Analisis Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan

5.9 Analisis Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan

5.9.1 Perubahan penggunaan lahan Perubahan penggunaan lahan adalah bertambahnya suatu penggunaan lahan dari satu sisi penggunaan ke penggunaan lainnya diikuti dengan berkurangnya tipe penggunaan lahan yang lain dari suatu waktu ke waktu berikutnya, atau berubahnya fungsi suatu lahan pada kurun waktu yang berbeda Wahyun to et al. 2001. Perubahan penggunaan lahan dalam pelaksanaan pembangunan tidak dapat dihindari. Perubahan tersebut terjadi karena dua hal, pertama adanya keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang makin meningkat jumlahnya dan kedua berkaitan dengan meningkatnya tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih baik. Para ahli berpendapat bahwa penggunaan lahan lebih disebabkan oleh adanya kebutuhan manusia. Menurut McNeill et al 1998 faktor-faktor yang mendorong perubahan penggunaan lahan adalah politik, ekonomi, demografi dan budaya. Aspek politik adalah adanya kebijakan yang dilakukan oleh pengambil keputusan yang mempengaruhi terhadap pola perubahan penggunaan lahan. Selanjutnya pertumbuhan ekonomi, perubahan pendapatan dan konsumsi yang juga merupakan faktor penyebab perubahan penggunaan lahan. Sebagai contoh, meningkatnya kebutuhan akan ruang tempat hidup, transportasi dan tempat rekreasi akan mendorong terjadinya perubahan penggunaan lahan. Teknologi juga berperan dalam menggeser fungsi lahan. Grubler 1998 menyatakan ada tiga hal bagaimana teknologi mempengaruhi pola penggunaan lahan. ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH ALIH FUNGSI LAHAN KEBUN 175.559 M2 39,59 267.915 M2 60,41 Total Luas Alih Fungsi Lahan 267.925 + 175.559 = 443.484 M 2 Pertama, perubahan teknologi telah membawa perubahan dalam bidang pertanian melalui peningkatan produktivitas lahan pertanian dan produktivitas tenaga kerja. Kedua, perubahan teknologi transportasi meningkatkan efisiensi tenaga kerja, memberikan peluang dalam meningkatkan urbanisasi daerah perkotaan. Ketiga, teknologi transportasi dapat meningkatkan aksesibilitas pada suatu daerah. Perubahan penggunaan lahan atau alih fungsi lahan sawah dan kebun ke penggunaan lainnya yang terjadi di sepanjang koridor Jalan Abdul Haris Nasution sejak tahun 2000 sd 2010 yaitu lahan sawah seluas 175.559 m 2 17,56 ha dan 267.915 m 2 26,79 ha lahan kebun. Hal ini belum termasuk alih fungsi lahan perkebunan seluas 87 ha yang diperuntukkan sebagai lahan perkantoran Pemerintah Kota Padangsidimpuan Gambar 5.26. Gambar 5.26 Alih Fungsi Lahan Sawah dan Kebun ke Penggunaan Lainnya Sumber: Hasil Analisa Tahun 2010 5.9.2 Klasifikasi guna lahan yang digunakan Klasifikasi guna lahan disusun berdasarkan teori sistem aktivitas Chapin, 1979:28 yang telah disesuaikan dengan kondisi guna lahan yang ada sekarang di wilayah studi dan tujuan studi yang hendak dicapai. Berdasarkan jenis kegiatan yang berlangsung di atas setiap lahan tersebut secara umum dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok selanjutnya disebut kelompok kegiatan Gambar 2.27, yaitu: 1. Kelompok kegiatan rumah tangga seluas: 99.456 m 2 2. Kelompok kegiatan komersial atau perusahaan swasta seluas 115.803 m . 2 3. Kelompok kegiatan kepemerintahan atau dimiliki oleh negara untuk kepentingan umum social seluas 75.500 m . 