27
BAB XIV PEMANTAUAN, PENGAWASAN, PENGAMATAN LAPANGAN, PEMERIKSAAN DAN
EVALUASI Pasal 48
Pemantauan, pengawasan dan evaluasi meliputi berbagai tindakan yang dilakukan berdasarkan hal-hal sebagai berikut :
a. Pemerintah dan Pemerintah Daerah melakukan pemantauan, pengawasan dan evaluasi
terhadap perencanaan, dan pelaksanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil; b.
Setiap penanggung jawab program Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil menyampaikan laporan kepada MenteriGubernurBupati Walikota;
c. Masyarakat berhak berperan serta dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil; d.
Setiap kegiatan yang diperkirakan dapat menimbulkan dampak negatif pada wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil berdasarkan pemantauan, pengawasan dapat dilakukan evaluasi untuk
melakukan tindakan tertentu; e.
Pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat dapat melakukan audit.
BAB XV PENCEGAHAN DAN PENYELESAIAN SENGKETA
SERTA PENEGAKAN HUKUM Bagian Pertama
Pencegahan Sengketa Pasal 49
1. Pemerintah dan Pemerintah Provinsi, KabupatenKota wajib mengupayakan tindakan-tindakan secara sukarela guna mencegah terjadinya sengketa diantara para pihak.
2. Dalam rangka mengupayakan tindakan-tindakan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 di atas, Pemerintah dan Pemerintah Provinsi, KabupatenKota wajib mendahulukan upaya
kerjasama dan cara-cara damai lainnya.
Bagian Kedua Penyelesaian Sengketa
Pasal 50
1 Penyelesaian sengketa dalam Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil dapat
ditempuh melalui pengadilan danatau di luar pengadilan. 2
Penyelesaian sengketa melalui pengadilan hanya dapat ditempuh apabila upaya penyelesaian sengketa di luar pengadilan dinyatakan tidak berhasil atau tidak bisa diselesaikan oleh salah
satu atau para pihak yang bersengketa. 3
Penyelesaian Sengketa Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil meliputi sengketa administrasi, perdata dan pidana dalam undang-undang ini.
4
Pasal 51
1 Sengketa yang timbul karena keputusan instansi pemerintah tentang perencanaan dan
pengelolaan yang melibatkan dua atau lebih instansi pemerintah harus diselesaikan melalui keputusan administrasi pemerintah.
2 Instansi pemerintah yang bersengketa dapat meminta Badan Koordinasi sebagai penengah,
28
bilamana sengketa yang timbul tidak dapat diselesaikan melalui keputusan administrasi sebagaimana dimaksud dalam ayat 1.
3 Jika sengketa yang terjadi antar pihak dalam tingkat yang berbeda danatau antar pemerintah
dan masyarakat, pihak-pihak yang bersengketa dapat mengajukan keberatan kepada Pejabat yang lebih tinggi.
4 Apabila pihak-pihak yang bersengketa menolak keputusan pejabat yang lebih tinggi dan
atau pejabat yang lebih tinggi belum memberikan keputusan paling lama 30 tiga puluh hari maka pihak-pihak yang bersengketa dapat meminta Badan Koordinasi sebagai penengah
dalam proses penyelesaian sengketa.
5 Tata cara dan syarat-syarat untuk mengajukan keberatan dan peran badan koordinasi sebagai
penengah diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah.
Bagian Ketiga Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan
Pasal 52
1 Penyelesaian sengketa di luar pengadilan dilakukan para pihak dengan cara konsultasi,
penilaian ahli, negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau melalui adat istiadatkebiasaankearifan lokal.
2 Setiap pihak yang bersengketa harus sepakat dengan tata cara penyelesaian sengketa di
luar pengadilan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1. 3
Penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 tidak berlaku terhadap tindak pidana sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.
4 Sengketa yang telah diselesaikan oleh sistem penyelesaian di tingkat masyarakat diakui
oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan KabupatenKota 5
Penyelesaian sengketa di luar pengadilan diselenggarakan untuk mencapai kesepakatan mengenai bentuk dan besarnya ganti rugi danatau mengenai tindakan tertentu guna menjamin
tidak akan terjadinya atau terulangnya dampak negatif sebagai akibat tidak dilaksanakannya Pengelolaan wilayah pesisir dan Pulau-pulau Kecil.
6 Dalam penyelesaian konflik di luar pengadilan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dapat
digunakan jasa pihak ketiga, baik yang tidak memiliki kewenangan mengambil keputusan maupun yang memiliki kewenangan mengambil keputusan, untuk membantu penyelesaian
konflik.
Bagian keempat Penyelesaian Sengketa Melalui Pengadilan
Paragraf 1 Ganti Rugi
Pasal 53
1 Setiap perbuatan melanggar hukum yang menimbulkan kerugian pada orang lain atau
ekosistem Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, mewajibkan pengelola Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil untuk membayar ganti rugi danatau melakukan tindakan tertentu.
2 Selain pembebanan untuk melakukan tindakan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat
1, hakim dapat menetapkan pembayaran uang paksa atas setiap hari keterlambatan membayar ganti rugi dan atau melakukan tindakan tertentu .
Paragraf 2 Tanggung Jawab Mutlak
Pasal 54
1 Pengelolaan wilayah pesisir dan Pulau-pulau Kecil yang kegiatannya menimbulkan dampak