B. Kerangka Berfikir
1. Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar mahasiswa
Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenal diri sendiri dan orang lain, untuk memotivasi diri sendiri, mengelola dan
mengekspresikan emosi dengan tepat Goleman 2000;44 . Kecerdasan emosional merupakan salah satu faktor penting yang menunjung
keberhasilan individu dalam menjalankan kegiatan pendidikannya. Jadi apabila seorang mahasiswa memiliki tingkat kecerdasan emosional yang
tinggi, akan meningkatkan prestasi belajarnya Goleman, 2000 ; 47 . Menurut Goleman 2000 : 44, kecerdasan intelektual IQ hanya
menyumbang 20 bagi kesuksesan, sedangkan 80 adalah sumbangan faktor kekuatan-kekuatan lain, diantaranya adalah kecerdasan emosional
atau Emotional Quotient EQ yakni kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati
mood
, berempati serta kemampuan bekerja sama. Hasil identik juga disimpulkan dari penelitian jangka panjang
Goleman 2000 : 46 terhadap mahasiswa Harvard lulusan tahun 1940-an. Puluhan tahun kemudian, mereka yang saatkuliah dulu mempunyai
kecerdasan intelektual tinggi, namun egois dan kurang perhatian, ternyata hidupnya tidak terlalu sukses berdasar gaji, produktivitas, serta status
bidang pekerjaan bila dibandingkan dengan yang kecerdasan
intelektualnya biasa saja tetapi mempunyai banyak teman, pandai
berkomunikasi, mempunyai empati, tidak temperamental sebagai manifestasi dari tingginya kecerdasan emosi, sosial dan spiritual.
Kecerdasan emosional saling berbeda dan saling melengkapi dengan kemampuan akademik murni yang diukur dengan IQ. Kecerdasan
emosional yang baik dapat dilihat dari kemampuan mengenal diri sendiri, mengendalikan diri, memotivasi diri, berempati, dankemampuan sosial.
Oleh karena itu, mahasiswa yang memiliki keterampilan emosi yang baik akan berhasil di dalam kehidupan dan memiliki motivasi untuk terus
belajar. Sedangkan, mahasiswa yang memiliki ketrampilan emosi yang kurang baik, akan kurang memiliki motivasi untuk belajar, sehingga dapat
merusak kemampuannya untuk memusatkan perhatian pada tugas-tugas individu tersebut sebagai mahasiswa sehingga dapat meningkatkan
prestasi belajarnya.
2. Hubungan gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa
Belajar adalah sebuah proses yang dilakukan seseorang dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti,dan sebagainya,
untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang lebih baik secara keseluruhan akibatinteraksinya dengan lingkungannya. Gaya belajar
adalah kebiasaan mengikuti kuliah yang dilakukan dengan baik, akan meningkatkan prestasi belajar individu tersebut.
Ghufron dan Risnawati2010 : 42 mengungkapkan bahwa gaya belajar merupakan sebuah pendekatan yang menjelaskan mengenai
bagaimana individu belajarcara yang ditempuh oleh masing-masing
orangatau mahasiswa untuk berkonsentrasi pada proses, dan menguasai informasi yang baru melalui persepsi yang berbeda. Gaya bersifat
individual bagi setiap orang, dan untuk membedakan orang yang satu dengan orang lain. Dengan demikian, secara umum gaya belajar
diasumsikan mengacu pada kepribadian-kepribadian, kepercayaan, pilihan, dan perilaku yang digunakan oleh individu untuk membantu dalam belajar
mereka dalam suatu yang telah dikondisikan.
C. Paradigma Penelitian
Keterikatan antara variabel-variabel penelitian dapat disusun dalam suatu paradigma penelitian sebagai berikut:
keterangan :
Xı = kecerdasan emosional X
2
= gaya belajar Y = prestasi belajar mahasiswa
= Hubungan kecerdasan emotional dengan Prestasi Belajar Mahasiswa = Hubungan gaya belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa
X
1
X
2
Y
D. Hipotesis
1. H
01
:Tidak terdapat hubungan positif kecerdasan emosional dengan prestasi belajar mahasiswa
H
a1
:Terdapat hubungan positif kecerdasan emosional dengan prestasi belajarmahasiswa.
2. H
02
:Tidak terdapat hubungan positif gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.
H
a2
:Terdapat hubungan positif gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.