BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya tujuan utama partai politik adalah untuk memenangkan pertarungan politik dalam Pemilu dengan berusaha memperoleh suara terbanyak.
Proses menuju pemenangan sebuah partai politik dalam pemilu membutuhkan susunan strategi oleh partai politik menuju kemenangan yang dicita citakan oleh
partai partai politik. Kajian strategi politik, merupakan suatu analisis tentang bagaimana proses yang terjadi di dalam pemenangan dalam satu pertarungan
politik oleh partai politik, calon Legislatif atau calon pimpinan daerah, yang menghendaki kekuasaan dan pengaruh sebesar-besarnya di tengah-tengah
masyarakat sebagai konstituennya. Beberapa faktor yang mempengaruhi proses strategi pemenangan ini dapat
dilihat dari kekuatan-kekuatan politik yang ada, mesin-mesin politik, proses pencitraan, sosialisasi politik, dan kampanye yang dilakukan. Pada dasarnya hal
ini merupakan instrument dari serangakaian usaha pemenangan partai politik dalam Pemilu. Proses strategi pemenangan ini sedikit banyaknya telah mengalami
perubahan di beberapa sisi terlebih pada saat bergulirnya Orde Reformasi yang membuka keran terhadap proses demokratisasi di Indonesia, dimana setiap partai
politik berkompetisi dalam setiap pemilu, dan setiap partai politik memiliki peluang untuk memenangkan pertarungan politik tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Sejak periode 1998 hingga sekarang atau masa transisi demokrasi Indonesia, proses demokratisasi Indonesia telah mengalami perubahan menuju
perbaikan konsep dan pelaksanaanya. Salah satu perubahan tersebut adalah dilaksanakannya Pemilu secara langsung dipilih oleh rakyat , lebih transparan,
terbentuknya sebuah lembaga independent penyelenggara Pemilu atau yang disebut dengan Komisi Pemilihan Umum KPU, sehingga diharapkan mampu
meminimalisir intervensi ataupun tekanan dari kelompok kepentingan tertentu. Perubahan tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu paremeter kemajuan
demokratisasi di Indonesia serta menjadi satu kemajuan tersendiri dalam Sistem Politik Indonesia.
Pada masa orde baru, Pemilu hanya menjadi ajang seremonial untuk mempertegas Legitimasi pemerintahan. Artinya pada masa orde baru, kekuatan
politik yang mendominasi saat itu hanya terpusat pada satu poros yaitu Golongan Karya Golkar yang menandai berjalannya konsep “one party authoritharyan” di
setiap Pemilu dan menjadikannya sebagai partai yang paling berkuasa, dan sangat dominan selama periode pemerintahan Orba.
1
Dinamika politik yang lebih berwarna menjadi cerminan dari proses politik yang terjadi pasca Reformasi yang ditandai dengan pertarungan politik
antar partai yang lebih terbuka dalam Pemilu. Atas dasar perubahan tersebut partai Substansi dari proses Pemilu
sebagai refresentasi kekusaan rakyat telah di kebiri oleh pemerintah, dengan hegemoni kekuasaan yang dimilikinya di dalam seluruh aspek baik sosial,
ekonomi dan politik Indonesia, dan telah memuluskan kondisi status quo.
1
Sahdan Gregorius. 2006. Jalan transisi Demokrasi Pasca Soeharto. Bantul: Pondok Edukasi, hal 56-57
Universitas Sumatera Utara
politik dituntut untuk lebih bekerja keras untuk merumuskan strategi politik dalam menarik simpati konstituen sebagai salah satu pertimbangan untuk dapat
memenangkan Pemilu. Dengan menggunakan berbagai pendekatan termasuk di dalamnya memanfaatkan isu politik yang dapat mempengaruhi pilihan politik
masyarakat, memperhitungkan kekuatan sendiri, dan mengamati kemampuan partai pesaing yang menjadi rival politik. Pendekatan tersebut merupakan hal
pokok yang harus dipenuhi partai politik dalam menghadapi Pemilu. Setiap partai wajib memiliki strategi untuk dapat mendulang suara yang
signifikan dari konstituen. Konsep pemenangan yang terfokus harus disusun sedemikian rupa guna memenangkan partainya, baik melalui pengorganisasian
dan konsolidasi kader, penggunaan kekuatan politik yang ada, penguasaan terhadap kondisi yang berkembang dalam wilayah pertarungan politiknya,
propaganda isu, ataupun cara cara lain yang bertujuan untuk mendulang perolehan suara partai dalam agenda Pemilu. Pada prinsipnya kemenangan dalam Pemilu
adalah harga mati bagi setiap Partai politik, karena tanpa itu pegaruh dan kekuasaan mustahil diperoleh.
