Asam salisilat Arbutin Sodium Lauryl Sulfate

Tabel I. Komposisi kandungan gizi wortel per 100 g bahan Bahan penyusun Kandungan gizi Kalori kal 42,00 Karbohidrat g 9 Lemak g 0,2 Albumin g 1 Kalsium mg 33 Fosfor mg 35 Besi mg 0,66 Vitamin A SI 835 Vitamin B mg 0,6 Vitamin C mg 1,9 Air g 88,20 Bagian yang dapat dimakan 88.00 Direktorat Gizi, 1979. Menurut Cheng dkk., cit., Dewi, 2012, pada jus wortel mengandung 62,5 µg mL -1 -karoten; 27,6 µg mL -1 -karoten; 6,0 µg mL -1 lutein; 3,4 µg mL -1 13-cis- -karoten; 1,3 µg mL -1 13,15 di-cis- -karoten; 1,1 µg mL -1 15-cis- - karoten ; 1,1 µg mL -1 9-cis- -karoten; 0,6 µg mL -1 13-cis-lutein ; 0,4 µg mL -1 9-cis- lutein ; 0,2 µg mL -1 13- -karoten; 0,2 µg mL -1 9-cis- -karoten.

G. Bahan Uji Iritasi

1. Asam salisilat

Asam salisilat dengan rumus molekul C 7 H 6 O 3 merupakan serbuk hablur ringan tidak berwarna atau serbuk berwarna putih, hampir tidak berbau, memiliki rasa agak manis dan tajam. Dalam bidang farmasi biasa digunakan sebagai keratolitikum dan antifungi Dirjen POM, 1979. Menurut Kepala Badan POM dalam Peraturan Kepala Badan POM PerKBPOM no. HK.03.1.23.08.11.07517 Tahun 2011 tentang Persyaratan Teknis Bahan Kosmetika, kadar maksimum asam salisilat yang boleh digunakan dalam kosmetik adalah 3,0 untuk sediaan perawatan rambut dibilas dan 2,0 untuk sediaan lainnya. Asam salisilat mempunyai potensi iritasi yang tinggi pada konsentrasi tinggi, sehingga digunakan konsentrasi 1,5 atau kurang pada krim kosmetik kulit. Leyden dkk., 2002. Struktur asam salisilat dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 3. Struktur asam salisilat Scientific Committee On Cosmetic Products And Non-Food Products, 2002.

2. Arbutin

Arbutin merupakan agen pemutih kulit yang efektif dan dapat berfungsi sebagai antioksidan. Arbutin terhidrolisis menjadi hidrokuinon, dimana hidrokuinon juga memiliki efek yang kuat dalam memutihkan kulit. Penggunaan hidrokuinon dalam kosmetik jenis leave-on dilarang pada tahun 1999 karena dapat menimbulkan efek buruk pada pigmentasi seperti ochronosis dan kanker kulit. Efek pemutihan kulit dari arbutin berdasarkan inhibisi enzim tirosinase yang merupakan enzim utama dalam biosintesis melanin. Arbutin meningkatkan disintegrasi melanin sehingga warna kulit merata dan kulit menjadi terlihat lebih cerah Council of Europe, 2008. Kadar maksimum yang diperbolehkan adalah sampai 7 dalam sediaan. Kadar 10 larutan β-Arbutin dapat menimbulkan sedikit potensi iritasi primer Scientific Committee on Consumer Products, 2008. Struktur arbutin dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 4. Struktur arbutin Council of Europe, 2008.

3. Sodium Lauryl Sulfate

Sodium Lauryl Sulfate SLS secara luas digunakan pada produk kosmetik, formulasi sediaan oral dan sediaan topikal. SLS digolongkan sebagai bahan yang dapat menyebabkan toksisitas moderat dengan efek toksisitas akut termasuk iritasi pada kulit, mata, membrane mukosa, saluran pernapasan bagian atas dan lambung. Jika pemakaian dilakukan berulang-ulang akan mengakibatkan kekeringan dan pecah-pecah pada kulit, bahkan dapat menyebabkan dermatitis kontak. Penggunaan SLS pada berbagai keperluan dapat dilihat pada Tabel II. Tabel II. Penggunaan SLS pada berbagai keperluan Penggunaan Konsentrasi Emulsifier anionik 0,5-2,5 Detergen pada sampo 10 Pembersih topikal 1 Agen solubilisasi 0,0025 Pelicin tablet 1,0-2,0 Wetting agent 1,0-2,0 Rowe dkk., 2009. Untuk sediaan topikal digunakan pada konsentrasi 0,1-12,7 Michael dan Ash, 2004. Pada uji okular akut, 10 SLS menyebabkan kerusakan korneal pada mata kelinci. Pada uji Draize suatu produk yang mengandung 5,1 SLS menyebabkan iritasi ringan, dan dengan konsentrasi 21 menyebabkan iritasi hebat. Berdasarkan studi iritasi kulit akut pada hewan disimpulkan bahwa 0,5 - 10 SLS menyebabkan iritasi ringan. Aplikasi 10 - 30 menyebabkan korosi kulit dan iritasi hebat. Untuk kontak jangka panjang pada kulit konsentrasi SLS seharusnya tidak lebih dari 1 Robinson dkk., 2010.

H. Slug Irritation Test

Dokumen yang terkait

Pengaruh Konsentrasi Tepung Wortel (Daucus carota L) pada Pakan Terhadap Peningkatan Warna Ikan Koi (Cyprinus carpio)

27 316 74

Pengaruh Konsentrasi Tepung Wortel (Daucus carota) pada Pakan Terhadap Peningkatan Warna Ikan Maskoki (Carassius auratus)

9 129 68

Karakteristik Fisikokimia Pati Umbi Keladi Sebaring (Alocasia macrorhiza) yang Dimodifikasi dengan Metode Asetilasi dan Aplikasinya pada Produk Mi Kering

1 96 107

Formulasi Sediaan Bedak Kompak Menggunakan Sari Wortel (Daucus carota L.) Sebagai Pewarna

223 786 79

Pembuatan Edible Film Dari Campuran Ekstrak Wortel (Daucus carota L.), Dengan Pati Dan Gliserin Sebagai Bahan Pengemas

11 88 65

Penggunaan Sari Wortel (daucus carota l.) Yang Dipekatkan Dalam Sediaan Krim Pelembab.

21 80 60

Uji In Vivo dan Validasi Protokol Slug Irritation Test pada sediaan cooling gel ekstrak daun Petai Cina (Leucaena leucocephala (Lmk) De Wit) dengan metode Classification And Regression Tree (CART).

0 10 92

Uji in vivo validasi protokol slug irritation test pada sediaan lotion repelan minyak Peppermint (Mentha piperita) menggunakan metode Classification and Regression Trees (CART).

1 6 77

Perbandingan sifat fisis bedak tabur berbahan dasar amilum solani (Solanum tuberosum L.) dan amilum manihot (Manihot utilissima L.) dengan pewarna karotenoid dari buah labu kuning (Cucurbita moschata Duch.) - USD Repository

1 3 123

Perbandingan sifat fisis bedak tabur berbahan dasar amilum solani (Solanum tuberosum L.) dan amilum manihot (Manihot utilissima L.) dengan pewarna karotenoid dari umbi wortel (Daucus carota L.) - USD Repository

1 2 118