Analisis Faktor-Faktor Perkembangan Fisik Kota

5.5 Analisis Faktor-Faktor Perkembangan Fisik Kota

5.5.1 Analisis perkembangan kota Untuk menciptakan suatu kota yang baik dan serasi, salah satu factor yang harus diperhatikan adalah kondisi fisik wilayahnya. Kendala-kendala fisik wilayah kota perlu mendapat perhatian sehingga terjadi keserasian antara lingkungan binaan dan alam. Permasalahan perkembangan fisik yang dihadapi oleh Kota Padangsidimpuan tentunya dipengaruhi oleh kondisi fisik internal dan eksternal kawasan tersebut. Adapun hasil identifikasi permasalahan fisik di Kota Padangsidimpuan diperlihatkan pada Tabel 5.3. Tabel 5.3 Permasalan Fisik Kota Padangsidimpuan FAKTOR PERMASALAHAN Internal Kelemahan - Keberadaan kawasan pertaniansawah yang tidak dapat dialihfungsikan terutama sawah beririgasi teknis. - Kawasan sempadan sungai,mata air,dan hutan lindung gunung yang tidak dapat dikembangkan sebagai kawasan budidaya. - Daerah yang berada pada kemiringan lereng di atas 15 membatasi perkembangan pembangunan kota. Eksternal Tantangan - Dekat dengan Kota Sibolga sebagai Pusat Kegiatan Kawasan Pantai Barat. - Kemungkinan terjadinya alih fungsi guna lahan cukup tinggi pertanian ke peruntukan non pertanian, permukiman ke peruntukan non permukiman. Sumber: RTRW Kota Padangsidimpuan Tahun 2004 Perubahan dan perkembangan kota, terutama disebabkan oleh pertambahan penduduk, alam, dan budaya, sehingga akibat faktor-faktor ini terjadi perubahan dan perkembangan fisik kota Padangsidimpuan. Perubahan dan perkembangan kota tentu saja mempunyai cara atau mekanisme perkembangan, sehingga berkembangnya ke suatu arah apakah akibat dari prasarana dasar perkotaan atau ada faktor lain yang menjadikan daerah tersebut sebagai daerah pengembangan. Berikut ini dapat diuraikan 1 satu titik amatan sebagai gambaran terjadinya perkembangan fisik kota Padangsidimpuan sejak tahun 2000 sampai dengan tahun 2010. Adapun titik amatan dimaksud adalah yang terdapat disepanjang Jalan Abdul Haris Nasution Outer ring road sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 5.23. Gambar 5.23 Jalan Lingkar Luar Outer Ring Road Kota Padangsidimpuan Yang diberi nama Jalan Jend. Abdul Haris Nasution Sumber: Screen clipping taken: 18022010; 22:10 Potensi fisik tata ruang Kota Padangsidimpuan dapat ditinjau dari factor internal dan eksternal. Factor Internal adalah hal-hal yang berasal dari dalam yang menguntungkan dalam pengembangan wilayah, sedangkan faktor eksternal sifatnya datang dari luar wilayah yang menguntungkan. Untuk lebih jelasnya mengenai potensi fisik tata ruang Kota Padangsidimpuan Tabel 5.4. Tabel 5.4 Potensi Fisik Tata Ruang Kota Padangsidimpuan FAKTOR POTENSI Internal Kekuatan - Ketersediaan Infrastruktur yang sudah memadai. - Fasilitas jasa dan perdagangan sekala regional. - Ketersediaan lahan untuk kawasan pengembangan masih luas. - Perkembangan kawasan Permukiman dan Perkotaan yang sangat pesat. - Fasilitas Sosial seperti Pendidikan, Kesehatan dan Peribadatan sudah memadai. Eksternal Peluang - Berada pada jalur Lintas Nasional - Merupakan salah satu Kota terbesar yang terdapat pada kawasan Pantai Barat Sumatera Utara. - Merupakan Kota terseluas yang terdapat pada kawasan andalan Tapanuli dan sekitarnya. Sumber: RTRW Kota Padangsidimpuan Tahun 2004 5.5.2 Faktor penduduk Penduduk sebagai salah satu komponen pembangunan memiliki dua sisi yang sangat penting, di satu sisi sebagai subyek pembangunan dan di sisi lain sebagai obyek pembangunan. Pertumbuhan penduduk Kota Padangsidimpuan secara langsung maupun tidak langsung dipengaruhi oleh daerah sekitarnya. Kota Padangsidimpuan mengalami pertumbuhan penduduk rata-rata 1,54 pertahun selama periode 2000–2009 Gambar 5.24. Gambar 5.24 Pertumbuhan Penduduk Kota Tahun 2000 – 2009 Sumber: BPS Kota Padangsidimpuan Peningkatan jumlah penduduk akan berpengaruh terhadap perubahan penggunaan lahan baik untuk permukiman, kawasan hijau kota ataupun peruntukan lainnya. Juga jumlah penduduk di suatu wilayah pada dasarnya merupakan faktor utama pembangkit kebutuhan perjalanan sehingga konsekuensinya prasarana dan sarana transportasi yang ada perlu ditambah. Seringkali permasalahan tidak selesai hanya dengan penambahan terhadap sistem yang ada, sebab setiap pembangunan prasarana transportasi baru biasanya memberi dampak terhadap komponen- komponen perkotaan. Kebijaksanaan kepadatan penduduk ini lebih rendah klasifikasinya dibandingkan dengan kepadatan penduduk kota pada umumnya. Hal ini didasarkan pada luasnya lahan non terbangun dan kepadatan bangunan yang masih tergolong rendah untuk sebagian besar wilayah kota.

5.6 Cara Perkembangan Fisik Kota Padasidimpuan