Teknik Analisis Pengujian hipotesis dan Hubungan Kausal Pengujian Model dengan One Step Approach Evaluasi Model

3.4.3. Pengumpulan Data

a. Kuisioner Merupakan daftar untuk memperoleh data berupa jawaban dari responden. b Wawancara Metode dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap konsumen yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti dan mencatat kegiatan yang ada. a. Dokumentasi Merupakan data artikel-artikel yang bersumber dari media internet.

3.5. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

3.5.1. Teknik Analisis

Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah Structural Equation Model SEM. Model pengukuran factor sikap, minat, dan perilaku konsumen menggunakan Confirmatory Factor Analysis. Penaksiran pengaruh masing-masing variable bebas terhadap variable terikatnya menggunakan koefisien jalur. Langkah-langkah dalam analisis SEM model pengukuran dengan contoh dimensi factor serving size dilakukan sebagai berikut : X 1 . 1 = Serving size + er_1 X 1 . 2 X = Serving size + er_2 1 . 3 X = Serving size + er_3 1 . 4 Demikian juga faktor lain seperti serving per container, kandungan gizi dan juga minat beli. = Serving size + er_4 Bila persamaan dinyatakan dalam sebuah pengukuran model untuk di uji undimensionalitasnya melalui Confirmatory Factor Analysis. Maka model pengukurannya akan nampak sebagai berikut : Gambar 3.1 : Contoh Gambar Pengukuran Faktor Model. Serving Per Container X2 Serving Size X1 Label Nutrisi X Minat Beli Y X1.2 X1.3 X1.4 X1.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.1 Er 3 Er 4 Er 1 Er 2 Er 3 Er 4 Er 1 Er 2 Y1.1 Y1.2 Y1.3 Kandungan Gizi X3 X1.2 X1.3 X1.4 X1.1 Er 3 Er 4 Er 1 Er 2 Er 1 Er 2 Er 3 3.5.2. Pengujian Hipotesis 3.5.2.1. Asumsi model Structure Equation Modelling Pada permodelan SEM terdapat asumsi-asumsi yang harus dipenuhi dalam prosedur pengumpulan data pengolahan data yang dianalisis adalah sebagai berikut :

1. Ukuran Sampel

Ukuran sampel yang harus dipenuhi dalam permodelan SEM adalah minimum berjumlah 100 atau dengan 5 perbandingan observasi untuk estimasi parameter.

2. Uji Normalitas Sebaran dan Linieritas

1 Normalitas dapat diuji dengan lihat gambar histogram data atau diuji dengan metode-metode statistik. 2 Menggunakan Critical Ratio diperoleh dengan membagi koefisien sampel dengan standart error-nya dan skeness value yang biasanya disajikan dalam statistic untuk menguji normalitas itu disebut Z- value . Pada tingkat signifikansi 1, jika nilai Z lebih besar dan nilai Z-score lebih besar dan nilai kritis, maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. 3 Normal probability plot SPSS 10.1 4 Linieritas dengan mengamati scatter plots dari data yaitu dengan memilih pasangan data dan dilihat dari pola penyebaran untuk menduga ada tidaknya linieritas.

3. Evaluasi atas Outlier

1 Mengamati nila Z-score : kriterianya diantara ± 3,0 non outlier. 2 Multivariate outicr diuji dengan criteria jarak Mahalonobis pada tingkat p 0,001. Jarak diuji dengan Chi-Square [x] pada df sebesar jumlah variable bebasnya. Ketentuan : bila Mahalonobis dan nilai x adalah multivariate outlier. 3 Outlier adalah observasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrim baik secara unvariate maupun multivariate yaitu yang muncul karena kombinasi karakteristik unik yang dimilikinya dan terlihat sangat jauh berbeda dan observasi-observasi lainnya.

4. Deteksi Multicollinierity dan Singularity

Dengan mengamati Determinant matriks covariance. Denagn ketentuan apabila determinan sampel matriks mendekati angka 0 [kecil], maka terjadi multikolinieritas dan singularitas Tabachnick Fidel,1988.

