Kategorisasi Hasil Penelitian Persamaan dan Contoh Kasus Subjek LR, Hasil Penelitian Gabungan Ketiga Subjek
Kenworthy Miller 2001 yang mengungkapkan bahwa kelompok minoritas mempersepsikan kalau mereka mendapatkan dukungan yang lebih besar dari
kelompok mayoritas atas pandangan yang dimiliki meskipun pada kenyataannya dukungan tersebut tidak seperti yang mereka bayangkan. Meskipun demikian, hal
itu berpengaruh positif bagi kelompok minoritas, yaitu berfungsi untuk meyakinkan minoritas agar bertahan pada kemungkinan situasi yang meragukan dalam Baron,
2005. Dalam hal ini, aktivis GM mungkin mempersepsikan bahwa pandangan dan aspirasi sosial mereka cenderung didukung oleh kalangan non aktivis. Berdasarkan
kedua hasil penelitian tersebut, mendukung bahwa aktivis GM sebagai kaum minoritas memiliki kesanggupan bertahan dalam situasi lingkungan yang dihadapi.
Kemampuan bertahan pada individu juga dapat terkait dengan harga diri. Hal ini didukung oleh Bednar, wells, Peterson, 1989 Lazarus 1991 yang
mengungkapkan bahwa harga diri sering meningkat ketika individu mengalami suatu masalah dan mencoba menghadapinya, bukan menghindarinya. Individu yang
berani menghadapi masalah berarti ia tidak defensif dalam Santrock, 2002. Rendahnya harga diri dapat menyebabkan masalah penyesuaian diri pada individu
Damon Hart, 1988; Fenzel, 1994; Harter Marold, 1992, Markus Nurius, 1986, Pfeffer, 1986, dalam Santrock, 2002. Snider Miller 1993 juga
mengungkapkan bahwa organisasi kepemudaan dapat memiliki pengaruh bagi perkembangan individu. Menurut Ericson 1982 terdapat lebih dari 400 organisasi
kepemudaan di Amerika. Erikson menjelaskan secara khusus bahwa remaja yang tergabung dalam kelompok organisasi kepemudaan lebih mau berpartisipasi dalam
aktivitas di masyarakat dan memiliki harga diri yang lebih tinggi di masa 147
dewasanya dibandingkan dengan individu yang tidak mengikuti organisasi kepemudaan dalam Santrock, 2003. Hasil penelitian Boys and Girls Club’s of
American 1989 menunjukkan bahwa individu yang berpartisipasi dalam organisasi kepemudaan secara regular, terlihat lebih berpartisipasi dalam aktivitas
lingkungan masyarakat dan memiliki harga diri yang lebih tinggi dalam Santrock, 2003. Berdasarkan berbagai hasil penelitian di atas dapat dikatakan bahwa subjek
aktivis GM cenderung memiliki perilaku yang sanggup bertahan dan beradaptasi, memiliki aktivitas yang berorientasi sosial dan mungkin memiliki harga diri yang
tinggi. Secara lebih khusus, dapat dikatakan bahwa kemampuan penyesuaian diri individu didukung adanya harga diri sehingga ia mampu bertahan dalam situasi
yang dihadapi. Kemampuan adaptasi pada aktivis GM ini juga dapat mengarahkan subjek
untuk sanggup berubah dalam melakukan alternatif baru. Alternatif baru yang dimaksudkan adalah perilaku yang dilakukan subjek, baik itu perilaku yang belum
pernah dilakukan sebelumnya atau perilaku yang dilakukan ketika mengalami kegagalan. Kesanggupan subjek melakukan perilaku baru saat mengalami
kegagalan ini menunjukkan bahwa aktivis GM cenderung memiliki perilaku yang kreatif. Perilaku kreatif aktivis GM dalam melakukan hal yang belum pernah
dilakukan sebelumnya terlihat ketika subjek berani mengikuti suatu aktivitas baru yang belum pernah diikuti sebelumnya di medan eksperimentasinya. Perilaku
kreatif yang dilakukan saat mengalami kegagalan, terlihat seperti ketika subjek mencari cara-cara lain selain demonstrasi saat mereka gagal menolak suatu
kebijakan pemerintah yang dinilai merugikan. Subjek juga mengusahakan 148
pendekatan-pendekatan baru dalam membantu korban bencana alam maupun mencari alternatif lain dalam aktivitasnya di medan eksperimentasi GM. Munculnya
perilaku kreatif ini dapat disebabkan karena sebagai individu subjek memiliki sifat ‘kedekatan antara diri real diri yang sesungguhnya dan diri ideal diri yang
diharapkan. Menurut Rogers, 1959, ‘kedekatan antara diri real dan diri ideal’ memiliki sifat yang lentur dan berubah-ubah dalam Hall Lindzey, 1993.
Kelenturan dan berubahnya ‘diri’ disebabkan karena adanya proses penilaian- penilaian dari individu. Oleh karena itu, ‘kedekatan diri real dan diri ideal’ yang
bersifat khas ini dapat mempengaruhi keterampilan penyesuaian diri individu dalam menghadapi lingkungan sesuai dengan kemampuannya. Sejalan dengan hal
tersebut, Rogers dalam Suryabrata, 2003 mengemukakan bahwa organisme mempunyai satu motif dasar yaitu mengaktualisasikan, mempertahankan, dan
mengembangkan diri. Motif dasar itu dapat muncul teraktualisasikan atau tidak muncul tidak teraktualisasikan. Dalam hal ini, terlihat bahwa dalam diri subjek
aktivis GM muncul motif-motif dasar tersebut. Hal itu mengarahkan subjek yang berperilaku kreatif dengan berusaha mencari alternatif cara baru ketika mereka
mengalami kegagalan dalam memperjuangkan aspirasi sosialnya. Cashdan Welsh 1966 menemukan bahwa siswa SMA yang
kreativitasnya tinggi terlihat lebih mandiri dan mengusahakan perubahan dalam lingkungan, sedangkan siswa yang kreativitasnya lebih rendah memiliki otonomi
yang rendah dan kurang menonjolkan diri. Piers 1970 menemukan bahwa ciri-ciri orang-orang kreatif diantaranya cenderung memiliki rasa ingin tahu yang besar,
tidak puas pada apa yang ada, percaya diri, otonom, bebas dalam pertimbangan, dan 149