10
F. Manfaat Penelitian
1. Dalam tataran teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
tambahan pengetahuan, terutama bagi yang berhubungan dengan pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus terutama anak tunagrahita.
2. Dalam tataran praktis, hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi:
a. pendidik; dapat menjadi metode alternatif yang bisa digunakan ketika
menghadapi anak yang berkebutuhan khusus, dalam hal untuk meningkatkan kemampuan berhitungnya.
b. lembaga; menjadi suatu program yang bisa diterapkan di lembaga, agar
proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik, karena akan terjadi interaksi antara pendidik dengan peserta didik.
c. peneliti selanjutnya; dapat dijadikan patokan untuk meneliti hal yang
baru dengan subjek yang berbeda.
G. Definisi Operasional
1. Anak Tunagrahita Kategori Ringan
Anak tunagrahita kategori ringan adalah seseorang yang memiliki kecerdasan di bawah rata-rata, yang termasuk kelompok mampu didik dan
masih dapat dilatih potensi akademiknya melalui pendidikan khusus, serta sedang bersekolah atau menempuh pendidikan di sekolah luar biasa kelas XI
SMALB. Karakteristik siswa tunagrahita kategori ringan ini yaitu memiliki kemampuan berfikir kognitif dan daya ingatnya rendah, namun masih mampu
mengingat hal-hal yang bersifat sederhana dan dilakukan secara berulang-
11
ulang, mampu berkomunikasi secara baik, memiliki kemampuan interaksi sosial yang baik, memiliki kemampuan akademik dalam berhitung
penjumlahan rendah, namun sudah mampu berhitung dari 1-10, mampu mengenal kelompok bilangan satuan, puluhan, dan ratusan, serta tidak
memiliki keterbatasan motorik pada jari-jari tangannya, dan aktif bersekolah.
2. Kemampuan Berhitung Penjumlahan
Kemampuan berhitung penjumlahan ialah kemampuan siswa menalar menggunakan angka untuk mengerjakan operasi hitung untuk memperoleh
hasil penjumlahan. Berhitung penjumlahan di sini yaitu berhitung penjumlahan dengan hasil hingga 500 menggunakan jarimatika dengan
prasyarat kemampuan awal siswa telah mengenal kelompok bilangan satuan, puluhan, dan ratusan. Berhitung penjumlahan bilangan hingga 500
menggunakan jarimatika yang akan dilakukan dalam penelitian ini memiliki indikator yaitu mampu melakukan operasi hitung penjumlahan menggunakan
jarimatika: untuk berhitung dari 1-9, berhitung 10-99, dan berhitung 100-500.
3. Jarimatika
Jarimatika adalah metode berhitung penjumlahan dengan menggunakan sepuluh jari tangan dan ruas jari-jari tangan untuk membantu dalam
penyelesaian soal hitungan penjumlahan hingga 500. Proses pengajaran metode jarimatika dimulai dengan pengenalan formasi tangan untuk
kelompok bilangan satuan, puluhan, dan ratusan. Selanjutnya peneliti mengenalkan formasi dasar angka 1
– 500. Setelah anak mengenal dan paham formasi dasar jarimatika, anak diajarkan cara berhitung menggunakan
12
jarimatika yang dibagi dalam 3 kelompok yaitu: berhitung dari 1 – 10,
berhitung 11 – 99, dan berhitung 100 – 500.
Metode jarimatika yang diterapkan di sini dikatakan efektif jika dengan menggunakan metode jarimatika sesuai dengan langkah-langkah
pengajaran jarimatika, terdapat perubahan kemampuan siswa yang diukur melalui tes tertulis dan observasi serta ditunjukkan dengan adanya
peningkatan mean level pada fase baseline-1 ke fase baseline-2, data yang stabil pada setiap fase, adanya perubahan level data, dan kecilnya persentase
data overlap antar fase, dan siswa merasa lebih senang serta mudah dalam belajar berhitung menggunakan metode jarimatika.
13
BAB II KAJIAN TEORI