2 ditambah dengan seluas 87 Ha lahan perkebunan karet PTPN III Pijor Koling. Gambar 5.27 Klasifikasi Guna Lahan Berdasarkan Teori Sitem Aktivitas Sumber: Hasil Analisa Tahun 2010 5.9.3 Kecenderungan perkembangan Tata guna lahan yang mendominasi pada koridor Jalan Abdul Haris Nasution Jalan Lingkar Luar Kota Padangsidimpuan sampai awal tahun 2010 atau akhir waktu pengamatan adalah kelompok kegiatan komersial, perumahan dan institusi pemerintah. Pada tahun 2000 tata guna lahan perumahan menempati lahan seluas 91,61 dari luas seluruh wilayah kajian, namun pada tahun 2005 hanya tinggal 20,49 . Sedangkan untuk tata guna lahan institusi pemerintah, pada tahun 2000 menempati lahan seluas 0,39 dari luas seluruh wilayah kajian, kemudian pada tahun 2010 menempati lahan seluas 0,41 . Tata guna lahan ruko sampai pada akhir tahun pengamatan tahun 2010 masih 0 Gambar 5.28. Keterangan: RTP : RUMAH TANGGAPERUMAHAN RMCF : RUMAH MAKANCAFÉ PBRGDTW : PABRIKGUDANGTOWER KTRPKSMJD : KANTORPUSKESMASMESJID BKLDS : BENGKELDOORSMEER Gambar 5.28 Klasifikasi Penggunaan Lahan pada Koridor Jalan Abdul Haris Nasution Kota Padangsidimpuan Sumber: Hasil Analisa Tahun 2010 5.10 Perkembangan guna lahan Pengamatan dilakukan terhadap perubahan luas setiap tata guna lahan secara time series antara tahun 2000-2010. Perkembangan penggunaan lahan selama pengamatan di koridor Jalan Abdul Haris Nasution Kota Padangsidimpuan disajikan dalam bentuk grafik. Pengamatan dibagi berdasarkan peruntukan tata guna lahan: 1. Guna Lahan untuk Rumah dan Perumahan Kondisi eksisting pada tahun 2000 sebelum dilakukan pembukaan outer ring road ini keseluruhannya merupakan lahan perkebunan dan persawahan. Setelah dilakukan pembukaan outer ring road tersebut maka secara berangsur-angsur terjadi perubahan guna lahan, termasuk guna lahan untuk rumah dan perumahan. Pada tahun 2000 luas lahan yang digunakan untuk bangunan perumahan 794 m 2 dengan lahan yang dikuasai seluas 21.445 m 2 . Berikutnya tahun 2005 luas lahan bangunan perumahan bertambah menjadi 46.399 m 2 dan lahan yang dikuasai seluas 87.895 m2 atau mengalami kenaikan sebesar 5.843,7 45.605 m 2 untuk luas bangunan dan 309,8 66.450 m 2 Sampai kondisi tahun 2010 luas lahan untuk bangunan perumahan sudah mencapai 48.589 m untuk lahan yang dikuasai. 2 dan lahan yang dikuasai seluas 99.456 m 2 atau bertambah sebesar 1.090 m 2 2,4 dari tahun 2005 untuk luas bangunan perumahan dan seluas 1.561 m2 1,77 untuk lahan yang dikuasai. Dari 48.589 m 2 luas lahan yang digunakan untuk bangunan perumahan adalah merupakan perubahan alih fungsi lahan sawah sebesar 1.332 m 2 dan lahan kebun seluas 47.857 m 2 . Perubahan ini sangat beralasan mengingat pada koridor ini lahan-lahan kosong masih sangat luas dan harga lahan masih relatif murah bila dibandingkan dengan wilayah pusat kota CBD serta pengaruh populasi penduduk yang semakin hari semakin meningkat Gambar 5.29. Gambar 5.29 Perkembangan luas bangunan dan luas lahan yang dikuasai Tahun 2000-2010 Sumber: Hasil Analisa Tahun 2010 2. Rumah Toko Ruko. Pembangunan ruko sepanjang koridor Jalan Abdul Haris Nasution belum ada berdiri sejak dibangunnya jalan ini sampai pada saat penelitian dilakukan tahun 2010 dan hanya ada warung-warung yang memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar yang belum bisa