Pengumpulan dan determinasi siput

D. Slug Irritation Test

1. Pengumpulan dan determinasi siput

Siput diperoleh dari wilayah Perumda, Ungaran, Kabupaten Semarang. Populasi siput paling banyak ditemukan ketika musim hujan. Siput ditempatkan di wadah plastik berlubang dan diberi makan sayuran. Determinasi dilakukan dengan mencocokan karakteristik siput dengan literatur. Determinasi siput dilakukan untuk menentukan spesies siput yang digunakan. Perlu dilakukan determinasi karena perbedaan spesies siput dapat menyebabkan perbedaan data yang didapatkan. Untuk klasifikasi spesies siput, dilakukan pembedahan untuk mengetahui bentuk alat kelamin siput sebagai pembeda yang khas berdasarkan literatur. Hasil determinasi Lampiran 8 menyatakan bahwa siput yang digunakan merupakan jenis Laevicaulis alte. 2. Slug Irritation Test Pada Slug Irritation Test, siput yang sudah ditimbang kemudian diletakkan di cawan petri yang sudah dibersihkan dan ditimbang sebelumnya. Siput diberi perlakuan dengan diberi bahan-bahan uji yaitu amilum, magnesium stearat, Sodium Lauryl Sulfate, asam salisilat, sediaan bedak tabur dan arbutin selama 60 menit. Selama 60 menit perlakuan, siput akan memproduksi mukus sebagai mekanisme pertahanan diri. Semakin iritatif suatu bahan seharusnya produksi mukus akan semakin banyak karena produksi mukus pada siput merupakan mekanisme pertahanan diri untuk melindungi seluruh bagian tubuh siput dari bahan iritan. Oleh karena itu produksi mukus dapat digunakan untuk melihat adanya potensi iritasi suatu bahan. Setelah 60 menit perlakuan, siput dibersihkan dari sisa sediaan menggunakan cotton bud kemudian dipindahkan ke cawan petri baru. Siput diberi Phospate Buffer Saline PBS pH 7,4 dan dibiarkan selama 60 menit. PBS berfungsi untuk menarik biomarker dari siput sebagai respon kerusakan jaringan. Sampel PBS kemudian diuji menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Didapatkan nilai absorbansi masing-masing sampel untuk 3 jenis variabel yaitu ALP, LDH dan albumin data dapat dilihat pada Lampiran 4. Nilai absorbansi kemudian dikonversi menjadi kadar masing-masing variabel. Tabel IX. Data slug irritation test Bahan Uji Replikasi Persen mukus LDH UL ALP UL Albumin gdL A m il um m ani ho t 1 4,412 -3,360 11,000 -0,208 2 5,561 0,000 12,100 0,127 3 2,927 -3,360 9,900 0,509 4 4,276 3,360 5,500 0,106 5 1,379 0,000 15,400 0,172 6 3,148 10,080 3,300 0,172 7 8,477 -3,360 4,400 0,220 8 9,845 0,000 5,500 0,110 9 3,598 -3,360 19,800 0,157 10 0,006 13,440 12,100 -0,110 Ma gne si um s te ar at 1 1,054 0,000 9,900 0,081 2 0,525 0,000 4,400 0,173 3 0,147 1,100 11,000 0,451 4 0,868 0,000 12,100 0,053 5 -4,481 1,100 14,300 0,172 6 1,206 0,000 9,900 0,172 7 0,427 -1,100 11,000 0,094 8 1,461 -1,100 2,200 0,157 9 1,100 0,000 13,200 0,110 10 0,906 -2,200 11,000 -0,055 Tabel IX. Data slug irritation test lanjutan Bahan Uji Replikasi Persen mukus LDH UL ALP UL Albumin gdL Sodi um L aury l S ul fat e 1 3,837 -3,360 33,000 0,081 2 4,500 -16,800 18,700 0,520 3 5,519 -6,720 5,500 0,497 4 4,602 6,720 29,700 0,145 5 3,447 -3,360 16,500 0,185 6 3,660 0,000 24,200 0,185 7 6,278 -3,360 27,500 0,173 8 10,277 3,360 2,200 0,157 9 27,397 -6,720 8,800 0,157 10 6,791 -3,360 23,100 -0,152 10 2,168 -3,360 9,900 -0,028 S edi aa n 1 4,535 0,000 8,800 0,092 2 9,040 -3,360 9,900 0,520 3 10,799 3,360 13,200 0,509 4 8,209 13,440 8,800 0,198 5 10,814 0,000 11,000 0,145 6 6,146 16,800 7,700 0,172 7 10,031 0,000 6,600 0,173 8 10,632 -3,360 4,400 0,110 9 8,445 0,000 7,700 0,235 10 4,922 0,000 6,600 0,014 A rbut in 1 0,955 0,000 7,700 0,092 2 1,496 3,360 24,200 0,497 3 0,170 3,360 16,500 0,509 4 1,861 3,360 9,900 0,158 5 2,048 3,360 7,700 0,185 6 1,002 6,720 6,600 0,172 7 1,370 10,080 9,900 0,110 8 1,712 -23,520 13,200 0,157 9 3,045 0,000 7,700 0,173 10 3,350 0,000 4,400 0,083 Parameter persen mukus dihitung dari produksi mukus yang dihasilkan dibagi dengan bobot siput kemudian dikalikan 100. Prinsip pengukuran ALP pada penelitian ini adalah mengukur kecepatan pembentukan p-nitrofenol dari reaksi antara reagen dan sampel uji. Jumlah p-nitrofenol yang terukur secara fotometrik sebanding dengan jumlah ALP pada sampel. Jika pada sampel terdapat enzim ALP, maka enzim tersebut akan mengubah p-nitrofenilfosfat terdapat pada reagen menjadi p-nitrofenol. Reaksi ditunjukkan pada reaksi 1. P-nitrofenilfosfat + H 2 O Fosfat + P-nitrofenol 1 Parameter ALP dihitung dari selisih absorbansi permenit dikalikan dengan faktor koresponding yang tertera pada petunjuk kerja reagen ALP yaitu sebesar 3.300. Prinsip pengukuran LDH adalah dengan mengubah piruvat dan NADH pada reagen yang digunakan menjadi laktat dan NAD + yang akan dibaca pada panjang gelombang 340 nm. Reaksi ditunjukkan pada reaksi 2. Piruvat + NADH Laktat + NAD + 2 Parameter LDH dihitung dari selisih absorbansi permenit dikalikan dengan faktor koresponding yang tertera pada petunjuk kerja reagen LDH yaitu sebesar 10.080. Prinsip pengukuran albumin adalah membuat kompleks Bromocresol Green dengan albumin yang akan dibaca pada panjang gelombang 630 nm. Reaksi dapat dilihat pada reaksi 3. Bromocresol green BCG + albumin Kompleks BCG-albumin 3 Parameter albumin dihitung dari absorbansi sampel dibagi dengan absorbansi standar kemudian dikalikan dengan konsentrasi standar yang digunakan yaitu 4 gdL. Data slug irritation test Tabel IX akan digunakan untuk validasi menggunakan metode Classification and Regression Tree CART. ALP LDH