Pada penelitian ini, penulis akan mengangkat bagaimana Partai Demokrat, sebagai suatu identitas kepartaian berproses dalam melakukan upaya pemenangan
Pemilu 2014 di Kabupaten Karo sebagai daerah yang menjadi studi kasus penulis. Adapun yang melatarbelakangi penulis melakukan penelitian di daerah ini, karena
melihat fenomena yang menarik untuk diteliti di daerah ini. Pada Pemilihan legislatif april 2014 lalu, fenomena menarik terjadi dalam perolehan suara partai
politik di beberapa daerah di Indonesia. Partai Demokrat yang saat ini tingkat
Universitas Sumatera Utara
popularitasnya menurun akibat dari beberapa kader partainya tersandung kasus korupsi justru memperoleh suara terbanyak di beberapa kabupaten di Indonesia,
antara lain Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, kabupaten simalungun dan Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Hal ini berbanding terbalik dengan faktor umum yang
mempengaruhi simpatik dan pilihan politik masyarakat. Partai Demokrat dalam pemilihan umum legislatif tahun 2014 di
kabupaten karo telah berhasil menggeser dominasi Partai PDIP di daerah tersebut. Mengingat bahwa pasca reformasi 1998 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
adalah partai yang mendominasi kekuatan politik di daerah tersebut. Sehingga pada masa itu, PDIP disebut sebagai “partai masyarakat karo” karena hampir
sebagian besar masyarakat karo adalah barisan simpatisan dari partai tersebut. Pada tahun 2009 PDIP berhasil mendominasi lembaga perwakilan
kabupaten karo dengan perolehan 7 kursi di DPRD Kabupaten Karo dengan perolehan suara sebanyak 22.012 suara atau sekitar 13,63 dari total suara. Partai
Demokrat yang pada tahun 2009 hanya menduduki 2 kursi dengan perolehan suara 9.189 atau sekitar 5,69 dari jumlah suara sah. Pada pemilu legislative
Kabupaten Karo 2014 Partai Demokrat mengalami peningkatan yang sangat siginifikan yakni 6 kursi DPRD yang berhasil dimenangkan dalam pileg tahun
2014 dan menjadi partai pemenang perolehan suara tertinggi di Kabupaten Karo. Partai Demokrat muncul sebagai pemenang Pemilu dengan total perolehan suara
sebanyak 32.067 suara atau 16,43 dari jumlah total suara mengalahkan partai
Universitas Sumatera Utara
partai lainnya.
2
Perilaku pemilih masyarakat karo dalam pileg 2014 yang bertolakbelakang dengan isu kemerosotan popularitas partai serta pimpinan cabang partai demokrat
di tanah karo, tentu ada strategi pemenangan yang disusun oleh partai untuk Artinya ada peningkatan suara lebih dari 10 yang dialami oleh
Partai Demokrat Kabupaten karo pada pileg 2014 yang lalu seiring dengan kepemimpinan bupati Karo periode 2010 - 2015 yang menjabat sebagai ketua
DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo. Penelitian ini secara khusus akan membahas tentang bagaimana Strategi
Partai Demokrat Kabupaten Karo dalam pemenangan pemilihan umum legislatif tahun 2014 di kabupaten karo, di bawah ketua pimpinan cabang DR HC Kena
Ukur Surbakti. Yang menjadi menarik dalam penelitian ini adalah kemenangan Partai Demokrat di kabupaten Karo yang sejalan dengan popularitas Partai yang
menurun di tingkatan nasional bahkan di Kabupaten Karo sendiri. Mengingat bahwa isu yang beredar ditengah masyarakat karo tentang kinerja yang buruk dari
bupati karo hingga pada proses pemakzulan bupati karo DR HC Kena Ukur Surbakti yang hangat diberitakan media beberapa waktu lalu. Melihat hasil dari
perolehan suara dalam pemilihan umum legislatif tahun 2014 di kabupaten karo yang dimenangkan oleh Partai Demokrat, tentu strategi pemenangan partai dalam
pemilihan umum merupakan hal pokok utama yang harus disusun oleh kader kader partai untuk dapat menarik simpatik masyarakat dengan tujuan untuk
mendulang suara dari masyarakat kabupaten karo.
2
Keputusan KPU Kab. Karo Nomor : 170SKKPU-Kab.002.434738V2014, Tentang Hasil Pemilhan Umum Anggota Dewan Perwakilan Daerah Kabupaten Karo Dalam Pemilihan Umum
Tahun 2014
Universitas Sumatera Utara
mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap partai dan pilihan politik masyarakat. Karena ditengah hangatnya isu tentang pemakzulan bupati serta
protes masyarakat karo terhadap kinerja bupati karo, justru partai Demokrat Kabupaten Karo yang dipimpin oleh DR HC Kena Ukur Surbakti dan sekaligus
menjabat sebagai Bupati Karo mengalami peningkatan perolehan suara yang begitu signifikan dalam pemilihan umum legislatif tahun 2014 dibandingkan
dengan periode sebelumnya. Sehingga dalam pemamaparan selanjutnya penulis akan mencoba
menggambarkan, bagaimana strategi pemenangan yang dilakukan oleh Partai Demokrat untuk mendulang suara yang signifikan dari konstituennya, hingga
akhirnya orang-orang yang menjadi calon Legislatif dari partai Demokrat menang dalam Pemilihan Umum Legislatif di kabupaten Karo pada tahun 2014.
1.2 Rumusan masalah