UNIT PENGELOLA AIR BERSIH UPAB PENUTUP
77
Lembaran Desa Bentenan Nomor 5 Tahun 2002 MengakuiMendukung
Kepala Jaga I Kepala Jaga II
Kepala Jaga III
Jonas Rambi Joni Todapa
Eduar Tulandi Kepala Jaga IV
Kepala Jaga V Wakil Ketua BPD
Amir Makalang Naser Onsu
Rudi Goni Unsur Generasi Muda
Unsur Wanita Wakil Petani
Jamal Mamonto Jeni Kauntu
Joni Tarumangi Wakil Nelayan
Wakil Pengusaha Wakil Guru
Sukri Modeong Markus Antou
Farjun Mastur Wakil Masyarakat
Hein Tamandatu Djamaludin Muslim
79
eraturan Daerah Perda Kabupaten Minahasa Nomor 02 Tahun 2002 tentang Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir Terpadu Berbasis Masyarakat, yang disahkan
pada tanggal 26 Juni 2002, merupakan peristiwa penting di Indonesia. Perda ini merupakan peraturan pengelolaan wilayah pesisir yang pertama yang ada di tingkat
kabupatenkota. Perda Minahasa menetapkan cara pandang, prinsip, dan tujuan
pengelolaan wilayah pesisir. Yang lebih penting, Perda ini memberi kewenangan desa untuk melaksanakan k egiatan yang berhubungan dengan pengelolaan wilayah pesisir, s eperti
pembentukan deerah perlindungan laut DPL, regulasi, zonasi, perencanaan pengelolaan, dan lain-lain secara mandiri. Perda ini juga menciptakan badan pengelola pada tingkat kabupaten.
Dengan demikian, kabupaten mulai dapat menjawab permasalahan di wilayah pesisir.
Bukan hanya muatannya, proses pembentukannya pun sangat penting dan unik untuk dilihat dan dipelajari. Komitmen DPRD Minahasa dibangun oleh seluruh wakil partai politik yang ada di sana,
dalam rangka mendorong upaya nonpartisan. Anggota DPRD ikut terlibat dalam proses yang terbuka, dan melakukan kunjungan langsung ke lebih dari 30 desa di Kabupaten Minahasa. Tak
kalah unik, dalam proses inilah ditemukan kolaborasi yang kuat antara pemerintah daerah dan pusat, terutama dengan Departemen Kelautan dan Perikanan.
Contoh Reformasi Hukum Pengelolaan Wilayah Pesisir ini menampilkan versi akhir dari Perda Minahasa yang telah disahkan pada bulan Juni 2002. Draft versi terakhir telah mengalami
perubahan yang signifikan dari draft sebelumnya yang hanya mengatur tentang pembentukan DPL. Perda Minahasa versi akhir ini mengatur lebih kompleks lagi, termasuk persyaratan perizinan,
sertifikasi program, pengaturan denda, dan sebagainya.
Dalam proses penyusunannya, DPRD Minahasa, difasilitasi oleh Proyek Pesisir, mengembangkan seri makalah yang dikombinasikan dengan Naskah Akademik, berisi konsep dasar dan latar
belakang pengembangan kebijakan publik daerah. Pada awal proses sebelum penyusunan Perda Minahasa, Yayasan Kelola —organisasi nonpemerintah lokal— melakukan tinjauan independen
terhadap proses tersebut dan memberikan komentar dalam sebuah laporan khusus.
3 Perda No. 022002 tentang
Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir Terpadu Berbasis
Masyarakat Kabupaten Minahasa
P
80
he Perda enacted by the DPRD Minahasa on June 26, 2002 was a landmark in Indonesia: it was the first district perda on integrated coastal management in the
country. It establishes the vision, the principles, and the goals of integrated coastal management. More importantly, it is unique because it acts as an enabling legislation
for villages within the district, rather than a regulatory measure that restricts activities. It clarifies the authority of the villages to engage in a broad array of activities relating to coastal
management, such as the establishment of Marine Protected Areas, regulations, spatial plans, management plans, etc. It also creates the institutional framework at the district level so that the
district can begin to resolve more difficult regulatory challenges.
Also important and unique is the actual development of the perda, not only the product. The commitment within the DPRD was made by all political parties equally, in order to promote the non-
partisan nature of the effort. In addition, the members of DPRD engaged in a very open process, personally visiting more than three dozen villages within the district. There was strong collaboration
with officials in the central government as well, especially with the Ministry of Marine Affairs and Fisheries, which was also unique.
The documents in this chapter include the final version of the Perda, as enacted in June 2002. The first draft, from September 2000, was narrowly focused on MPA establishment. The second draft,
from November 2000, was extremely broad and complex, touching on all aspects of coastal management, and including permitting requirements, certification programs, regulatory provisions,
etc.
