PENGAKUAN HAK, KEWAJIBAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

17 ayat 2, diajukan berdasarkan prakarsa masyarakat itu sendiri dan diproses oleh badan koordinasi atau lembaga yang berwenang dalam melakukan proses akreditasi berdasarkan undang-undang ini. 5 Syarat-syarat pengajuan untuk mendapat pengakuan hak masyarakat adat seperti yang diatur pada ayat 4 tersebut adalah: a. adanya wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang dikelola dengan batas-batas pengelolaan yang jelas; b. adanya kelompok masyarakat yang mengelola dengan organisasi kelembagaan yang jelas; c. adanya norma-norma atau aturan pemanfaatan sumberdaya yang diterapkan dalam pelaksanaan sehari-hari; d. adanya rencana pengelolaan yang disusun masyarakat itu sendiri berdasarkan kebiasaan atau kelaziman yang berlaku; e. mempunyai asal usul sejarah yang jelas dan diakui oleh masyarakat adat itu sendiri. 6 Hak masyarakat lokal yang tidak termasuk dalam masyarakat adat dapat diakui sepanjang telah menunjukkan pengelolaan yang sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan berkelanjutan berdasarkan skema akreditasi. 7 Pemberian hak pengusahaan perairan laut , dapat diberikan pada wilayah pesisir yang dialokasikan untuk pemanfaatan umum, kecuali pada kawasan konservasi suaka perikanan, alur pelayaran dan kawasan tertentu. Bagian kedua Kewajiban Pasal 24 1 Masyarakat pengelola pesisir dan pulau-pulau kecil wajib: a. mengembangkan budaya dan teknologi yang ramah lingkungan terhadap pemanfaatan sumberdaya pesisir dan Pulau-pulau Kecil. b. mematuhi program Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil y ang telah disepakati bersama atau diakreditasi. c. memperhatikan keberlanjutan ekosistem pesisir yang dimanfaatkannya. d. pengawasan dalam pemanfaatan sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil. e. Masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil yang diberi hak Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil wajib melaporkan pengelolaan sesuai dengan mekanisme pelaporan dalam Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. Bagian Ketiga Pemberdayaan Masyarakat Pasal 25 1 Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Kabupatenkota wajib mendorong dan memfasilitasi kegiatan usaha masyarakat dalam pemanfaatan sumberdaya pesisir secara berkelanjutan. 2 Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Kabupatenkota, dan lembaga non pemerintah memberdayakan masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil, dalam pengelolaan sumberdaya pesisir secara berkelanjutan. 3 Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Kabupatenkota menjamin keadilan bagi masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil atas nilai atau manfaat dari pengelolaan sumberdaya pesisir yang dilakukan oleh pihak lain. 4 Setiap kegiatan yang berkaitan dengan Pengelolaan wilayah pesisir dan Pulau-pulau Kecil diwajibkan untuk mengikutsertakan dan memberdayakan masyarakat lokal, baik dalam bentuk penyertaan saham maupun kemitraan lainnya secara aktif. 5 Dalam rangka proses pemberdayaan masyarakat, Pemerintah dan Pemerintah Provinsi, Kabupatenkota melaksanakan kegiatan penyuluhan, penyadaran masyarakat, advokasi, dan pendampingan dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya pesisir dan pulau- 18 pulau kecil. 6 Pemerintah menetapkan pedoman pemberdayaan masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil berdasarkan pertimbangan pemangku kepentingan utama. Bagian Keempat Partisipasi dan Pelibatan Masyarakat Pasal 26 1 Pelaksana pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir diwajibkan melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian dengan memperhatikan potensi sumberdaya wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, kualitas lingkungan dan kearifan lokal yang bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir. 2 Pemerintah atau Pemerintah Provinsi atau Pemerintah KabupatenKota melakukan proses partisipasi publik pada setiap pengambilan keputusan dalam program Pengelolaan wilayah pesisir dan Pulau-pulau Kecil.

