1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masalah yang menyangkut pendidikan masih menjadi topik hangat dalam pemberitaan media massa, mulai dari sistem pendidikan, fasilitas pendidikan,
kualitas pengajar dan kesadaran dari siswa akan pentingnya pendidikan. Meskipun pendidikan sudah dijamin oleh pemerintah namun kenyataannya
belum semua anak-anak Indonesia dapat mengenyam bangku sekolah. Namun sangat disayangkan jika ada siswa yang mampu menikmati bangku sekolah
tetapi menyianyiakan dengan melakukan hal-hal yang tidak mendukung tercapainya tujuan pendidikan. Berikut ini beberapa contoh berita terkait hal
tersebut yang telah dihimpun peneliti:
1. Pelajar Kena Razia di Warnet Pikiran Rakyat Online, Kamis 22042010
Sekitar 32 pelajar putra putri kedapatan bolos dari sekolah dan bermain di beberapa warnet di kota Tasikmalaya. Sebagian besar sedang membuka situs jejaring sosial
namun ada juga siswa yang kedapatan sedang mojok berduaan di dalam satu kamar warnet. Mereka terpaksa diamankan oleh petugas Satpol PP Kota Tasikmalaya.
2. Main HP di kelas, 18 siswa SMP 1 Lopok dibina Gaung NTB, Jum’at 08102010
Sedikitnya 18 handphone diamankan pihak SMPN 1 Lopok Sumbawa Besar. Telepon seluler diamankan dari siswanya yang kedapatan memainkan HP saat proses
belajar mengajar PBM pada hari Kamis 710. Razia ini terkesan mendadak namun cukup positif, siswa yang terjaring dibawa ke ruang BP untuk diberikan pembinaan.
Guru BP SMPN 1 Lopok, M Saleh S.Pd yang ditemui Gaung NTB, mengatakan, operasi HP di jajaran siswa rutin dilakukan agar tidak ada lagi yang bermain HP
ketika proses belajar mengajar berlangsung.
”Main HP di kelas akan mengganggu konsentrasi siswa dalam menerima pelajaran,” katanya.
3. Tawuran Pelajar Tewaskan 10 Orang di Bogor Republika Online, Jum’at
09032012 Di wilayah kota Bogor tercatat sudah 10 orang meninggal dalam lima tahun terakhir
akibat tawuran pelajar. Menurut TB Ruchjani Ketua Harian Satgas Pelajar Kota Bogor, sebagian besar tawuran dilakukan olah siswa SMK 80 dan sisanya siswa
SMA dan SMP. Tawuran biasanya terjadi saat jam-jam pulang sekolah.
4. Tawuran Seusai UN Tribun Jogja, Kamis 19042012: hal. 1
Dua kelompok SLTA terlibat perkelahian massal di Jalan Mampang Prapatan Raya, Jakarta, Rabu 1804 siang. Tawuran ini terjadi di tengah jalan raya dan
menimbulkan kesemerawutan lalu lintas dan menciptakan ketakutan masyarakat. Niat tawuran terlihat dari aneka peralatan dan senjata tajam yang dibawa para
pelajar.
Dari pengalaman peneliti selama ini, ada sebagian siswa yang belajar hanya saat menjelang ulangan dan PR yang diberikan oleh guru dikerjakan di
sekolah dengan mencontek teman. Selain itu perkembangan teknologi telah membawa dampak tersendiri dalam kehidupan manusia, termasuk pelajar.
Perkembangan teknologi membawa dampak positif dan negatif terhadap pendidikan. Dewasa ini perkembangan teknologi di bidang media massa dan
elektronik, yang melahirkan berbagai produk elektronik seperti: TV, Komputer, Internet, HP dan lain-lainnya, dapat memicu kecenderungan siswa
untuk menghabiskan waktu dengan aktivitas yang kurang bermanfaat sehingga siswa lupa melaksanakan tugas utamanya sebagai pelajar. Kesadaran siswa
akan pentingnya belajar semakin luntur sehingga siswa sulit mendapatkan hasil yang maksimal.
Dengan sadar atau tidak manusia mengalami proses belajar sepanjang hidupnya. Proses belajar dapat terjadi di manapun, baik di lingkungan sekolah,
rumah maupun lingkungan sosial. Menurut Winkel 2004:59-61 belajar pada manusia adalah suatu aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai-sikap. Hasil dari
belajar dapat diamati dari perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri individu berupa penguasaan pengetahuan, kecakapan, sikap dan kebiasaan.
Keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar dapat dilihat dari prestasi belajar yang diraihnya. Prestasi ini dapat diketahui dari hasil evaluasi belajarnya
melalui tes. Seorang siswa yang mampu berprestasi tentunya dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain minat siswa dalam belajar, motivasi siswa, kemampuan guru dalam membimbing serta menggali potensi siswa dan
fasilitas yang akan menunjang proses pembelajaran. Namun dari faktor-faktor di atas yang lebih memiliki ketahanan dalam mempengaruhi prestasi adalah
faktor internal dari siswa yaitu minat dan motivasi belajar siswa. Minat dan motivasi belajar siswa akan nampak dari output atau gejala-gejala yang
muncul yang dinyatakan dalam aktivitas atau kegiatan mereka. Proses belajar membutuhkan aktivitas, bahkan aktivitas dapat dikatakan
faktor terpenting dalam proses belajar karena belajar sendiri merupakan suatu kegiatan. Dapat dikatakan tanpa kegiatan tidak mungkin seseorang belajar.
Proses belajar-mengajar tidak terlepas dari interaksi antara dua subyek yaitu orang yang belajar maupun orang yang mengajar. Agar mendapat hasil belajar
yang baik maka peran aktif siswa dalam belajar sangat dibutuhkan. Aktivitas belajar siswa dapat terjadi di kelas dengan bimbingan guru maupun di luar jam
sekolah. Pelajaran matematika kerap menjadi momok tersendiri bagi kebanyakan
siswa dan tidak mengherankan jika pelajaran ini tidak begitu digemari. Untuk memahami matematika tidak cukup hanya dengan membaca dan menghafal
seperti pada pelajaran-pelajaran lainnya, dibutuhkan latihan-latihan soal untuk
mengasah kemampuan siswa dalam memahami soal, memperkirakan langkah- langkah penyelesaian dan mencari jawaban. Selain itu dalam belajar
matematika dibutuhkan juga keterampilan dalam memahami dan menggambar grafik maupun diagram dan lain sebagainya.
Aktivitas belajar matematika siswa di kelas antara lain kesiapan belajar siswa, menyimak penjelasan guru, mencatat, latihan soal, berdiskusi dengan
teman dan lain sebagainya. Sedangkan aktivitas belajar matematika siswa di luar jam sekolah antara lain mengerjakan pekerjaan rumah PR, tugas, belajar
kelompok, membaca buku-buku yang relevan dengan matematika, dan lain sebagainya. Untuk melakukan aktivitas belajar di dalam kelas dan aktivitas
belajar di luar jam sekolah dibutuhkan kesadaran akan pentingnya belajar dan kemauan dari diri siswa untuk melakukan aktivitas yang menunjang proses
belajar sehingga diperoleh hasil yang maksimal. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul
”Hubungan Antara Aktivitas Belajar Matematika di Dalam Kelas dan Aktivitas Belajar Matematika di Luar Jam Sekolah
Dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas XI IPA SMA Budya Wacana Yogyakarta
”.
B. Identifikasi Masalah