lampiran C.3 didapat rata-rata nilai raport 78,71. Berikut kriteria rata-rata nilai raport siswa:
Tabel 4.7 Kriteria Nilai Raport Siswa
Kriteria frekuensi persentase
Di bawah rata-rata 13
54,17 Di atas rata-rata
11 48,83
Total 24
100
Berdasarkan tabel diatas 54,17 siswa memperoleh nilai raport di bawah rata-rata kelas, sedangkan 48,83 siswa memperoleh nilai raport di
atas rata- rata kelas.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Hubungan Antara Aktivitas Belajar Matematika Siswa Di Dalam
Kelas Dengan Prestasi Belajar Matematika
Berdasarkan data hasil pengujian kuesioner menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara aktivitas belajar di dalam kelas dengan prestasi
belajar matematika. Hal ini dapat dilihat dari harga significant value sebesar 0,454 pada pengujian hipotesis pertama. Berdasarkan tabel
interprestasi korelasi, hubungan antara aktivitas belajar di dalam kelas dengan prestasi belajar matematika sangat rendah. Hal ini dapat dilihat
dari nilai korelasi sebesar 0,160. Maka sangatlah baik apabila aktivitas belajar di dalam kelas lebih ditingkatkan lagi.
Menurut Epi Wahyuni 2004:vii ada hubungan yang positif dan signifikan antara aktivitas di dalam kelas dengan prestasi belajar. Hal ini
terbukti dalam penelitian yang pernah dilakukannya pada siswa kelas III di
SMKN 1 Bantul. Dengan demikian hasil penelitian ini tidak sejalan dengan dugaan awal peneliti yang menyatakan bahwa adanya hubungan
yang positif dan signifikan antara aktivitas belajar di dalam kelas dengan prestasi belajar matematika.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara aktivitas belajar di dalam kelas dengan prestasi belajar matematika atau
dengan kata lain aktivitas belajar di dalam kelas yang rendah, prestasi belajar tetap tinggi atau tidak selamanya rendah. Hal ini dapat disebabkan
karena adanya keterbatasan waktu saat proses pembelajaran di dalam kelas oleh karena itu jenis kegiatan dan bagaimana cara melakukan kegiatan
relatif sama atau variasi aktivitasnya cenderung lebih kecil dibandingkan aktivitas belajar di luar jam sekolah sehingga dalam penelitian ini
hubungan antara aktivitas belajar di dalam kelas dengan prestasi belajar matematika siswa tidak signifikan.
Di dalam tabel jawaban kuesioner variabel aktivitas belajar di dalam kelas dapat dilihat pada tabel 4.1 untuk pertanyaan nomor 4 tentang
aktivitas menyatakan pendapat hanya ada tujuh siswa atau 29,2 yang menjawab pertanyaan dengan minimal jawaban sering. Demikian juga
untuk pertanyaan nomor 16 tentang kesediaan mengerjakan di papan tulis dengan sukarela hanya ada Sembilan siswa atau 37,5 yang menjawab
pertanyaan dengan minimal jawaban sering. Dilihat dari jawaban tersebut, aktivitas siswa dalam hal menyatakan pendapat dan kesediaan
mengerjakan di papan tulis dengan sukarela belum tercermin di dalam
kuesioner yang telah diisi oleh siswa kelas XI IPA SMA Budya Wacana. Hal tersebut juga dikuatkan oleh hasil pengamatan, dimana hanya satu
siswa dari enam siswa yang diamati bersedia untuk maju mengerjakan di papan tulis.
Aktivitas belajar siswa di dalam kelas tidak hanya sebatas belajar secara pasif namun juga belajar secara aktif. Dengan adanya keterlibatan
siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, siswa tersebut akan lebih mudah memahami pelajaran dan prestasi siswa tersebut dapat lebih
meningkat lagi. Keterlibatan siswa dalam mengungkapkan pendapat, bertanya, maupun terlibat aktif dalam penyelesaian soal-soal latihan akan
membantu proses berfikir siswa dalam memahami pelajaran matematika. Namun tidak dipungkiri jika masih ada banyak siswa yang sungkan,
ragu bahkan takut untuk terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran. Guru sebagai pembimbing dalam proses belajar mengajar
diharapkan mampu untuk mendukung siswa semakin aktif dalam proses pembelajaran dan mengevaluasi hasil setiap langkah kegiatan yang telah
dilakukan.
2. Hubungan Antara Aktivitas Belajar Matematika Siswa Di Luar Jam