2.2.3 Kemasan
Kemasan adalah bahan yang digunakan untuk mewadahi dan atau membungkus pangan, baik yang bersentuhan langsung dengan pangan maupun
tidak peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 69 tahun 1999 tentang label dan iklan pangan. Philip Kotler 1997:458 mendefinisikan kemasan
sebagai aktivitas dalam mendisain dan memproduksi tempat atau pembungkus untuk sebuah produk. Kemasan terdiri atas bentuk fisik produk, label dan sisipan
Evans, Berman, 1982:285. Bentuk fisik produk meliputi kotak pembungkus, gelas, aluminium, botol plastik, kertas pembungkus, stryofoam, atau kombinasi
dari bahan-bahan tersebut. Label mengandung merek produk, logo perusahaan, daftar bahan, pesan promosi, kode kontrol penyimpanan bar code, dan instruksi
pemakaian. Sisipan merupakan instruksi detail dan informasi keamanan untuk produk yang komplek atau berbahaya yang terkandung dalam obat atau mainan.
Kemasan memiliki enam fungsi sebagai tempat isi dan pelindung yang memungkinkan produk untuk dikirimkan, disimpan dan dibawa dengan aman,
usage memberikan kemudahan untuk digunakan dan disimpan, sarana komunikasi mengkomunikasikan citra perusahaan melalui desain, label, warna,
merek dan displai, segmen pasar pilihan dalam desain kemasan, warna dan bentuk memungkinkan perusahaan untuk memasuki segmen pasar yang baru
jaringan kerjasama kemasan harus mampu memuaskan kebutuhan pedagang besar dan pengecer, dan perencanaan produk baru menjadi inovasi yang penting
bagi perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Folkes dan Matta Journal of Consumer Research Vol.31, Sept 2004, menyebutkan bahwa kemasan yang memiliki bentuk
yang dianggap menarik dan dapat merebut perhatian dipersepsikan mempunyai isi yang lebih banyak dibandingkan kemasan yang mempunyai ukuran sama tetapi
tidak dapat menarik perhatian.
2.2.4 Label
Label makanan harus mengandung informasi yang mudah dimengerti oleh konsumen. Kaufman, 1990:272. Label pangan adalah setiap keterangan
mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan
pada, atau merupakan bagian kemasan pangan peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 69 tahun 1999 tentang label dan iklan pangan.
Label merupakan bagian dari kemasan dan mengandung suatu informasi tentang produk yang tercetak pada kemasan. Label didefinisikan sebagai tulisan
yang tercetak pada kemasan yang berisi informasi singkat tentang produk yang dikemas. Menurut Kaufman 1990:272 label makanan harus menjabarkan urutan
komposisi dicantumkan dalam satuan berat, kondisi yang mengharuskan pencantuman label nutrisi harus dicantumkan apabila sebuah produk memberikan
klaim nutrisi atau terdapat tambahan nutrisi lainnya, takaran penyajian daftar komposisi dibandingkan dengan jumlah sebenarnya, kandungan kalori dan
jumlah serta tipe dari lemak. Secara umum label terdiri dari nama produk, komposisi ingredien bahan penyusun produk, nama dan alamat produsen atau
importir, lot dan tanggal produksi, batas kadaluarsa, dan berat bersih. Informasi nilai gizi, dan cara penyajian untuk beberapa produk tertentu juga sering
dicantumkan. www.indohalal.comhalallifestyleartikel.php.html Fungsi label Kotler, Amstrong, 1996:293 dapat dibedakan menjadi
empat, yaitu: label sebagai identifikasi dari produk atau merek, label memberikan informasi kualitas produk, mendeskripsikan produk perusahaan pembuat produk,
tempat dibuat, tanggal produksi, isi dari produk, cara penggunaan dan cara penggunaan yang aman serta label dapat dijadikan sebagai sarana promosi
melalui gambar yang menarik. Dengan memanfaatkan informasi label kemasan, konsumen dapat memperoleh banyak informasi mengenai produk tersebut,
sehingga label kemasan merupakan salah satu media terbaik yang dapat dimanfaatkan oleh konsumen untuk memperoleh produk berkualitas. Healthy
Choice, 2002:10.
2.2.5 Label Nutrisi