Kota Padangsidimpuan masih lebih menunjukkan ciri perdesaan dari pada perkotaan. Penggunaan lahan untuk kawasan terbangun permukiman, perdagangan
dan jasa, bangunan umum dan perkantoran hanya mencapai sekitar 12,63 dari total luas wilayah kota. Sisanya masih berupa kawasan yang belum terbangun seperti
sawah, tegalan, perkebunan, hutan dan lain-lain.
4.4 Penduduk Kota Padangsidimpuan
Berdasarkan Statistik Tahun 2008 jumlah penduduk Kota Padangsidimpuan sebesar 188.499 jiwa, terdiri dari 93.131 jiwa laki-laki dan 95.368 jiwa perempuan
dengan kepadatan penduduk mencapai 1.284 jiwakm
2
. Kecamatan dengan kepadatan
terkecil yaitu Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu sebesar 265 jiwakm
2
. Kecamatan luas wilayah paling sempit adalah Kecamatan Padangsidimpuan Utara
dengan kepadatan penduduk tertinggi yaitu 4.152 jiwakm
2
disusul Kecamatan Padangsidimpuan Selatan dengan kepadatan penduduk 3.842 jiwakm
2
Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Jumlah DesaKelurahan, Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Padangsidimpuan
NO Kecamatan
Jumlah Desa
Kelurahan Luas
Wilayah Km²
Jumlah Penduduk
Jiwa Kepadatan
JiwaKm² 1. Padangsidimpuan Tenggara
18 27.69
28.760 1.079
2. Padangsidimpuan Selatan 12
15.81 60.746
38.42 3. Padangsidimpuan Batunadua
15 38.74
16.971 438
4. Padangsidimpuan Utara 16
14.09 58.492
4.152 5. Padangsidimpuan Hutaimbaru
10 22.34
16.058 719
6. Padangsidimpuan Angkola Julu
8 28.18
7.472 265
J U M L A H 79
146.85 188.499
1.284
Sumber: BPS Kota Padangsidimpuan 2009
4.5 Keadaan Umum Daerah Penelitian
4.5.1 Gambaran umum Jalan Lingkar Luar Kota Padangsidimpuan yang di dalam Rencana Umum
Tata Ruang Wilayah RTRW Kota Padangsidimpuan disebut dengan jalan by pass. Jalan ini merupakan jalan Arteri primer dan sekarang telah diberi nama sebagai Jalan
Abdul Haris Nasution yang sebagian besar terletak di wilayah Kecamatan Batunadua dan sebagian kecilnya di Wilayah Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara. Jalan ini
adalah sebagai ruas jalan elak pusat kota guna sebagai usaha mengatasi terpusatnya arus lalu lintas menuju pusat kota dari jurusan Sipirok menuju Panyabungan di
sebelah Timur kota. Jalan Abdul Haris Nasution ini terdiri dari satu jalur dengan lebar 10,0 m dan di kiri kanan jalan terdapat sarana bahu jalan dengan lebar masing-
masing 6,0 m serta parit jalan dengan lebar 1,5 m Gambar 4.3.
Gambar 4.3 Potongan Melintang Jalan Outer Ring Road Kota Padangsidimpuan Sumber: Hasil Analisa Tahun 2010
1,50 6,00
10,00 6,00
1,50 16,50
16,50 C
Jalan ini dibangun secara bertahap sejak tahun 1999 pembukaan di atas lahan perkebunan karet, kebun campuran serta lahan sawah dan baru selesai selesai
pada tahun 2009 dengan kondisi permukaan jalan hotmix beserta satu buah jembatan rangka yang melintasi sungai Batang Angkola.
4.5.2 Konsep perencanaan jalan lingkar kota padangsidimpuan Perencanaan jaringan jalan raya tidak dapat terlepas dari penyebaran dan
ragam tata guna lahan pada wilayah perencanaan. Karena tata guna lahan akan menentukan besarnya bangkitan pergerakan dan tarikan pergerakan generation and
attraction orang atau barang. Dari keadaan ini perencanaan jaringan jalan raya, dibuat sesuai dengan asal dan tujuan origin-distination, kebutuhan pergerakan orang
dan barang di wilayah perencanaan dan sekitarnya. Dari bentuk dan jumlah pergerakan ini maka akan diketahui moda-moda yang sesuai dan dipakai moda
choice dalam pergerakan. Langkah terakhir bagaimana jaringan jalan ditetapkan untuk semua
pergerakan moda guna membentuk jaringan jalan ideal sehingga pergerakan orang dan barang dengan moda yang dipakai, lancar, aman, nyaman, andal dan terjangkau.
Konsep perencanaan transportasi, mengiliminasi konflik tersebut adalah dengan menyediakan jalan khusus bagi lalu lintas yang menerus, membuat jalan lain sebagai
jalan elak by pass melewati pusat kota. Jalan elak ini dapat juga dipakai oleh pergerakan perjalanan dari pinggir kota satu ke pinggir kota yang lain Utara-Selatan;
Timur-Barat.
Rencana umum jaringan transportasi jalan ditetapkan berdasarkan kebutuhan pergerakan, fungsi, peranan, dan volume lalu lintas yang terjadi.
Terminal dapat diletakkan dekat dengan perpotongan jalan bypass dengan jalan utama kota untuk memudahkan perpindahan penumpang dalam melakukan perjalanan
mereka. Perencanaan dan pengembangan jaringan jalan di Kota Padangsidimpuan tidak
terlepas dari sistem transportasi jalan yang telah ada saat ini seperti jaringan jalan, terminal dan lain-lain.
Disamping itu bagaimana struktur guna lahannya saat ini, menjadi dasar pertimbangan yang sangat mempengaruhi penyediaan pelayanan pergerakan dengan
baik dari setiap tipe guna lahan melalui jaringan jalan yang akan dibuat. Jaringan jalan utama saat ini yakni Jalan Merdeka dari Jurusan Sibolga, Jalan
Sisingamangaraja dari Sipirok dan Jalan Imam Bonjol dari Jurusan Panyabungan semua bertemu menuju pusat kota. Sehingga dengan demikian kota yang berbentuk
memanjang, terbagi menjadi tiga bagian. Bentuk jaringan jalan kota Padangsidimpuan radial dengan grid
menghubungkan ketiga jalan utama. Jalan lingkar ini diharapkan dapat memecahkan problem transportasi di pusat
kota, karena jalan ini akan juga dapat berfungsi sebagai jalan arteri primer sekunder untuk digunakan lalu lintas cepat dan sedang.
Konsep Perencanaan Jalan Lingkar Kota Padangsidipuan terlihat pada Gambar 4.4.
Sumber : RTRW Kota Padangsidimpuan Tahun 2004
Gambar 4.6
Gambar 4.4 Konsep Perencanaan Jalan Lingkar Kota Padangsidipuan Sumber: RTRW Kota Padangsidimpuan Tahun 2004
KE SIBOLGA KE SIPIROK
PUSAT KOTA
KE PANTAI BARAT
7.0 KM Ke Panyabungan
KE PANYABUNGAN
PUSAT
TERMIN
TERMIN
TERMINA KETERANGAN :
JALAN LINGKAR RENCANA LANJUTAN
JALAN LINGKAR BATAS WILAYAH
ADMINISTRASI KOTA 0,00 KM
6,9 KM 7,05 KM
BAB V HASIL DAN PENELITIAN
ANALISIS PENGARUH KEBERADAAN JALAN LINGKAR
5.1 Jalan Lingkar Ring Road