Jalan Abdul Haris Nasution. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dapat terlihat bahwa pada tahun 2000 sd 2010 perkembangan lahan terbangun yang terbesar terjadi ke arah selatan dan timur. Perkembangan lahan ke arah ini termasuk hasil wawancara terhadap beberapa masyarakat sekitar disamping karena dibangunnya outer ring road juga disebabkan oleh adanya daya tarik keberadaan sekolah, Perguruan Tinggi, Kolam Renang dan adanya beberapa perumahan juga harga lahan yang relative masih murah. Hal inilah yang dapat membangkitkan pengaruh eksternalitas terhadap pertumbuhan lahan lainnya Gambar 5.25. Gambar 5.25 Lokasi Kolam Renang di Wilayah Koridor Jalan Abdul Haris Nasution Sumber: Hasil Pengamatan Lapangan Tahun 2010 BARUAS SWIMMING POOL LIBERS SWIMMING POOL KINCIR SWIMMING MULIA SWIMMING

5.9 Analisis Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan