Partai Politik Kerangka teori

1.5.1 Partai Politik

Partai politik secara definisi dapat diartikan oleh Carl Frederich, adalah kelompok yang terorganisir dengan tujuan untuk merebut dan mempertahankan kekuasaan dalam pemerintahan. Sementara Soltou menjelaskan bahwa partai politik merupakan kelompok yang terorganisir , yang bertindak sebagai kesatuan politik , serta memanfaatkan kekuasaan untuk kebijakan umum yang mereka buat. 6 Maka dapat dipahami partai politik merupakan suatu kelompok yang terorganisir secara rapi, stabil dan dipersatukan serta dimotivasi dengan ideologi tertentu, berusaha mencari dan mempertahankan kekuasaan dalam pemerintahan melalui pemilihan umum guna melaksanakan kebikakan umum yang mereka susun. Alternatif kebijakan umum yang di susun ini merupakan hasil pemaduan berbagai kepentingan yang hidup dalam masyarakat, sedangkan cara mencari dan memanfaatkan kekuasaan guna melaksanakan kebijakan umum dapat melalui pemilihan umum. 7 Roy Macridis, mengungkapkan sejarah dan fungsi-fungsi partai politik, dalam perkembangan sejarah ada 5 tahapan yaitu: 1. Awal abad ke-19, 2. pertengahan abad ke19,3. Akhir abad -19, 4 kemunculan partai-partai komunis sebelum Perang Dunia ke II, 5. Perkembangan Partai Politik di Negara-negara berkembang setelah selesai Perang Dunia ke II. Dimana perkembangan ini berkaitan dengan tingkat kesadaran masyarakat, peluang yang diberikan sistem 6 Carl J.Frederich .1967. Constitusional Government and Democracy: Theory and Pratice on Europe and America. Waltham: Blaisdell Publishing Company. Hal 419 7 Ramlan Surbakti. 2010. Memahami Ilmu Politik ,Jakarta , PT Gramedia Widiasarana Indonesia,. Hal 148-149 Universitas Sumatera Utara politik, kepentingan ideologis yang terpola dalam masyarakat, dan perkembangan spesialisasi-diferensiasi. Macridis juga menguraikan fungsi partai politik yakni, Representatif perwakilan, konvensi dan agregasi, Integritas partisipasi,mobilisasi,sosialisasi, Persuasi, Rekrutmen, Pemilihan pemimpin, Pertimbangan-pertimbangan, Perumusan kebijakan, serta kontrol terhadap pemerintah. Dalam hal ini Macridis juga menjelaskan tipologi politik yakni, otoritas dan demokrasi, integratif dan representatif, ideologis dan Pragmatis, agamais dan sekuler, demokratis dan revolusioner, massa dan elite, demokrasi dan elite, demokrasi dan oligarki. 8 a Partai sebagai koalisi, yakni kekuatan yang membangun koalisi dengan berbagai kepentingan untuk membentuk kekuatan mayoritas. Secara prinsip ada 3 dasar dari partai politik : b Partai sebagai organisasi, dimana partai untuk menjadi institusi yang eksis, dinamis, dan berkelanjutan, selanjutnya partai politik kemudian dibina dan dibesarkan, sehingga mampu menjadi wadah perjuangan, sekaligus representasi dari sejumlah orang atau kelompok. c Partai sebagai pembuat kebijakan policy making, dimana partai politik memiliki perbedaan dengan kelompok sosial lainnya, dalam pengambilan kebijakan. Partai politik mendukung secara kongkret para calon yang mereka ajukan untuk menduduki jabatan publik. Dari posisi ini mereka memiliki kekuasaan untuk mempengaruhi dan menempatkan kadernya dalam lingkup kekuasaan,danmemberikan pengaruh dalam pengambilan kebijakan di dalam kabinet pemerintah. 9 Partai politik sendiri juga memiliki beberapa fungsi, yaitu : a Sosialisasi Politik, ialah proses proses pembentukan sikap dan orientasi politik para anggotanya, melalui proses inilah para anggota yang berinteraksi dalam masyarakat memperoleh sikap dan orientasi terhadap kehidupan politik. 8 Al Chaidar. 2006. Pertarungan Ideologis Partai-partai Islam versus Partai-partai Sekuler, Jakarta : Penerbit Buku Islam Kaffah. Hal 29-31 9 Prof.Dr.Hafied Cangara,M.Sc. 2009. Komunikasi politik konsep Teori, dan Strategi. Jakarta: Rajawaliress.Hal 208-211 Universitas Sumatera Utara b Rekrutmen Politik, ialah seleksi dan pemilihan yang berupa pengangkatan seseorang ataupun sekelompok orang untuk melaksanakan sejumlah peranan dalam sistem politik pada umumnya ,dan pemerintah pada khususnya. c Partisipasi Politik, adalah, kegiatan warga Negara dalam mempegaruhi proses kebijakan umum dan ikut menentukan pemimpin pemerintah. Kegiatan yang dimaksud, antara lain mengajukan