10. Uji iritasi
Pengujian iritasi pada siput. Siput ditimbang, untuk mengetahui berat siput. Sampel yang ingin di ujikan ditimbang sebanyak 0,5 gram. Siput diletakkan
di atas sampel, ditunggu interaksi siput dengan sampel selama 30 menit. Siput di angkat dari sampel setelah 30 menit. Sampel dan mukus yang dikeluarkan
siput di timbang. Hal ini dilakukan selama 5 hari berturut-turut.
11. Analisis hasil
a. Analisis sifat fisik sediaan. Sediaan pasta gigi diukur Viskositas, daya lekat,
dan pH pada awal pembuatan, dan pada 48 jam. Pengukuran dilakukan setiap 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 28 hari. Data yang didapat di hitung secara
dstatistika dengan menggunakan program R 3.1.2. Data yang didapat diolah, disimpulkan pengaruh penambahan sorbitol, memiliki perbedaan yang
signifikan atau tidak pada setiap formula.
b.
Analisis kemampuan antibakteri pasta gigi. Data yang diperoleh pada penelitian ini adalah data perbandingan daya antibakteri pasta gigi dengan
variasi formula dan minyak kayu manis dilakukan dengan cara dibandingkan rata-rata diameter zona hambat yang dihasilkan pada tiap
variasi formula. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara statistik
menggunakan uji normalitas data dengan uji ANAVA. Data dikatakan terdistribusi secara normal apabila memiliki nilai signifikansi p-value
0,05. Analisis uji T tidak berpasangan untuk melihat signifikansi perbedaan
dari data uji diameter zona hambat pasta gigi berdasarkan diameter zona hambat yang dihasilkan dalam menghambat pertumbuhan bakteri
Streptococcus mutans .
Sebelum dilakukan uji T tidak berpasangan, dilakukan uji Levene Test untuk melihat homogenitas data. Hasil analisis dengan uji T tidak
berpasangan akan diperoleh nilai p probability-value. Apabila nilai p0,05 maka dapat disimpulkan daya antibakteri pasta gigi dengan 6 formula dan
minyak kayu manis memberikan perbedaan yang signifikan yang artinya daya antibakteri pasta gigi dengan 6 formula tersebut berbeda bermakna
dengan daya antibakteri minyak kayu manis terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans
. Nilai p 0,05 maka maka dapat disimpulkan daya antibakteri pasta gigi dengan 6 formula dan minyak kayu manis tidak
memberikan perbedaan yang signifikan yang artinya daya antibakteri pasta gigi dengan 6 formula tersebut tidak berbeda bermakna.
34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Verifikasi Minyak Atsiri Kayu manis
Identifikasi minyak atsiri kayu manis yang dilakukan pada penelitian ini bertujuan untuk memverifikasi minyak kayu manis sesuai dengan persyaratan atau
tidak. Hasil verifikasi dapat disesuaikan dengan CoA Lampiran1 dan juga dapat disesuaikan dengan persyaratan kayu manis yang ditetapkan Badan Standarisasi
Nasional. Verifikasi minyak atsiri kayu manis dilakukan dengan cara pengamatan organoleptis, uji indeks bias, dan uji bobot jenis. Hasil verifikasi minyak atsiri kayu
manis yang diperoleh terdapat pada Tabel II.
Tabel II. Hasil verifikasi minyak kayu manis CV. Eteris Nusantara Uji
Hasil Verifikasi Certificate of
Analysis Badan Standar
Nasional 2006 Bentuk
Cair Cair
Cair
Warna Kuning
Kuning Kuning muda -
coklat muda
Bau
Aromatis Aromatis
Khas kayu manis
Indeks Bias
1,5758 ±0,02 1,580
1,559 - 1,595
Bobot Jenis
1,0132 ± 0,00055 1,013
1,008 - 1,030
Hasil verifikasi menunjukkan nilai bobot jenis dan indeks bias minyak
kayu manis yang di identifikasi yaitu 1,0132 ± 0,00055 Tabel II pada bobot jenis dan 1,5621 ± 0,099 Tabel II pada indeks bias. Hasil verifikasi, sesuai dengan CoA
yang diberikan oleh CV. Enteris Nusantara. Standar yang ditetapkan Badan Standar Nasional terlihat, nilai bobot jenis dan indeks bias minyak kayu manis terstandar
berada pada range 1,008-1,030 Tabel II pada bobot jenis dan 1,559-1,595 Tabel II pada indeks bias, sehingga dapat dilihat bahwa nilai bobot jenis minyak kayu
manis CV. Enteris Nusantara berada dalam range yang telah ditetapkan oleh Badan