3. Validasi menggunakan metode Classification and Regression Tree CART

Dokumen yang terkait

Pengaruh Konsentrasi Tepung Wortel (Daucus carota L) pada Pakan Terhadap Peningkatan Warna Ikan Koi (Cyprinus carpio)

27 316 74

Pengaruh Konsentrasi Tepung Wortel (Daucus carota) pada Pakan Terhadap Peningkatan Warna Ikan Maskoki (Carassius auratus)

9 129 68

Karakteristik Fisikokimia Pati Umbi Keladi Sebaring (Alocasia macrorhiza) yang Dimodifikasi dengan Metode Asetilasi dan Aplikasinya pada Produk Mi Kering

1 96 107

Formulasi Sediaan Bedak Kompak Menggunakan Sari Wortel (Daucus carota L.) Sebagai Pewarna

223 786 79

Pembuatan Edible Film Dari Campuran Ekstrak Wortel (Daucus carota L.), Dengan Pati Dan Gliserin Sebagai Bahan Pengemas

11 88 65

Penggunaan Sari Wortel (daucus carota l.) Yang Dipekatkan Dalam Sediaan Krim Pelembab.

21 80 60

Uji In Vivo dan Validasi Protokol Slug Irritation Test pada sediaan cooling gel ekstrak daun Petai Cina (Leucaena leucocephala (Lmk) De Wit) dengan metode Classification And Regression Tree (CART).

0 10 92

Uji in vivo validasi protokol slug irritation test pada sediaan lotion repelan minyak Peppermint (Mentha piperita) menggunakan metode Classification and Regression Trees (CART).

1 6 77

Perbandingan sifat fisis bedak tabur berbahan dasar amilum solani (Solanum tuberosum L.) dan amilum manihot (Manihot utilissima L.) dengan pewarna karotenoid dari buah labu kuning (Cucurbita moschata Duch.) - USD Repository

1 3 123

Perbandingan sifat fisis bedak tabur berbahan dasar amilum solani (Solanum tuberosum L.) dan amilum manihot (Manihot utilissima L.) dengan pewarna karotenoid dari umbi wortel (Daucus carota L.) - USD Repository

1 2 118