dikategorikan sebagai ruko. 3. Sarana Ibadah. Pada koridor Jalan Abdul Haris Nasution dalam wilayah kajian hanya terdapat dua fasilitas ibadah, dimana fasilitas sarana ibadah ini adalah mesjid-mesjid berukuran kecil dengan jumlah luas bangunan 72 m 2 dan masing-masing mesjid hanya 36 m 2 4. Kesehatan. Sarana kesehatan seperti Rumah Sakit sampai dengan tahun 2010 belum ada terdapat di sepanjang koridor Jalan Abdul Haris Nasution ini. Namun terdapat sebuah Puskesmas yang berlokasi di dalam kawasan perkantoran Pemerintah Kota Padangsidimpuan dengan luas bangunan 300 m . 2 . Luas Bangunan Luas Lahan 16.530 M 2 88,64 1.877 M 2 11,36 5. Perkantoran. Di koridor Jalan Abdul Haris Nasution unit kantor swasta bisa dikatakan belum ada sampai dengan tahun 2010. Hal ini diperkirakan akibat masih tersedianya lahan di kawasan pusat kota juga adanya faktor- faktor lain seperti belum tersedianya jaringan air bersih, telephon dan belum lancarnya transportasi angkutan kota pada jalur ini. 6. Institusi Pemerintah. Di koridor Jalan Abdul Haris Nasution ini terdapat kantor instansi pemerintah seperti, Kantor Departemen Agama, Kantor Camat Batunadua, Kantor Kapolsek Batunadua, Kantor Koramil, yang posisinya tidak dikhususkan satu komplek dengan luas bangunan keseluruhan 1.877 m 2 dan luas lahan yang dikuasai 16.530 m 2 Gambar 5.30. Gambar 5.30 Luas Lahan yang digunakan untuk Bangunan Institusi Pemerintahan Sumber: Hasil Analisa Tahun 2010 Lahan yang digunakan untuk bangunan perkantoran ini adalah alih fungsi lahan kebun rakyat. Ada satu komplek perkantoran yang dikhususkan dan terletak persis di sisi persimpangan jalan by pass dengan jalan menuju ke Kabupaten Mandailing Natal Panyabungan. Hal ini sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Padangsidimpuan yang mengarahkan rencana kawasan perkantoran Pemerintah Kota Padangsidimpuan pada Kelurahan Pijor Koling Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara BWK II Pijor Koling. Kantor- kantor Pemerintah yang telah dibangun Tabel 5.7. Tabel 5.7 Daftar Kantor Pemerintahan di Komplek Perkantoran Pemerintah Kota Padangsidimpuan No. Nama Instansi KantorFasilitas lainnya 1 Kantor Pengadilan Agama 2 Kantor Badan Pusat Statistik 3 Kantor Badan Pertanahan Nasional 4 Kantor Bappeda Kota 5 Kantor Dinas Pendidikan 6 Kantor Dinas Pertanian Tanaman Pangan 7 Kantor Dinas Pekerjaan Umum 8 Kantor Dinas Kesehatan 9 Pusat Kesehatan Masyarakat Puskesmas Pijor Koling 10 Gedung Farmasi 11 Kantor Badan Pembangunan Masyarakat Kota 12 Kantor Dinas Kependudukan dan Keluarga Berencana 13 Kantor Samsat 14 Kantor Inspektorat kota 15 Kantor Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan 16 Kantor Dinas Porabudpar 17 Kantor Badan Penyuluhan Pertanian Sumber: Hasil Pengamatan Lapangan Tahun 2010 Guna lahan kawasan khusus yang diperuntukkan sebagai kawasan perkantoran Pemerintah Kota Padangsisimpuan ini sebelumnya adalah lahan perkebunan karet PTPN III Pijor Koling yang beralih fungsi setelah pihak PTPN III Pijor Koling menyerahkan lahan tersebut kepada Pemerintah Kota seluas 87 Ha Gambar 5.31. Gambar 5.31 Peta Peruntukan Lahan Perkantoran Pemerintah Kota Padangsidimpuan Sumber: RTRW Kota Padangsidimpuan 2004 7. Sekolah. Pembangunan sarana pendidikan mulai dilakukan setahun setelah pekerjaan pembukaan jalan outer ring road dimulai yaitu pada kurun