5. Uji Validitas dan Reability

Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indikator dalam menilai akuratnya pengukuran atas apa yang seharusnya diukur. Sedangkan reabilitas adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah konstruk yang menunjukan derajat sampai dimana masing-masing indikator itu mengindikasikan sebuah konstruk yang umum. Karena indikator multidimensi,maka uji melihat loading factor dan hubungan antara setiap observed variable dan latent variable. Sedangkan reliabilitas uji dengan construct reliability dan variance eztracted dihitung dengan rumus sebagai berikut : Construct Reliability = [ ] { } ∑ ∑ + ej ding dardizeLoa S ding dardizeLoa S tan tan Variance Extracted = [ ] { } ∑ ∑ + ej ding dardizeLoa S ding dardizeLoa S tan tan Sementara ej dapat dihitung dengan formula uji = 1 – [standardize loading ]. Secara umum, nilai construct reliability yang dapat diterima adalah 0,7 dan variance extracted 0,5 Hais et.al, 1998. Standardize Loading dapat diperoleh dari Output AMOS 4.0,1 dengan melihat nilai estimasi setiap construct standardize regression weight terdapat setiap butir sebagai indikatornya.

3.5.3. Pengujian hipotesis dan Hubungan Kausal

Pengaruh langsung [koefisien jalur] diamati dan bobot regresi terstandar, dengan pengujian signifikan pembanding nilai CR [Critical Ratio ] yang sama dengan nilai t hitung. Apabila nanti lebih besar daripada table berarti signifikan.

3.5.4. Pengujian Model dengan One Step Approach

Dalam metode SEM, model pengukuran dan model struktur parameter-perameternya diestimasi secara bersama-sama. Cara ini agak mengalami kesulitan dalam memenuhi fit model. One Step Approach to SEM digunakan apabila model diyakini landasan teori yang kuat serta validitas dan reliabilitas yang sangat baik.

