112
pertanyaan atau latihan soal secara lisan kepada siswa. Keaktifan siswa sangat baik saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal ini karena siswa dan
peneliti sering melakukan interaksi dengan melakukan tanya jawab tentang materi yang belum dipahami oleh siswa ataupun siswa sering meminta
peneliti untuk memberikan latihan mengenai materi yang belum mereka kuasai dengan baik. Keseluruhan hasil obervasi pada sesi intervensi
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran halaman 141 – 146.
E. Deskripsi Hasil Wawancara Anak Setelah Pelaksanaan Intervensi
Wawancara pada penelitian ini dilakukan untuk mendukung data hasil tes kemampuan berhitung penjumlahan dan data hasil observasi mengenai
penerapan metode jarimatika dan pengaruh yang ditimbulkan sehingga dapat memperkuat pengujian efektivitas metode jarimatika terhadap kemampuan
berhitung penjumlahan siswa tunagrahita kategori ringan. Wawancara ini dilakukan pada siswa untuk mengetahui pendapat siswa tentang penerapan
metode jarimatika. Wawancara dilakukan setelah penerapan intervensi selesai dilakukan
pada sesi ke-6. Peneliti menanyakan kepada siswa secara empat mata mengenai gambaran perasaan siswa dalam belajar berhitung penjumlahan
menggunakan metode jarimatika. Siswa menjawab bahwa ia merasa senang dan tidak merasa bosan ketika belajar menggunakan metode jarimatika.
Kemudian peneliti menanyakan tentang kesulitan yang dialami siswa saat menggunakan metode jarimatika. Siswa menjawab bahwa kesulitan yang
113
dialami yaitu karena siswa belum terbiasa menghafal formasi jarimatika kelompok bilangan puluhan, selanjutnya setelah siswa terbiasa, siswa tidak
merasakan kesulitan. Siswa menjawab bahwa ia malah mengalami kemudahan saat menyelesaikan soal penjumlahan. Siswa merasa bahwa
dengan menggunakan metode jarimatika mengerjakan soal penjumlahan menjadi lebih efiesien daripada menggunakan sempoa atau stik, karena tidak
repot harus menghitung satu persatu, dan merasa lebih cepat menyelesaikan soal. Selanjutnya peneliti menanyakan kepada siswa tentang kebermanfaatan
metode jarimatika dalam penyelesaian soal penjumlahan. Siswa menjawab bahwa dengan menggunakan metode jarimatika dalam berhitung atau pun
menyelesaikan soal penjumlahan menjadi lebih terbantu karena siswa tidak lagi harus menggunakan kertas coret-coretan. Hasil wawancara selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran halaman 148. Dari hasil wawancara yang dilakukan di atas dapat dilihat bahwa
penerapan metode jarimatika kepada siswa membuat siswa merasa lebih cepat, efisien karena tidak harus menggunakan kertas coret-coretan lagi,
sehingga siswa merasa terbantu dalam menyelesaikan soal penjumlahan. Selain itu siswa juga merasa bahwa berhitung menggunakan metode
jarimatika menyenangkan karena dapat berhitung sambil bermain dengan jari- jari tangannya, walaupun siswa terlebih dahulu harus menghafal formasi
tangan dan jari jarimatika, namun setelah itu siswa dapat dengan mudah menghitung cepat tanpa harus berfikir terlalu lama.
114
F. Pembahasan