4. Pembuatan kontrol positif dan kontrol negatif
Tabel VII. Formula bahan uji
Bahan F1
F2 F3
F4 F5
F6 Amilum
1 g -
92,7 g  92,7 g  92,7 g  92,7 g Magnesium stearat
- 1 g
3 g 3 g
3 g 3 g
Titanium dioksida -
- 6 g
6 g 6 g
6 g Sari wortel
- -
- -
150 g -
Metil paraben -
- 0,3 g
0,3 g 0,3 g
0,3 g SLS
- -
1 g -
- -
Asam salisilat -
- -
0,5 g -
- Arbutin
- -
- -
- 5 g
Tabel  VII.  Keterangan:  F1=amilum;  F2=magnesium  stearat;  F3=SLS; F4=asam  salisilat;  F5=sediaan  bedak  tabur;  F6=arbutin.  Kontrol  positif  =  F3;
Kontrol negatif = F1, F2, F4, F6
Bahan-bahan  yang  digunakan  sebagai  kontrol  positif  yaitu  SLS, dihomogenkan  dengan  basis  dan  bahan  tambahan  yang  digunakan  kecuali  sari
umbi  wortel.  Untuk  kontrol  negatif  digunakan  amilum  manihot,  asam  salisilat, arbutin  dan  magnesium  stearat.  Bahan  uji  dibuat  dengan  konsentrasi  1  untuk
SLS, asam salisilat dengan konsentrasi 0,5 dan arbutin dengan konsentrasi 5.
5. Slug Irritation Test
a. Pengumpulan dan determinasi siput
Siput  diperoleh  dari  wilayah  Perumda,  Ungaran,  Kabupaten Semarang.  Determinasi  dilakukan  dengan  mencocokan  karakteristik  siput
dengan  literatur.  Untuk  klasifikasi  spesies  siput,  dilakukan  pembedahan untuk  mengetahui  bentuk  alat  kelamin  siput  sebagai  pembeda  yang  khas
berdasarkan literatur. Siput yang digunakan untuk prosedur uji  adalah siput yang memiliki berat antara 3-4 g.
b. Slug Irritation Test
Uji iritasi menggunakan slug irritation test diadaptasi dari prosedur uji Slug  Mucosal  Test
mengacu  pada  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Adriaens 2006. Uji iritasi dievaluasi dengan menempatkan siput pada 1 g bahan uji
dengan konsentrasi bahan uji amilum 100, magnesium stearat 100, SLS 1, asam salisilat 0,5 dan arbutin 5 dalam periode waktu 60 menit dan
diukur  jumlah  lendir  diproduksi.  Masing-masing  siput  dan  cawan  petri ditimbang.  Bahan  uji  dimasukkan  ke  dalam  cawan  petri,  kemudian  siput
diletakkan di atas bahan uji dan ditunggu selama  60 menit. Siput kemudian dipindah ke cawan petri baru, kemudian ditambahkan 1 ml Phospate Buffer
Saline PBS  di  dekat  bagian  bawah  tubuh  siput dan  didiamkan  selama  60
menit  untuk  menarik  biomarker  yang  dikeluarkan  oleh  siput  ALP,  LDH dan albumin. Setelah 60 menit, cairan PBS yang telah kontak dengan tubuh
siput ditampung dalam microtube. c.
Pengukuran kadar albumin Pengukuran  kadar  albumin  menggunakan  metode  spektrofotometri.
Sebanyak 8 µ l mukus yang diproduksi oleh siput setelah diberi PBS diambil dan  ditambahkan  dengan  800  µ l  reagen  albumin  dan  diencerkan
menggunakan  akuades  sebanyak  3200  µ l.  Komposisi  reagen  albumin disajikan  pada  Tabel  V.  Absorbansi  dibaca  pada  panjang  gelombang  630
nm.
d. Pengukuran ALP
Pengukuran  kadar  ALP  menggunakan  metode  spektrofotometri. Mukus  yang  diproduksi  setelah  ditambahkan  PBS  diambil  20  µ l,
dimasukkan  ke  dalam  labu  ukur  5  ml,  ditambahkan  reagen  pertama sebanyak  800  µ l  dan  reagen  kedua  sebanyak  200  µ l,  kemudian  ad  dengan
akuades  hingga  tanda  batas  5  ml.  Komposisi  reagen  ALP  disajikan  pada Tabel  III.  Larutan  didiamkan  selama  3  menit  dan  diukur.  Pengukuran
absorbansi  dilakukan  kembali  pada  waktu  4,  5  dan  6  menit.  Absorbansi dibaca pada panjang gelombang 405 nm.
e. Pengukuran LDH
Pengukuran  kadar  albumin  menggunakan  metode  spektrofotometri. Mukus  yang  diproduksi  setelah  ditambahkan  PBS  diambil  20  µ l,
dimasukkan kedalam labu ukur 5 ml, ditambahkan reagen pertama sebanyak 800  µl  dan  reagen  kedua  200  µ l,  kemudian  ad  dengan  NaCl  0,9  hingga
tanda batas 5  ml. Komposisi reagen LDH disajikan pada Tabel IV. Larutan didiamkan  selama  1  menit  dan  diukur.  Pengukuran  absorbansi  dilakukan
kembali  pada  waktu  2,  3  dan  4  menit.  Absorbansi  dibaca  pada  panjang gelombang 340 nm.
G. Analisis hasil