3.5.5. Evaluasi Model

Hair et.al., 1998 menjelaskan bahwa pola “confirmatory” menunjukan prosedur yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas hipotesis-hipotesis dengan pengujian fit antara model teori dan data empiris. Jika model teoritas menggambarkan “good-fit” dengan data, maka model dianggap sebagai yang diperkuat. Sebaliknya, suatu model teoritis tidak diperkuat jika teori tersebut mempunyai suatu “poor-fit” dengan data. Amos dapat menguji apakah model “good-fit” dan “poor-fit” model yang diuji sangat penting dalam penggunaan Structural equation modeling . Pengujian terhadap model yang dikembangkan dengan berbagai criteria goodness of fit , yakni Chi-Square, propbability, RMSEA, GFI, TLI, CFI, AGFI CMINDF. Apabila model awal tidak good fit dengan data maka model dikembangkan dengan pendekatan two step approach to SEM. Dalam analisis SEM tidak ada alat uji statistic tunggal untuk mengukur atau menguji hipotesis mengenai model. Beberapa indeks kesesuaian dan out-off value untuk digunakan dalam menguji apakah sebuah model dapat diterima atau ditolak adalah : 1. X 2 Alat uji paling fundamental untuk mengukur model fit adalah likehood ratio Chi-square statistic. Chi square ini bersifat sangat sensitive terhadap besarnya sample yang digunakan. Semakin kecil semakin baik model itu. – CHI – SQUARE STATISTIC 2. RMSEA – The Root Mean Square Error of Approximation RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan untuk mengkompensasi chi-square dengan sample besar. Nilai RMSEA menunjukan goodness-of-fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi dalam populasi. 3. GFI – Goodness of Fit index GFI adalah analog dan R 2 4. AGFI – Adjusted goodness – of Fit Index dalam regresi berganda. GFI adalah sebuah ukuran non-statical yang mempunyai rentang nilai antara 0 poor fit sampai dengan 1,0 perfect fit. Indeks kesesuaian ini akan menghitung proporsi tertimbang dan varians dalam matriks kovarians sample yang dijelaskan oleh matriks kovarians populasi yang diestimasikan. AGFI adalah criteria yang memperhitungkan proposal tertimbang dan varians dalam sebuah matriks kovarians dalam sebuah matriks kovarians sample. 5. CMIN DF The minimum sample discrepancy function CMIN dibagi dengan degree of freedom-nya akan menghasilkan indeks CMIN DF, yang umumnya dilaporkan oleh para peneliti sebagai salah satu nindikator untuk mengukur tingkat fitnya sebuah model. Dalam hal ini CMIN tidak lain adalah statistic chi-square, X 2 dibagi DF-nya sehingga disebut X 2 - relative. 6. TLI – Tucker Lewis Index TLI adalah sebuah alternatif incremental fit index yang membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model. 7. CFI – Comparative Fit Index Besaran indeks anin adalah rentang nilai sebesar 0-1, dimana semakin mendekati 1, mengidentifikasikan tingkat fit yang paling tinggi a very good fit. Keunggulan dan indeks ini bahwa indeks ini besarannya tidak dipengaruhi oleh ukuran sample karena itu sangat baik untuk mengukur tingkat penerimaan suatu model. Indeks CFI adalah identik dengan Relative Noncentrality Index RNI. Dengan demikian indeks-indeks yang dapat digunakan untuk mengukur kelayakan sebuah model adalah seperti yang diringkas dalam tabel berikut ini : Tabel 3.1 : Goodness Of Fit Indeks GOODNESS OF FIT INDEX KETERANGAN OUT-OFF VALUE Chi-square Menguji apakah covariance populasi yang diestimasi dengan covariance sample apakah model sesuai dengan data Diharapkan kecil, 1 s.d 5 atau paling baik antara 1 2 Probability Uji signifikan terhadap perbedaan matriks covariance yang diestimasi Minimum 0,1 atau 0,2 atau ≥ 0,05 RMSEA Mengkonsumsi kelemahan Chi-square apa sample besar ≤ 0,08 GFI Menghitung proporsi tertimbang varians dalam matriks sample yang dijelaskan oleh matriks covariance populasi yang diestimasi [analog dengan R 2 ≥ 0,90 dalam regresi berganda] AGFI GFI yang disesuaikan terhadap DF ≥ 0,90 CMIN DF Kesesuaian antara data dan model ≤ 2,00 TLI Pembanding antara model yang diuji terhadap baseline model ≥ 0,95 CFI Uji kelayakan model yang tidak sensitive terhadap besarnya sample dan kerumitan model ≥ 0,94

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian 4.1.1. PT Tigaraksa Satria Tbk Sejak didirikan pada tahun 1987, PT Tigaraksa Satria Tbk, telah dikenal sebagai salah satu perusahaan Distribusi terkemuka di Indonesia. Produk yang didistribusikan oleh Tigaraksa meliputi produk susu dan makanan bayi, makanan dan minuman dalam kemasan, produk perawatan tubuh, kebutuhan peralatan rumah tangga. Tigaraksa mempunyai cabang distribusi diseluruh Indonesia. Didalam usaha untuk memenuhi kebutuhan dan harapan mitra bisnis dan konsumen, Tigaraksa telah memperluas bisnisnya untuk menawarkan mutu dan nilai dengan memproduksi merek sendiri. Salah satunya adalah susu PRODUGEN yang mulai di produksi melalui kontrak produksi dengan pihak ketiga. Di tahun 2006, perseroan ini mulai mengoperasikan unit produksinya di Sleman, Yogyakarta. Produgen adalah produk susu rendah lemak tinggi kalsium yang memiliki tiga varian produk, yaitu Produgen Vitafirst untuk usia 19 – 50 tahun mengandung kalsium sebanyak 500mgsaji; mencukupi 85 AKG dan Produgen Gold untuk usia 50 tahun ke atas mengandung kalsium sebanyak 600mgsaji; 100 AKG, Terdiri dari 3 pilihan rasa yaitu plaintanpa rasa tanpa lemak, karena lemaknya 1 100g bubuk, coklat kurang lemak, dan vanilla