BAB II DASAR TEORI
A. Gambaran Kepribadian Carl Rogers
Carl Rogers memandang dirinya sebagai orang yang berpandangan humanistik dalam psikologi kontemporer. Psikologi humanistik memandang
individu secara lebih penuh dengan harapan dan optimistik. Diri individu memiliki potensi-potensi untuk menjadi sehat dan tumbuh secara kreatif dalam
Hall Lindzey, 1993. Hal tersebut berarti bahwa Rogers memandang individu dengan arah yang cenderung positif.
1. Struktur Kepribadian
a. Organisme
Rogers 1959 mengungkapkan bahwa organisme adalah tempat dari seluruh pengalaman. Pengalaman tersebut meliputi segala sesuatu yang secara
potensial terdapat dalam kesadaran individu setiap saat. Pengalaman juga terdiri dari proses-proses psikologis, kesan-kesan sensoris, dan aktivitas-aktivitas
motoris Rogers 1951, dalam Suryabrata, 2003. Organisme adalah keseluruhan individu. Keseluruhan pengalaman tersebut disebut medan fenomenal. Medan
fenomenal merupakan “frame of reference” atau kerangka pemikiran dari individu dan hanya dapat diketahui oleh individu tersebut. Tingkah laku individu
tergantung pada kenyataan subyektif, bukan pada keadaan-keadaan perangsangnya atau kenyataan luar Rogers, 1959, dalam Hall Lindzey, 1993.
10 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Medan fenomenal berbeda dengan medan kesadaran. Medan kesadaran berisi sebagian dari pengalaman individu, sedangkan medan fenomenal
merupakan keseluruhan dari pengalaman individu Rogers, 1959, dalam Hall Lindzey, 1993. Medan fenomenal terdiri dari pengalaman sadar dan pengalaman
tak sadar, sehingga dikatakan bahwa sifat dari medan fenomenal adalah disadari dan tidak disadari. Sifat tersebut tergantung apakah pengalaman yang mendasari
medan fenomenal itu dilambangkan atau tidak dilambangkan Rogers, dalam Suryabrata, 2003. Meskipun demikian, organisme dapat membedakan kedua jenis
pengalaman tersebut dan bereaksi terhadap pengalaman tak sadar, yang mana peristiwa ini disebut subsepsi subception. Subsepsi adalah mekanisme ketika
organisme diperingatkan akan adanya pengalaman yang mengancam dirinya Rogers, 1961.
Rogers dalam Hall Lindzey, 1993 mengatakan bahwa pengalaman yang tidak tepat disadari menyebabkan tingkah laku individu tidak adaptif.
Individu dapat bertingkah laku secara realistis apabila ia mampu mencocokan informasi yang diterima dan yang mendasari pemikirannya dengan sumber
informasi lain atas pengalaman-pengalaman yang disadari dengan dunia nyata. Tingkah laku individu menjadi tidak realistis ketika ia tidak atau kurang mampu
mencocokan informasi yang diterima dan yang mendasari pemikirannya dengan sumber informasi lain atas persepsi-persepsi tertentu.
Rogers 1977 mengemukakan bahwa hal-hal yang dialami atau dipikirkan individu merupakan dugaan sementara tentang suatu kenyataan, yang
dapat benar atau salah yang sebenarnya bukanlah kenyataan baginya. Individu 11
akan mengambil keputusan apabila ia sudah mencocokan ketepatan informasi yang diterima dan yang mendasari pemikiran sementaranya dengan sumber-
sumber informasi yang lain. Sebagian besar individu menerima begitu saja pengalamannya sebagai gambaran yang tepat tentang kenyataan dan tidak
memperlakukannya sebagai hipotesis tentang kenyataan. Hal ini menyebabkan individu memiliki konsepsi yang salah mengenai diri maupun dunia luarnya.
