Pola Perkembangan Kota Padangsidimpuan

paling merugikan, tidak efisien dalam arti ekonomi, tidak mempunyai nilai estetika dan tidak menarik. Perkembangan lahan kekotaannya terjadi berpencaran secara sporadis dan tumbuh di tengah-tengah lahan pertanian. Keadaan ini sangat menyulitkan pemerintah kota untuk membangun prasarana-prasarana fasilitas kebutuhan hidup sehari-hari. Hal seperti ini jika ditinjau dari perkembangan kotanya juga terjadi di Kota Padangsidimpuan Gambar 5.14. Gambar 5.14 Perembetan Meloncat Sumber: Yunus, 1999;129

5.3 Pola Perkembangan Kota Padangsidimpuan

Strategi pengembangan Kota Padangsidimpuan terdapat 4 sub pusat pelayananBWK Bagian Wilayah Kota atau bisa disebut cluster RTRW Kota Padangsidimpuan, 2004. Adapun ke empat cluster tersebut adalah: 1. Bagian Wilayah Kota I BWK I: Berpusat di Pusat Kota Kelurahan Wek II dengan luas wilayah 2.988,922 Ha. Bagian ini terdiri dari Kecamatan Padangsimpuan Utara dan Padangsidimpuan Selatan. 2. Bagian Wilayah Kota II BWK II Berpusat di Desa Pijor Koling dengan luas wilayah 2.768,631 Ha. Bagian ini terdiri dari Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara. 3. Bagian Wilayah Kota III BWK III Berpusat di Batunadua mencakup seluruh wilayah Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua. Adapun luas wilayah adalah 3.075,643 Ha. 4. Bagian Wilayah Kota IV BWK IV Berpusat di Hutaimbaru mencakup seluruh wilayah Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru, Padangsidimpuan Angkola Julu. Adapun luas wilayahnya adalah 4.606,719 Ha. Pada Gambar 5.15 terlihat Sub Pusat PelayananBagian Wilayah Kota Kota Padangsidimpuan, dan pada Gambar 5.16 terlihat Luas Kota Padangsidimpuan Berdasarkan Bagian Wilayah Kota. Gambar 5.15 Sub Pusat PelayananBagian Wilayah Kota Kota Padangsidimpuan Sumber: RTRW Kota Padangsidimpuan 2004 BWK I BWK II BWK III BWK IV BWK I BWK II BWK III BWK IV 2.988.922 HA 20.35 2.768.631 HA 18.85 3.874.643 HA 26.38 5.053.719 HA 34.42 Gambar 5.16 Luas Kota Padangsidimpuan Berdasarkan Bagian Wilayah Kota Sumber: Hasil Analisa Tahun 2010 Disini terlihat bahwa sudah ada semangat dan keinginan pemerintah kota untuk menyebar fungsi-fungsi perkotaan sehingga tidak hanya tertumpu di pusat kota guna untuk mengurangi kejenuhan yang ada di pusat kota. Hal ini ditunjukkan dengan adanya investasi pembangunan seperti terminal Pijorkoling, terminal Batunadua, terminal Hutaimbaru, jalan By Pass, kawasan Perkantoran Pemerintah Kota Padangsidimpuan, dan lain-lain Tabel 5.1. Tabel 5.1 Pembagian Bagian Wilayah Kota di Kota Padangsidimpuan Tahun 2015 No Satuan Wilayah Perkembangan BWK Luas Wilayah Km Perkiraan Jlh Penduduk Jiwa Tahun 2015 Fungsi Utama Wilayah I BWK I, meliputi: 29,90 241.707 1.Kecamatan PSP Utara 2.Kecamatan PSP Selatan 14,09 15,81 129.373 112.334 - Pusat Perdagangan Barang dan Jasa - Pusat Pendidikan Menengah - Pusat Perkantoran Bangian Umum - Perumahan dan Permukiman - Kesehatan Tabel 5.1 Lanjutan No Satuan Wilayah Perkembangan BWK Luas Wilayah Km Perkiraan Jlh Penduduk Jiwa Tahun 2015 Fungsi Utama Wilayah II BWK II, meliputi: 27,69 43.614 Kecamatan PSP Tenggara 27,69 43.614 - Pusat Pemerintahan Kota - Pendidikan - Perumahan dan Permukiman - Pertanian Tanaman Pangan - Transportasi III BWK III, meliputi: 38,74 28.546 Kecamatan PSP Batunadua 38,74 28.546 - Pertanian Tanaman Pangan dan Perikanan - Pendidikan - Perumahan - Rumah Sakit Khusus - Industri - Transportasi IV BWK IV, meliputi: 50,53 40.829 1.Kecamatan PSP Hutaimbaru 22,34 28.073 Pertanian Tanaman Pangan Pusat Pendidikan Menengah 2.Kecamatan PSP Angkola Julu 28,19 12.756 Perumahan dan Permukiman Industri Rumah Tangga PADANGSIDIMPUAN 146,86 354.696 Sumber: RTRW Kota Padangsidimpuan 2004 Seperti telah diuraikan sebelumnya ada dua penyebab perkembangan kota ke arah luar atau pinggiran yaitu karena tekanan harga lahan dan kepadatan di pusat kota serta faktor-faktor eksternal diluar sistem. Setelah dibangunnya jalan lingkar Kota Padangsidimpuan nampak secara nyata bahwa masyarakat mulai berpindah dan bertempat tinggal di kiri-kanan jalan sepanjang jalan lingkar. Hal ini semakin mempertegas eksistensi kawasan timur kota fringe areas sebagai alternatif arah pengembangan Kota Padangsidimpuan. Lahan kosong di kawasan timur dan selatan kota masih tersedia cukup luas sekitar 45 dari luas Kota Padangsidimpuan. Gambar 5.17 menunjukkan lokasi terminal dan kawasan perkantoran di Padangsidimpuan. Gambar 5.17 Lokasi Terminal Dan Kawasan Perkantoran Sumber: Hasil Pengamatan Lapangan TERMINAL BATUNADUA TERMINAL HUTAIMBARU TERMINAL PIJORKOLING KAWASAN PERKANTORAN Namun demikian perlu perhatian yang tidak kurang pentingnya mengingat kawasan ini berbatasan langsung dengan kawasan lindung kota. Pertimbangan dan analisis daya dukung lahan merupakan variabel penting sebelum mencari pola pengembangan ruang fisik kota ke kawasan ini. Selain itu arah penggunaan lahan sedemikian rupa sesuai dengan yang telah diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kota Padangsidimpuan juga perlu menjadi pertimbangan dalam mencari pola pengembangan ruang fisik kota Gambar 5.18. Gambar 5.18 Kerangka Keterkaitan Perubahan Orientasi Penduduk Kota Terhadap Struktur Ruang Kota Sumber: RTRW Kota Padangsidimpuan Tahun 2004

5.4 Pola Perembetan Fisik Kota Padangsidimpuan