tuntutan, kebebasan berbicara dan berkumpul, memengajukan koreksi terhadap pelaksanaan kebijakan umum, menentang calon pemimpin tertentu, mengajukan alternatif pemimpin , dan memilih wakil rakyat dalam Pemilihan Umum.Maka dalam hal ini partai politik berfungsi membuka kesempatan, mendorong, dan mengajak masyarakat untuk menggunakan saluran partai politik sebagai wadah partisipasi politik. d Pemandu Kepentingan, fungsi partai politik dalam hal ini adalah menampung berbagai kepentingan yang berbeda bahkan bertentangan, yang kemudian menjadi alternatif kebijakan, kemudian diperjuangkan dalam proses pelaksanaan dan keputusan politik. e Komunikasi Politik, dalam hal ini partai politik berfungsi sebagai komunikator politik yang tidak hanya menyampaikan segala keputusan dan penjelasan pemerintah kepada masyarakat , selain itu juga berperan sebagai penyampai aspirasi dan kepentingan berbagai kelompok masyarakat kepada pemerintah. f Kontrol Politik, ialah kegiatan partai politik untuk menunjukkan kesalahan, kelemahan, dalam suatu isi kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan pemerintah selanjutnya dalam melakukan hal ini harus ada tolak ukur yang jelas sehingga kegiatan itu bersifat lebih objektif. 10 Sistem kepartaian dalam suatu negara juga memiliki varian seiring dengan sistem pemerintahan yang dibangun. Menurut Maurice Duverger 11 10 Ibid, hal 146-155 11 Maurice Duverger. 1981. Partai-Partai Politik Dan Kelompok-Kelompok Kepentingan. Terjemahan Laila Hasyim. Jakarta: Rajawali, hal 21 , sistem partai diklasifikasikan menjadi 3, yaitu : a. Sistem Partai Tunggal. Partai tunggal merupakan satu-satunya partai dalam suatu negara, maupun partai yang mempunyai kedudukan yang dominan di antara partai lainnya. Suasana kepartaian sering bersifat non kompetitif, oleh karena partai-partai yang ada harus menerima pimpinan dari partai yang dominan yang tidak dibenarkan secara bebas melawan partai yang dominan tersebut. Dalam suatu partai tunggal, ideologi dan kepentingan partai dalam negara berbeda antara satu dengan yang lain. Hal ini dipengaruhi oleh struktur internal negara, orientasi politik, dan tingkat pengembangan ekonomi. Sistem partai tunggal dapat mengarahkan pada perkembangan sosial dan ekonomi yang cepat. Universitas Sumatera Utara b. Sistem Dwi Partai. Sistem dwi partai diartikan adanya dua partai atau lebih, sedangkan partai lainnya merupakan partai minoritas yang peranannya kecil. Dalam partai ini ada partai yang berkuasa, yaitu partai yang menang dalam pemilu dan partai yang kalah sebagai pengecam utama tetapi setia loyal opposition opposition terhadap kebijaksanaan partai yang duduk dalam pemerintahan dengan pengertian bahwa sewaktu-waktu kedua partai itu dapat bertukar tangan. c. Sistem Multi Partai. Sistem ini sering disebut dengan sistem banyak partai. Negara yang menganut banyak partai biasanya terjadi pada masyarakat yang mempunyai keanekaragaman atau kemajemukan. Sifat kemajemukan yang terdapat pada suatu masyarakat terdiri dari ras, agama, lapisan sosial, dan sebagainya. Hal ini menimbulkan suatu ikatan primordial yang kuat. Primodialisme tersebut akan memunculkan organisasi-organisasi sosial politik yang berdasar pada primordial. Sistem multi partai digunakan dalam sistem kepartaian di Indonesia. Sistem multi partai mendapatkan landasan formal berdasarkan maklumat pemerintah tanggal 3 November 1945 yang berisi anjuran pembentukan partai- partai politik, sehingga melalui partai politik diharapkan segala aspirasi yang hidup dalam masyarakat dapat tersalur dengan baik. 12 12 Rusadi Kantaprawira. 1997. Sistem Politik Indonesia: Suatu Model Pengantar. Bandung: Sinar Baru, hal 84 Pola multi partai umumnya diperkuat oleh sistem pemilihan perwakilan berimbang atau Proportional Representatif yang memberi kesempatan luas bagi pertumbuhan partai-partai dan golongan-golongan kecil. Melalui sistem perwakilan berimbang partai-partai kecil dapat menarik keuntungan dari ketentuan bahwa kelebihan suara yang diperolehnya di suatu daerah pemilihan dapat ditarik ke daerah pemilihan lain untuk menggenapkan jumlah suara yang diperlukan guna memenangkan satu kursi. Universitas Sumatera Utara

1.5.2 Strategi Politik