25
3. Penerapan Metode Jarimatika
Penerapan teknik jarimatika mudah dan sederhana, sehingga dapat dipelajari oleh siapapun, baik anak kecil ataupun orang dewasa. Menurut
M.H. Ali 2010: 12, menjelaskan bahwa dalam mengajarkan menghitung dasar dengan teknik jarimatika pada anak-anak dapat mengikuti kaidah
sebagai berikut: “dimulai dengan memahamkan secara benar terdahulu tentang
konsep bilangan, lambang bilangan, dan operasi hitung dasar; barulah kemudian mengajarkan cara berhitung dengan jari-jari
tangan; prosesnya diawali, dilakukan, dan diakhiri dengan gembira; cara mempelajari jarimatika yang pertama kali harus dipahami
adalah memahami nilai formasi jari tangan
”.
Penerapan usia ideal untuk mempelajari jarimatika menurut M.H. Ali 2010: 98 adalah usia 3 sampai 12 tahun. Artinya teknik jarimatika sudah
dapat diterapkan pada anak TK hingga SD. Dengan demikian maka jarimatika juga sudah dapat diterapkan pada anak tunagrahita ringan kelas XII SMALB
SLB C dan C1 Yakut Purwokerto. Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, dapat disimpulkan
penerapan metode jarimatika dilakukan dengan mudah dan sederhana bahkan mulai pada anak usia 3 tahun, sehingga metode ini dapat pula diterapkan pada
anak tunagrahita kategori ringan yang memiliki usia mental dan kecerdasan lebih tinggi dari anak usia 3 tahun. Penerapan pengajaran metode jarimatika
untuk berhitung penjumlahan dimulai dari pengenalan dan pemahaman nilai formasi jari tangan yang mewakili konsep bilangan dan lambang bilangan,
kemudian dilanjutkan dengan pengajaran mengenai operasi hitung dasar
26
secara benar dan selanjutnya baru diajarkan tentang pengajaran berhitung penjumlahan menggunakan jari-jari tangan hingga 500.
Adapun penjelasan mengenai langkah-langkah penerapan metode jarimatika yang dilakukan yaitu sebagai berikut.
a. Mengenalkan dan memberi pemahaman nilai formasi jari tangan.
Sebelum belajar berhitung menggunakan jarimatika, siswa terlebih dahulu harus mengenal dan memahami nilai formasi jari tangan yang meliputi
konsep bilangan termasuk kelompok satuan, puluhan, dan ratusan dan lambang bilangan 0
– 500. b.
Mengenalkan dan pemahaman konsep operasi hitung dasar 1 – 9 Setelah siswa memahami formasi jari tangan, selanjutnya siswa diajarkan
mengenai konsep berhitung penjumlahan dasar. 1 – 9. Konsep berhitung
penjumlahan dasar ini merupakan penjumlahan dari 1 – 9. Hal ini berguna
sebagai dasar pembelajaran berhitung penjumlahan menggunakan jarimatika pada tingkat selanjutnya.
c. Mengajarkan cara berhitung penjumlahan menggunakan jarimatika.
Siswa selanjutnya dapat diajarkan cara menghitung penjumlahan hingga 500 menggunakan konsep dasar berhitung penjumlahan yang telah
diajarkan. Pengajaran
berhitung penjumlahan
jarimatika dapat
dikelompokkan menjadi berhitung puluhan 10 – 99 dan ratusan 100 –
500.
27
d. Melakukan proses belajar berhitung jarimatika dengan gembira.
Selama belajar berhitung menggunakan metode jarimatika, siswa dapat merasa senang dan tidak bosan ketika proses pembelajaran berlangsung.
4. Formasi Jari Tangan Jarimatika