Evaluasi Construct Reliability dan Variance Extracted Analisis Model One-Step Approach to SEM

4.3.5 Deteksi Multicollinerity dan Singularity

Dengan mengamati Determinant matrix covarian, yang memiliki ketentunan apabila determinant matrix mendekati angka 0 [kecil], maka terjadi Multicollinearity dan Singularity [Tabachin Fidel, 1998]. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan program AMOS 4.0 diperoleh hasil Deternminant of Covariant Matrix adalah 0 yaitu sebesar 16,810 mengidentifikasikan tidak terjadi Multicollinearity dan Singularity dalam data ini sehingga asumsi terpenuhi.

4.3.6 Evaluasi Construct Reliability dan Variance Extracted

Selain melakukan pengujian konsistensi internal Cronbach’s Alpha, perlu juga dilakukan pengujian construct reliability dan variance extracted. Kedua pengujian tersebut masih termasuk uji konsistensi internal yang akan memberikan peneliti kepercayaan diri yang lebih besar bahwa indikator-indikator individual mengukur suatu pengukuran yang sama. Dan varianced extracted direkomendasikan pada tingkat 0,50. Hasil perhitungan construct reliability dan variance extracted dapat dilihat dalam tabel 4.12 Tabel 4.12 Construct Reliability dan Variance Extracted Konstrak Indikator Standardize Factor Loading SFL Kuadrat Error [εj] Construct Reliability Variance Extrated Serving Size x11 0.794 0.630 0.370 1.283 0.744 x12 0.847 0.717 0.283 x13 0.804 0.646 0.354 x14 0.532 0.283 0.717 Serving Per Container x21 0.815 0.664 0.336 1.168 0.711 x22 0.797 0.635 0.365 x23 0.521 0.271 0.729 Kandungan Gizi x31 0.564 0.318 0.682 1.309 0.664 x32 0.658 0.433 0.567 x33 0.697 0.486 0.514 x34 0.735 0.540 0.460 Minat Beli y1 0.720 0.518 0.482 1.196 0.767 y2 0.907 0.823 0.177 y3 0.674 0.454 0.546 Batas Dapat Diterima ≥ 0,7 ≥ 0,5 Sumber: Lampiran Hasil pengujian reliabilitas instrumen dengan construct reliability dan variance extracted menunjukkan instrumen cukup reliabel, yang ditunjukkan dengan nilai construct reliability belum seluruhnya ≥ 0,7. Meskipun demikian angka tersebut bukanlah sebuah ukuran “mati” artinya bila penelitian yang dilakukan bersifat exploratory, maka nilai di bawah 0,70 pun masih dapat diterima sepanjang disertai alasan–alasan empirik yang terlihat dalam proses eksplorasi. Dan variance extracted direkomendasikan pada tingkat 0,50.

4.3.7 Analisis Model One-Step Approach to SEM

Dalam model SEM, model pengukuran dan model structural parameter-parameternya diestimasi secara bersanma-sama. Cara ini agak mengalami kesulitan dalam memenuhi tuntutan fit model. Kemungkinan terbesar disebabkan oleh terjadinya interaksi antara measurement model dan structural model yang diestimasi secra bersama-sama one-step approach to SEM . One-step approach to SEM digunakan apabila model diyakini bahwa dilandasi teori yang kuat serta validitas dan reliabilitas data sangat baik. Hair.et.al, 1998. Hasil estimasi dan fit model one-step approach to SEM dengan menggunakan program aplikasi AMOS 4.01 terlihat pada gambar dan tabel Goodness of Fit dibawah ini. Gambar 4.1 MODEL PENGUKURAN STRUKTURAL Label Nutrisi Minat Beli Model Spesification : One Step Approach – Base Model x1 x14 ,46 er_4 1,00 1 x13 ,19 er_3 1,38 1 x12 ,15 er_2 1,43 1 x11 ,19 er_1 1,34 1 x2 x23 ,46 er_7 1,00 1 x22 ,17 er_6 1,32 1 x21 ,26 er_5 1,74 1 x3 x34 ,26 er_11 x33 ,29 er_10 x32 ,22 er_9 x31 ,33 er_8 1,00 1 ,96 1 ,74 1 ,72 1 y y1 ,31 er_12 y2 ,12 er_13 y3 ,32 er_14 1,00 1 1,27 1 ,89 1 ,27 x ,22 ,21 1,00 ,81 ,17 d_x1 1 ,16 d_x2 1 ,03 d_x3 1 ,16 d_y 1 Tabel 4.13 Evaluasi Kriteria Goodness Of Fit Indicies Model One-Step Approach-Base Model Kriteria Hasil Nilai Kritis Evaluasi Model CminDF 0,626 ≤ 2,00 Baik Probability 0,995 ≥ 0,05 Baik RMSEA 0,000 ≤ 0,08 Baik GFI 0,956 ≥ 0,90 Baik AGFI 0,937 ≥ 0,90 Baik TLI 1,054 ≥ 0,95 Baik CFI 1,000 ≥ 0,94 Baik Sumber: Lampiran Dari hasil evaluasi terhadap model one step approach base model ternyata dari semua kriteria goodness of fit yang digunakan, seluruhnya menunjukan hasil evaluasi model yang baik, berarti model telah sesuai dengan data. Artinya, model konseptual yang dikembangkan dan dilandasi oleh teori relah sepenuhnya didukung oleh fakta. Dengan demikian model ini adalah model yang terbaik untuk menjelaskan antar variabel dalam model. 4.3.8 Analisis Undimensi First Order Tabel 4.14. Unidimensi First Order Sumber: Lampiran 4.3.9 Analisis Unidimensi Second Order Tabel 4.15. Unidimensi Second Order Sumber : Lampiran Ustd. Estimate Std. Estimate P Label x14 --- x1 1,000 ,532 x13 --- x1 1,375 ,804 par_1 x12 --- x1 1,428 ,847 par_2 x11 --- x1 1,344 ,794 par_3 x23 --- x2 1,000 ,521 x22 --- x2 1,319 ,797 par_4 x21 --- x2 1,738 ,815 par_5 x34 --- x3 1,000 ,735 x33 --- x3 ,955 ,697 par_6 x32 --- x3 ,741 ,658 par_7 x31 --- x3 ,720 ,564 par_8 y1 --- y 1,000 ,720 y2 --- y 1,270 ,907 par_9 y3 --- y ,893 ,674 par_10 Ustd. Estimate Std. Estimate P Label x1 --- x ,223 ,269 ,035 par_11 x2 --- x ,210 ,261 ,045 par_12 x3 --- x 1,000 ,940

4.3.10 Uji Kausalitas