BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Formulasi
Formula yang digunakan pada penelitian ini adalah formula bedak tabur acuan dari Dewi 2012. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan bedak
tabur antara lain amilum manihot, magnesium stearat, titanium dioksida, metil paraben dan sari wortel. Sedian bedak tabur akan diuji potensi iritasinya
menggunakan Slug Irritation Test jika protokol telah dinyatakan valid dengan metode Classification and Regression Tree CART.
B. Pembuatan Bedak Tabur
Sebelum dilakukan pencampuran komponen-komponen bedak tabur, hal yang pertama dilakukan adalah pembuatan sari umbi wortel. Wortel dipotong-
potong kemudian dicuci bersih dengan air mengalir. Wortel yang sudah bersih kemudian dihancurkan menggunakan blender untuk mendapatkan sari wortel
yang diinginkan. Tidak digunakan juice extractor dikarenakan keterbatasan alat penelitian. Untuk memisahkan sari wortel dengan ampasnya digunakan kain
saring. Penghomogenan sari wortel dilakukan dengan cara diaduk. Proses
pencampuran komponen bedak tabur yang meliputi amilum, titanium dioksida, dan metil paraben dilakukan dengan menggunakan blender. Hal ini bertujuan agar
pencampuran lebih homogen dan praktis apabila dibandingkan dengan
penggunaan mortir dan stamper. Pencampuran bahan dilakukan dengan urutan kuantitas bahan yang kecil hingga kuantitas yang terbesar yaitu metil paraben,
titanium dioksida dan amilum dengan tujuan mempermudah pencampuran bahan sehingga didapatkan campuran yang homogen. Penambahan sari umbi wortel
dilakukan setelah semua bahan tercampur. Sari wortel kemudian dicampur menggunakan blender dengan komponen
bedak lainnya kecuali magnesium stearat. Digunakan 150 g sari wortel dalam setiap 100 g sediaan bedak tabur. Penghomogenan berguna untuk
menghomogenkan komponen-komponen bedak tabur dan untuk memperkecil ukuran partikel. Penghomogenan dilakukan selama 1 menit yang merupakan
waktu optimal penghomogenan serbuk mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Dewi 2012.
Setelah komponen bedak terbasahi sempurna, dilakukan pendiaman selama 6 hari pada suhu kamar yang bertujuan agar sari wortel dapat mewarnai
seluruh komponen bedak tabur. Pengeringan dilakukan setelah pendiaman 6 hari di oven dengan suhu tidak lebih dari 45
C karena senyawa karotenoid dapat terdegradasi pada pemanasan tinggi di atas 60
C Ruswanti, 2010. Untuk meminimalkan degradasi karotenoid, digunakan suhu 40-45
C. Pengeringan dilakukan selama 3 hari.
Setelah dilakukan pengeringan, serbuk bedak akan membentuk cake, dikarenakan komponen air sudah menguap pada saat pemanasan. Cake yang
sudah kering kemudian dihaluskan dan dihomogenkan kembali menggunakan blender
. Waktu yang digunakan untuk penghomogenan tidak boleh terlalu lama
karena proses penghomogenan menggunakan blender akan menghasilkan energi panas yang dikhawatirkan dapat mendegradasi senyawa karotenoid pada bedak.
Penambahan magnesium stearat dilakukan di akhir pembuatan bedak dikarenakan sifat nonpolar yang dimiliki magnesium stearat. Jika penambahan
dilakukan bersamaan dengan bahan lainnya, maka magnesium stearat tidak bisa bercampur dengan bahan lain. Pencampuran dilakukan menggunakan blender
selama 1 menit untuk meminimalisir kontak senyawa karotenoid dengan panas yang dihasilkan blender.
C. Pembuatan Kontrol Positif dan Kontrol Negatif Sediaan