Gaya belajar yang baik dapat terwujud apabila mahasiswa sadar akan tanggung jawab mereka sebagai mahasiswa, sehingga mereka dapat membagi
waktu mereka dengan baik antara belajar dengan kegiatan di luar belajar. Motivasi dan disiplin diri sangat penting dalam hal ini karena motivasi
merupakan arah bagi pencapaian yang ingin diperoleh dan disiplin merupakan perasaan taat dan patuh pada nilai-nilai yang diyakini dan melakukan
pekerjaan dengan tepat jika dirasa itu adalah sebuah tanggung jawab. Gaya belajar atau kebiasaan belajar merupakan tindakan yang dilakukan
oleh mahasiswa dalam memperoleh ilmu pengetahuan. Apabila mahasiswa tersebut bisa melakukan proses yang baik dalam belajar,akan mendapatkan
hasil yang mereka harapkan, begitu jugasebaliknya, kebiasaan belajar yang buruk akan membuat hasil yang dicapai menjadi tidak maksimal.
Seseorang yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi akan menjadi percaya diri, mampu mengelola perasaan, tidak mudah marah dan berempati
dengan sesama, namun diProgram Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi tidak demikian adanya, disini masih
banyak dijumpai mahasiswa yang kurang percaya diri misalnya ketika presentasi di kelas.
Prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi angkatan 2015 kurang memuaskan beberapa mahasiswa
tidak dapat belajar dengan baik dipagi hari, tetapi mereka dapat belajar ketika siang hari, ada juga yang dapat belajar ketika penerangan dikelas yang cukup,
dan lingkungan yang berisik, namun terdapat mahasiswa yang dapat belajar
dengan baik pada lingkungan yang tenang dan sunyi. Beberapa dapat belajar dengan baik jika diberi bimbingan oleh dosesn, namun mahasiswa dapat
belajar dengan baik atas inisiatif sendiri. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji
hubungan antara kecerdasan emosional dan gaya belajar dengan prestasi belajar. Judul
penelitian ini adalah “ Hubungan Kecerdasan Emosional dan Gaya Belajar denganPrestasi Belajar Mahasiswa
” penelitian ini merupakan studi kasus di Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus
Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2015.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang dapat diidentifikasikan adalah:
1. Mahasiswa yang kurang percaya diri misalnya ketika presentasi di kelas.
2. Selain Kecerdasan emosional, peneliti juga mengamati gaya belajar yang
terjadi di Program Studi Pendidikan Akuntansi yaitu gaya belajar mahasiswa yang hanya datang, duduk, diam dan menunggu untuk cepat
pulang merupakan contoh gaya belajar yang tidak baik. 3.
Mahasiswa menganggap perkuliahan hanya formalitas semata tapi yang dicari hanya nilai.
4. Dalam proses belajar pun masih banyak terdapat mahasiswayang tidak
memanfaatkan waktu belajar dengan baik, seperti menunggu teman
lainnya mengerjakan tugas latihan yang diberikan dosen lalu mencatat dari hasil pekerjaan temannya.
5. Beberapa mahasiswa tidak dapat belajar dengan baik dipagi hari, tetapi
mereka dapat belajar ketika siang hari, ada juga yang dapat belajar keika penerangan dikelas yang cukup, dan lingkungan yang berisik, namun
terdapat mahasiswa yang dapat beajar dengan baik pada lingkungan yang tenang dan sunyi. Beberapa dapat belajar dengan baik jika diberi
bimbingan oleh dosesn, namun mahasiswa dapat belajar dengan baik atas inisiatif sendiri
C. Batasan Masalah
Ada banyak faktor yang diduga berhubungan dengan prestasi belajar mahasiswa. Faktor-faktor tersebut adalah faktor eksternal lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat dan faktor internal fisiologis, dan psikologis. Penelitian ini memfokuskan pada faktor
kecerdasan emosional dan gaya belajar mahasiswa, untuk mengukur prestasi mahasiswa. Prestasi belajar dalam penelitian ini ditunjukkan dengan Indeks
Prestasi Kumulatif mahasiswa.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah terdapat hubungan positif dan signifikan kecerdasan emosional
dengan prestasi belajar mahasiswa?
2. Apakah terdapat hubungan positif dan signifikan gayabelajar dengan
prestasi belajar mahasiswa?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui hubungan positif dan signifikan kecerdasan emosional
dengan prestasi belajarmahasiswa. 2.
Untuk mengetahui hubungan positif dan signifikan gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam memperluas pengetahuan di bidang pendidikan yang terkait dengan hubungan
kecerdasan emosional dan gaya belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa. Wawasan pengetahuan ini juga dapat menjadi wacana
pengetahuan bagi mahasiswa di lingkungan pendidikan, khususnya bidang pendidikan akuntansi dalam mengikuti proses belajar di Universitas Sanata
Dharma.
2. Manfaat praktis
a. Program Studi
Diharapkan dapat menjadi acuan bagi program studi untuk mengetahui apakah ada hubungan positif kecerdasan emosional dan gaya belajar
dengan prestasi belajar mahasiswa.
b. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian serupa di waktu yang akan datang.
c. Bagi Peneliti
Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan tentang hubungan kecerdasan emosional dan gaya belajar dengan prestasi belajar serta
memberikan informasi bagi pihak-pihak lain yang berkeinginan melakukan penelitian sejenis lebih lanjut.
10
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1.Prestasi belajar
Hasil belajar yang memuaskan tidak mudah didapatkan seturut dengan apa yang dibayangkan, bukan berarti prestasi tidak bisa dicapai. Namun
prestasi dapat diperoleh jika mahasiswa mau berjuang dan berkorban dalam menghadapi berbagai tantangan yang harus dihadapinya. Prestasi mahasiswa
dapat diperoleh dari mana saja baik dalam akademik maupun non akademik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008:1100-1101, prestasi adalah
hasil yang telah dicapai dari kegiatan belajar yang telah dilakukan atau dikerjakan yang sifatnya kognitif dan biasanya ditentukan melalui
pengukuran dan penilaian. Sedangkan arti gabungan antara prestasi dan belajar Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008: 1101 merupakan
penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya diukur dalam nilai tes. Hal yang sama juga di
sampaikan Winkel 1997:168 bahwa proses belajar yang dialami oleh siswa menghasilkan perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan dan
pemahaman, dalam bidang nilai, sikap dan keterampilan. Adanya perubahan tersebut tampak dalam prestasi belajar yang dihasilkan oleh siswa terhadap
pertanyaan, persoalan atau tugas yang diberikan oleh guru. Melalui prestasi belajar siswa dapat mengetahui kemajuan-kemajuan yang telah dicapainya
dalam belajar