waktu tahun 2000 dilaksanakan pembangunan SMPN, MTsS dan Taman Kanak-kanak TK dengan luas lahan 34.800 m 2 . Kemudian pada kurun waktu tahun 2003 dibangun sekolah SMAN 7 dengan luas lahan 20.000 M 2 dan pada tahun 2008 dibangun Unit Sekolah Dasar Negeri dengan luas lahan 5.000 m 2 . Maka sampai dengan tahun 2010 luas guna lahan sekolah sebesar 59.800 m 2 Tabel 5.8, dan Gambar 5.32. Tabel 5.8 Penggunaan Lahan Untuk Sekolah pada Koridor Jln. Abdul Haris Nasution Kota Padangsidimpuan NO JENIS GUNA LAHAN DI BANGUN THN LUAS HARGA TANAH RpM2 JENIS LAHAN SEBELUMNYA KETERANGAN BANGUNAN M2 TANAH M2 AWAL SEKARANG 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 SKL – 3 2000 350 20000 10.000 300.000 Kebun Permanen 2 SKL – 3 2000 1913 11800 10.000 300.000 Kebun Permanen 3 SKL – 1 2000 2100 3000 10.000 300.000 Kebun Semi Permanen 4 SKL – 4 2003 1704 20000 30.000 300.000 Kebun Permanen 5 SKL – 2 2008 320 5000 150.000 300.000 Kebun Permanen Jumlah 6387 59800 Keterngan: SKL – 1 : Taman kanak-kanak SKL – 2 : Sekplsh Dasar SKL – 3 : SLTP MTs SKL – 4 : SMU Sumber: Hasil Analisa Tahun 2010 TAHUN 2000 34.800 M 2 58,19 20.000 M 2 33,45 5.000M 2 8.36 Gambar 5.32 Luas Lahan yang digunakan untuk Bangunan Sekolah Sumber Hasil Analisa Tahun 2010 8. Prasarana jalan, Jalan Abdul Haris Nasution yang sebelumnya tidak ada dan pembangunannya baru dimulai pada tahun 2000 dan selesai pada tahun 2009. Intensitas pemanfaatan Jalan Abdul Haris Nasution kini semakin tinggi yang dengan keberadaan jalan tersebut sebagai penghubung akses Kota Padangsidimpuan ke jalan antar provinsi. Pembangunan prasarana jalan ini membuat perubahan guna lahan sangat signifikan karena terjadi alih fungsi lahan dari sebelumnya lahan kebun dan sawah kini menjadi jalan, permukiman, gudang, bengkel, sekolah, perkantoran dan lain-lain. Alih fungsi lahan yang digunakan untuk jalan by pass ini saja seluas 275.000 m 2 9. Lahan terbuka, lahan terbuka disini adalah taman, lapangan, lahan pekarangan dan lahan kebun serta sawah yang tidak tertutup oleh suatu bangunan yang berada dikoridor Jalan Abdul Haris Nasution. Tata guna lahan lahan terbuka ini mengalami penurunan luas secara drastis ketika terjadi pembangunan Jalan Abdul Haris Nasution yang diiringi bangunan- bangunan lainnya. Khusus untuk pembangunan jalan outer ring road . 27,5 Ha. ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH KE BANGUNAN ALIH FUNGSI LAHAN KEBUN KE BANGUNAN 67.185 M 2 91,96 5.873 M 2 8,04 tersebut sudah terjadi alih funsi lahan seluas 275.000 m 2 . Pada kurun waktu tahun 2000 sampai dengan tahun 2010 jumlah alih funsi lahan sawah dan kebun ke bangunan seluas 73.058 m 2 dengan rincian alih fungsi lahan sawah ke bangunan seluas 5.873 m 2 dan alih fungsi lahan kebun ke bangunan seluas 67.185 m 2 Gambar 5.33, dan 5.34. Dengan demikian terjadi alih fungsi lahan terbuka seluas 348.058 m 2 . Gambar 5.33 Perubahan Lahan Sawah dan Kebun ke Bangunan Di Koridor Jalan Abdul Haris NasutionTahun 2000-2010 Sumber: Hasil Analisa Tahun 2010 Gambar 5.34 Perubahan Guna Lahan pada Koridor Jalan Abdul Haris Nasution Kota Padangsidimpuan Tahun 2000-2010 Sumber: Hasil Analisa Tahun 2010 10. Hiburan Pada kurun waktu tahun 2000 sampai dengan tahun 2010 tidak ada terjadi perubahan tata guna lahan yang diperuntukkan sebagai tempat hiburan.

5.11 Perkembangan Nilai Lahan