Lambert yang menghubungkan antara absorbansi cahaya dengan konsentrasi pada suatu bahan yang mengabsorpsi berdasarkan persamaan berikut:
A = log I
in
I
out
= 1T = a x b x c A
= Absorbansi I
in
= Intensitas cahaya yang masuk I
out
= Intensitas cahaya yang keluar T
= Transmitansi a
= tetapan absorpsitivitas molar b
= panjang jalur c
= konsentrasi pada suatu bahan yang mengabsorpsi Lestari, 2007.
J. Validasi Alternatif Tes
Menurut Balls dkk. 1990, validasi dari sebuah metode alternatif dapat didefinisikan sebagai proses dimana reliabilitas dan relevansi dari sebuah metode
alternatif terjamin untuk tujuan penelitian tersebut. Archer dkk. 1997, mendeskripsikan bahwa sebuah metode untuk penggantian dari uji menggunakan
hewan meliputi uji sistem dan model prediksi. Model prediksi dikembangkan dengan pengalaman dan metode statistika. Klasifikasi model prediksi dilakukan
dengan membuat prediksi pada skala kategori, sedangkan model matematik dilakukan dengan membuat prediksi pada skala yang berulang Worth dkk.,
2001.
Relevansi dari metode dievaluasi menggunakan beberapa metode secara statistik. Indeks, sensitifitas, dan spesifisitas dihitung untuk menentukan validasi
metode. Indeks merupakan jumlah bahan yang diklasifikasikan secara benar melalui uji alternatif, dibagi dengan total bahan yang diuji. Sensitivitas evaluasi
jumlah negatif palsu adalah jumlah total bahan iritan yang diklasifikasikan secara benar dengan uji alternatif, dibagi dengan jumlah total bahan iritan yang dites.
Spesifisitas evaluasi jumlah positif palsu adalah jumlah total bahan non-iritan yang diklasifikasikan secara benar dengan uji alternatif, dibagi dengan jumlah
total bahan non-iritan yang diuji. Metode dinyatakan valid jika nilai sensitivitas dan spesifisitas 60 Fentem et al., cit., Dhondt, 2005.
K. Classification and Regression Tree CART
Classification and Regression Tree CART adalah suatu metode statistik
non-parametrik yang dapat menggambarkan hubungan antara variabel respon dependent variable dengan satu atau lebih variabel prediktor independent
variable . Menurut Breiman dkk. 1993, apabila variabel respon berbentuk
kontinu maka metode yang digunakan adalah metode regresi pohon regression tree
, sedangkan apabila variabel respon memiliki skala kategorik maka metode yang digunakan adalah metode klasifikasi pohon classification tree.
Pembentukan pohon klasifikasi terdiri atas 3 tahap yang memerlukan learning sample L
. Tahap pertama adalah pemilihan pemilah. Setiap pemilahan hanya
bergantung pada nilai yang berasal dari satu variabel independen. Tahap kedua
adalah penentuan simpul terminal. Simpul t dapat dijadikan simpul terminal jika tidak terdapat penurunan keheterogenan yang berarti pada pemilahan, hanya
terdapat satu pengamatan n=1 pada tiap simpul anak atau adanya batasan minimum n serta adanya batasan jumlah level atau tingkat kedalaman pohon
maksimal. Tahap ketiga adalah penandaan label tiap simpul terminal berdasar aturan jumlah anggota kelas terbanyak. Proses pembentukan pohon klasifikasi
berhenti saat terdapat hanya satu pengamatan dalam tiap simpul anak atau adanya batasan minimum n, semua pengamatan dalam tiap simpul anak identik, dan
adanya batasan jumlah levelkedalaman pohon maksimal Hartati, 2012.
Keterangan Empiris
Telah diminimalisir penggunaan hewan vertebrata untuk uji iritasi pada sediaan farmasi. Tikus maupun kelinci sebagai hewan untuk uji iritasi telah
diminimalisir penggunaannya, sehingga dikembangkan cara lain untuk melakukan uji iritasi.
Slug Mucosal Irritation assay SMI kemudian dikembangkan sebagai
salah satu alternatif untuk uji iritasi menggantikan Draize Test yang menggunakan kelinci sebagai hewan uji oleh Adriaens pada tahun 2006. SMI dikembangkan
menggunakan hewan avertebrata slug Arion lusitancius yang mempunyai luas permukaan mukosa yang besar. Slug Mucosal Irritation assay dapat memprediksi
toleransi lokal dari sediaan solid, semi-solid maupun liquid. Karena tubuh siput yang tidak terlindung dari bahan iritan memproduksi mukus untuk melindungi
dirinya, maka produksi mukus siput dipilih sebagai poin kunci untuk mengetahui potensi iritasi dari bahan iritan.
Penelitian ini merupakan adaptasi dari penelitian yang dilakukan Adriaens 2006 tentang Slug Mucosal Irritation Test. Parameter-parameter yang
digunakan antara lain produksi mukus, enzim ALP dan LDH serta protein albumin. Potensi iritasi dapat diprediksi dari produksi mukus yang dihasilkan oleh
siput ketika diberi bahan uji. Kerusakan jaringan pada siput diprediksi dari produksi enzim ALP dan LDH serta protein albumin.
23
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian dengan judul Uji In Vivo dan Validasi Protokol Slug Irritation Test
pada Sediaan Bedak Tabur Amilum Manihot Manihot utilissima L. menggunakan Pewarna Karotenoid dari Umbi Wortel Daucus Carota L. dengan
Metode Classification and Regression Tree CART merupakan jenis penelitian
eksperimental kuasi dan eksploratif.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jenis bahan uji iritasi.
2. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah sifat iritatif yang ditinjau dari
produksi mukus, albumin, LDH, dan ALP setelah diberi perlakuan bahan uji. 3.
Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah berat siput yang akan digunakan untuk slug irritation test 3-4 g.
4. Variabel pengacau tak terkendali dalam penelitian ini adalah umur dan kondisi
patologis siput serta subjektivitas pengamatan.
C. Definisi Operasional
1. Iritasi adalah keadaan di mana siput mengeluarkan jumlah mukus yang lebih
banyak dari normal.