BAB VI KEWENANGAN PEMERINTAH, PEMERINTAH PROVINSI DAN KABUPATENKOTA

Bagian Pertama Kewenangan Pemerintah Pasal 27 Dalam melaksanakan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, pemerintah wajib: a. Melakukan koordinasi dan memfasilitasi kegiatan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau- pulau Kecil yang bersifat lintas wilayah Provinsi. b. Menetapkan pedoman, norma, dan standarisasi Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau- pulau Kecil secara terpadu c. Menetapkan akreditasi dan memberikan insentif, bantuan teknis dan bantuan lainnya kepada Provinsi dan KabupatenKota. bagi yang mengajukan program akreditasi d. Menetapkan dan mengatur suaka perikanan, kawasan konservasi pesisir dan laut pada tingkat nasional dengan memperhatikan pertimbangan ilmiah, rekomendasi Provinsi dan Kabupaten Kota serta kepentingan masyarakat pesisir. e. Pemerintah mengatur dan memberikan hak pengusahaan perairan laut kepada dunia usaha atau masyarakat berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan berkelanjutan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan memperhatikan kepentingan sosial ekonomi masyarakat pesisir. f. Pemberian hak pengusahaan perairan laut sebagaimana dimaksud dalam ayat 9 dapat diberikan pada wilayah pesisir yang dialokasikan untuk pemanfaatan umum, kecuali pada kawasan lindung, kawasan konservasi, suaka perikanan, alur pelayaran dan kawasan tertentu. Bagian Kedua Kewenangan Provinsi Pasal 28 1 Pemerintah Provinsi mengkoordinasikan proses pengusulan dokumen perencanaan Pengelolaan wilayah pesisir dan Pulau-pulau Kecil yang disampaikan oleh Pemerintah KabupatenKota dan atau masyarakat. 2 Pemerintah Provinsi menetapkan akreditasi dan memberikan insentif, bantuan teknis dan bantuan lainnya kepada Provinsi dan KabupatenKota. bagi yang mengajukan program akreditasi. 19 3 Pemerintah Provinsi memfasilitasi kegiatan Pengelolaan wilayah pesisir dan Pulau-pulau Kecil yang bersifat lintas wilayah KabupatenKota, menetapkan pedoman pelaksanaan dan petunjuk teknis Pengelolaan wilayah pesisir dan Pulau-pulau Kecil, sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Pemerintah. 4 Pemerintah Provinsi melakukan pengawasan, pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan program Pengelolaan wilayah pesisir dan Pulau-pulau Kecil secara terpadu berdasarkan kewenanganya. 5 Pemerintah Provinsi mengatur hak pengusahaan perairan laut di wilayahnya kepada dunia usaha atau masyarakat berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan berkelanjutan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan memperhatikan kepentingan sosial ekonomi masyarakat pesisir. 6 Pemerintah Provinsi menetapkan dan mengatur kawasan konservasi pesisir dan laut pada tingkat provinsi dengan memperhatikan pertimbangan ilmiah, rekomendasi KabupatenKota serta kepentingan masyarakat lokal. Bagian Ketiga Kewenangan KabupatenKota Pasal 29 1 Pemerintah KabupatenKota mengkoordinasikan, memfasilitasi dan menyelenggarakan perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau- pulau Kecil. 2 Pemerintah KabupatenKota melakukan proses akreditasi pengusulan dokumen perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil yang disampaikan oleh masyarakat, dunia usaha ataupun kepala desalurah. 3 Pemerintah Daerah KabupatenKota berwenang untuk mengatur dan memberikan hak pengusahaan perairan laut di wilayahnya kepada dunia usaha atau masyarakat sesuai prinsip- prinsip pengelolaan berkelanjutan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, tanpa mengabaikan kepentingan sosial-ekonomi masyarakat setempat. 4 Pemerintah Daerah KabupatenKota berwenang untuk mengatur pemanfaatan pulau-pulau kecil kepada dunia usaha atau masyarakat sesuai prinsip-prinsip pengelolaan berkelanjutan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, tanpa mengabaikan kepentingan sosial- ekonomi masyarakat setempat 5 Pemerintah Daerah KabupatenKota menetapkan dan mengatur kawasan konservasi pesisir pada tingkat KabupatenKota dengan memperhatikan pertimbangan ilmiah, rekomendasi masyarakat lokal pesisir. Bagian Keempat Kewenangan Desa Pasal 30 1 Pemerintah Desa bersama-sama dengan badan perwakilan desa atau nama lain sejenis berwenang menetapkan wilayah konservasi di tingkat Desa. 2 Pemerintah Desa bersama-sama dengan badan perwakilan desa atau nama lain sejenis berwenang melaksanakan Pengelolaan wilayah pesisir dan Pulau-pulau Kecil tingkat desa.