13
BAB II KAJIAN TEORI
A. Tunagrahita Kategori Ringan
1. Pengertian Tunagrahita Kategori Ringan
Anak  tunagrahita  ringan  adalah  salah  satu  golongan  anak  tunagrahita yang tarafnya masih ringan, serta masih memiliki kemampuan untuk dididik
secara  sederhana. Hal  ini  sesuai  dengan  pendapat  yang  dikemukakan  oleh
Munzayanah 2000: 22 yang menyatakan, seperti berikut. “Anak  tunagrahita  ringan  adalah  mereka  yang  masih  mempunyai
kemungkinan  memperoleh  pendidikan  dalam  bidang  membaca, menulis,  dan  menghitung  pada  suatu  tingkat  tertentu  di  sekolah
khusus. Biasanya untuk kelompok itu dapat mencapai tingkat tertentu, setingkat  dengan  kelas  IV  Sekolah  Dasar,  serta  dapat  mempelajari
keterampilan-keterampilan yang sederhana
”. Anak  tunagrahita  kategori  ringan  merupakan  kategori  anak  tunagrahita
yang  memiliki  kemampuan  IQ  paling  tinggi  di  antara  anak  tunagrahita kategori  lainnya.  Menurut  Maria  J.  Wantah  2007:  9,  menjelaskan
“tunagrahita kategori ringan dengan istilah tunagrahita mampu didik memiliki kemampuan  IQ  50-70
”.  Definisi mengenai anak tunagrahita  kategori ringan juga  dikemukakan  oleh  Tjutju  Sutjihati  Soemantri  2007:  86,  bahwa
͞anak tunagrahita  kategori  ringan  adalah  anak  yang  memiliki  IQ  antara  68-52
menurut  Skala  Binet  dan  Skala  Weschler  WISC  memiliki  IQ  69-55, sehingga  mereka  termasuk  anak  mampu  didik  atau  dapat  disebut  dengan
istilah  debil  atau  mild ͟. Anak tunagrahita kategori ringan rata-rata memiliki
kemampuan  IQ  antara  50-70,  dengan  kemampuan  ini  anak  tunagrahita kategori ringan masih dapat dididik di sekolah dan mengikuti pembelajaran di
14
sekolah  sehingga  tunagrahita  kategori  ringan  juga  dikenal  dengan  istilah tunagrahita mampu didik.
Anak tunagrahita kategori ringan atau sering disebut dengan anak mampu didik  menurut  AAMD    PP  No.  72  tahun  1977  Moh.  Amin,  1995:  22
adalah ͞mereka  yang  memiliki  hambatan  dalam  kecerdasan    adaptasi
sosialnya, namun  mereka mempunyai  kemampuan untuk  berkembang dalam bidang  pelajaran  akademik,  penyesuaian  sosial  dan  kemampuan  bekerja
͟. Hambatan  yang  dialami  anak  tunagrahita  mengakibatkan  ketidakmampuan
dalam beberapa bidang, salah satunya bidang intelektual. Menurut Choiri dan Karsidi  Sugiyartun,  2009:  30,
“siswa  tunagrahita  kategori  ringan  adalah siswa  di  mana  perkembangan  mental  tidak  berlangsung  normal,  sebagai
akibatnya terdapat ketidakmampuan dalam bidang intelektual, kemauan, rasa, penyesuaian sosial dan sebagainya
”. Anak tunagrahita mengalami ketidakmampuan dalam bidang intelektual,
namun  masih  dapat  dikembangkan  kemampuannya  melalui  pendidikan khusus.  Seperti  dikemukakan  oleh  Mohammad  Efendi  2006:  90  bahwa
siswa  tunagrahita  kategori  ringan  adalah “siswa  tunagrahita  yang  tidak
mampu  mengikuti  program  pendidikan  di  sekolah  reguler,  namun  memiliki kemampuan  yang  masih  dapat  dikembangkan  melalui  pendidikan  meskipun
hasilnya  tidak  maksimal ”.  Menurut  Tin  Suharmini  2007:  70,  “siswa
tunagrahita kategori ringan dapat diajar akademik kira-kira sampai kelas 4-5 dan  6.  Kelas  tersebut  setara  dengan  sekolah  dasar  SD
”.  Anak  tunagrahita kategori  ringan  memiliki  beberapa  hambatan  salah  satunya  di  bidang
15
intelektual,  namun  masih  memiliki  kemampuan  untuk  berkembang  dalam bidang pelajaran akademik dan kemampuan bekerja walaupun hasilnya tidak
maksimal. Berdasarkan  definisi-definisi  tersebut,  dapat  ditegaskan  bahwa  siswa
tunagrahita  kategori  ringan  adalah  seseorang  yang  memiliki  kemampuan intelektual  di  bawah  rata-rata  IQ  50-70,  yang  mengalami  keterbatasan
dalam  bidang  intelektual,  penyesuaian  sosial,  dan  kemampuan  bekerja, namun  masih  dapat  dikembangkan  kemampuannya  terutama  potensi
akademik melalui pendidikan khusus yang setara dengan siswa sekolah dasar kelas 4-6 SD.
2. Karakteristik Tunagrahita Kategori Ringan