In addition to the law, DPRD worked with CRMP to develop a series of papers that were eventually combined to form a Naskah Akademik, that provided the conceptual basis and background for
developing the perda. This is also included.
Early in the process, there were some questions as to the extent of public consultation and input. Consequently, CRMP commissioned a local LSM, Yayasan Kelola, to conduct an independent
assessment of the process and to provide comments in a special report.
3 Minahasa District
Regional Law No. 022002
T
81
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MINAHASA NOMOR 2 TAHUN 2002
TENTANG PENGELOLAAN SUMBERDAYA WILAYAH
PESISIR TERPADU BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN MINAHASA.
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MINAHASA
Menimbang : a. bahwa lingkungan hidup Indonesia sebagai karunia dan rahmat Tuhan Yang
Maha Esa kepada rakyat dan bangsa Indonesia merupakan ruang bagi kehidupan dalam segala aspek dan matranya;
b. bahwa dipandang perlu melaksanakan pengelolaan lingkungan hidup termasuk sumberdaya alam, untuk melestarikan dan mengembangkan
kemampuan yang serasi, selaras dan seimbang guna menunjang terlaksananya pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan;
c. bahwa pembangunan wilayah pesisir merupakan bagian dari pembangunan seluruh wilayah perairan Indonesia dengan segenap sumberdaya alam
yang terkandung di dalamnya untuk kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia; d. bahwa sejak diterapkannya kebijakan dan strategi pembangunan wilayah
pesisir dan laut yang berorientasi pada pembangunan berkelanjutan, maka semakin terbukti bahwa masyarakat memiliki kemampuan untuk mengelola
sumberdaya alam dengan baik; e. bahwa untuk menjaga keseimbangan pembangunan wilayah pesisir dan
laut maka harus dilakukan upaya-upaya terpadu berbasis masyarakat melalui swadaya dan partisipasi dari, oleh, dan untuk masyarakat, termasuk
lembaga yang terkait, guna melindungi daya dukung lingkungan hidup akibat tekanan dan atau perubahan langsung maupun tidak langsung yang
ditimbulkan oleh suatu kegiatan;
f. bahwa untuk pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir di Kabupaten
Minahasa, perlu dituangkan dalam suatu Peraturan Daerah. Mengingat :
1. pasal 33 ayat 3, Undang-undang Dasar 1945; 2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor IX Tahun 2001 tentang
Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumberdaya Alam; 3. Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-
daerah Tingkat II di Sulawesi. Lembaran Negara Tahun 1959, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1822;
4. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1985 tentang Perikanan, Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3299;
5. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor
49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3419; 6. Undang-undang No. 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan Lembaran
Negara Tahun 1999 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3427; 7. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang.
Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3501;
8. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3647; 9. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup
82
Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699;
10. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3839; 11. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan Lembaran
Negara Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3888;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998, tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor
8132, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3776; 13. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1999, tentang Pengendalian
Pencemaran dan atau Perusakan Laut. Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 155, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3816;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000, tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom, Lembaran
Negara Tahun 2000 Nomor 54 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952; 15. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Kawasan Lindung;
16. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Tehnik Perundang- undangan dan bentuk rancangan Peraturan Pemerintah dan rancangan
Keputusan Presiden Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 70; 17. Peraturan Daerah Tingkat II Kabupaten Minahasa Nomor 3 Tahun 1992
tentang Rencana Umum Tata Ruang Kabupaten Daerah Tingkat II Minahasa Lembaran Daerah Kabupaten Minahasa Tahun 1992 Nomor 3;
18. Peraturan Daerah Kabupaten Minahasa Nomor 2 Tahun 2000 tentang Badan Perwakilan Desa;
19. Peraturan Daerah Kabupaten Minahasa Nomor 3 Tahun 2000 tentang Susunan Organisasi Pemerintah Desa;
20. Peraturan Daerah Kabupaten Minahasa Nomor 6 Tahun 2000 tentang Peraturan Desa.
21. Peraturan Daerah Kabupaten Minahasa Nomor 13 Tahun 2000 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kabupaten Minahasa.
22. Peraturan Daerah Kabupaten Minahasa Nomor 14 Tahun 2000 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten
Minahasa. 23. Peraturan Daerah Kabupaten Minahasa Nomor 15 Tahun 2000 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan. .
Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN MINAHASA, M E M U T U S K A N
Menetapkan :
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MINAHASA TENTANG PENGELOLAAN SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR TERPADU BERBASIS MASYARAKAT
DI KABUPATEN MINAHASA.
83