Rogers juga mengemukakan bahwa “pribadi yang utuh” adalah individu yang sepenuhnya terbuka pada data yang dialami dalam dirinya dan yang dialaminya
dari dunia luar dalam Hall Lindzey, 1993. Rogers dalam Suryabrata, 2003 mengemukakan sifat-sifat organisme
yaitu sebagai berikut: 1
Organisme bereaksi sebagai keseluruhan terhadap medan phenomenal, dengan tujuan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2 Organisme mempunyai satu motif dasar yaitu: mengaktualisasikan,
mempertahankan, dan mengembangkan diri. 3
Organisme mungkin melambangkan pengalamannya, sehingga hal itu disadari, atau mungkin menolak pelambangan itu, sehingga pengalaman-
pengalaman itu tak disadari, atau mungkin juga organisme itu mengabaikan pengalaman-pengalamannya.
b. Diri
Diri adalah konseptual gestalt yang terorganisasi dan konsisten yang terdiri dari persepsi-persepsi tentang sifat-sifat dari diri subjek atau diri obyek dan
persepsi-persepsi tentang hubungan-hubungan antara diri subjek atau diri obyek 12
dengan orang-orang lain dan dengan berbagai aspek kehidupan beserta nilai-nilai yang melekat pada persepsi-persepsi ini. Sejalan dengan Rogers, Allport
mengungkapkan bahwa gambaran diri yaitu bagaimana individu melihat dirinya dan pendapatnya tentang dirinya dalam Schultz, 1991.
“Diri” merupakan sebagian dari medan fenomenal, yang mana terbentuk karena lama-kelamaan terpisah dari medan fenomenal. Sifat-sifat “diri” yaitu
berada dalam kesadaran meskipun tidak harus disadari; bersifat lentur dan berubah-ubah; suatu proses; suatu entitas spesifik pada setiap saat Rogers, 1959,
dalam Hall Lindzey, 1993. Kelenturan dan kedinamisan sifat ‘diri’ akan muncul ketika adanya kedekatan antara diri real dan diri ideal. Kedekatan antara
diri real dan diri ideal ini menyebabkan individu dapat melakukan penyesuaian diri. Apabila perbedaan jarak antara diri real dan diri ideal adalah besar, maka
individu merasa tidak puas dan tidak dapat menyesuaikan diri Rogers, dalam Hall Lindzey, 1993. Rogers juga mengemukakan bahwa ‘diri’ merupakan suatu
keseluruhan proses psikologis yang menguasai tingkah laku dan penyesuaian diri. ‘Diri’ dipahami sebagai suatu proses aktif yaitu berpikir dan mengamati.
Rogers dalam Suryabrata, 2003 mengemukakan bahwa diri self adalah bagian dari medan fenomenal yang terdeferensiasikan dan terdiri dari pola-
pola pengamatan dan penilaian sadar atas “I” atau “me”. Sifat-sifat self diri yaitu sebagai berikut:
1 Self berkembang dari interaksi organisme dengan lingkungannya.
2 Self mungkin menginteraksikan nilai-nilai orang lain dan mengamatinya
dalam cara bentuk yang tidak wajar. 13
3 Self mengejar menginginkan consistency keutuhankesatuan, keselarasan.
4 Organisme bertingkah laku dalam cara yang selaras consistent dengan self.
5 Pengalaman-pengalaman yang tak selaras dengan struktur self diamati sebagai
ancaman. 6
Self mungkin berubah sebagai hasil dari pematangan maturation dan belajar. Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa “diri” adalah bagian dari
medan fenomenal yang terdeferensiasikan pemisahan dari medan fenomenal, yang terdiri dari persepsi-persepsi pola pengamatan dan penilaian sadar tentang
sifat-sifat dari diri subjek atau diri obyek dan tentang hubungan-hubungan antara diri subjek atau diri obyek dengan orang lain dan dengan berbagai aspek
kehidupan beserta nilai-nilai yang melekat pada persepsi-persepsi ini. c.
Organisme dan Diri Individu akan memiliki penyesuaian yang baik, matang, dan berfungsi
sepenuhnya apabila pengalaman-pengalaman yang disadari yang membentuk diri sungguh-sungguh mencerminkan pengalaman-pengalaman organisme. Individu
tersebut akan menerima pengalaman seluruh organismiknya tanpa merasa cemas atau terancam. Hal itu menjadikan individu mampu berpikir secara realistis.
Tingkah laku individu menjadi tidak defensif dan pemikirannya tidak kaku rigid. Sebaliknya, individu akan menjadi lebih terbuka pada pengalaman-
pengalamannya dan memiliki pemikiran yang terbuka serta fleksibel Rogers, 1959, dalam Hall Lindzey, 1993.
2. Dinamika Kepribadian