25
BAB XI PROGRAM KEMITRAAN BAHARI
Pasal 42
1. Pemerintah, Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi, Dunia Usaha dan Organisasi Non- Pemerintah menyelenggarakan program kemitraan bahari dengan menyiapkan data dan
informasi ilmiah yang valid, dan bermanfaat sebagai dasar penyusunan kebijakan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil.
2. Program bahari perguruan tinggi diprioritaskan untuk kegiatan: a. penyuluhan, kursus, pendidikan;
b. pendampingan dan advokasi c. penelitian terapan dan aplikasi teknologi tepat guna;
d. penyiapan rekomendasi kebijakan operasional.
3. Mekanisme penetapan prioritas kegiatan sebagaimana dimaksud ayat 2 yang bersifat nasional dan alokasi pembiayaannya dikoordinasikan oleh badan koordinasi atau instansi
yang ditunjuk untuk mengelola Pengelolaan wilayah pesisir dan Pulau-pulau Kecil. 4. Mekanisme penetapan prioritas kegiatan daerah dan keputusan pembiayaan dikoordinasikan
oleh badan koordinasi atau instansi yang ditunjuk untuk mengelola Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil.
5. Pembiayaan program bahari perguruan tinggi dapat bersumber dari dana APBN, APBD, kontribusi inkind perguruan tinggi, dana bantuan dari dalam dan luar negeri yang bersifat
tidak mengikat. 6.
Setiap Perguruan tinggi yang mengikuti program bahari wajib menyediakan kontribusi dan dana pendamping.
7. Pengorganisasian, pengelolaan dan mekanisme penyaluran dana ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Menteri.
BAB XII PERIZINAN
Pasal 43
1 Izin pemanfaatan dan pengusahaan perairan pesisir dan pulau-pulau kecil, tanah timbul dan
tanah oloran diberikan berdasarkan undang-undang ini. 2
Menteri atau Gubernur atau BupatiWalikota mengatur izin kegiatan pemanfaatan dan pengusahaan perairan pesisir dan pulau-pulau kecil sebagaimana yang dimaksud dalam
ayat 1 sesuai dengan kewenangannya masing-masing. 3
Dunia usaha dan Pemerintah Propinsi, KabupatenKota yang melakukan kegiatan di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil diwajibkan membayar biaya pemulihan lingkungan yang
dieksploitasinya, serta wajib menyiapkan jaminan 4
Ketentuan lebih lanjut mengenai pemanfaatan dan pengusahaan pesisir diatur dalam Peraturan Pemerintah.
Pasal 44
1 Semua izin yang berhubungan dengan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
dikeluarkan oleh setiap instansi pemerintah sesuai dengan memperhatikan ketentuan dalam undang-undang.
2 Semua izin yang berhubungan dengan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
harus dilaksanakan berdasarkan prinsip dan tujuan dalam undang-undang ini. 3
Badan Koordinasi wajib mengkaji materi ijin yang dikeluarkan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 untuk mencapai keterpaduan pelaksanaan undang-undang ini.
4 Kajian materi izin sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 3, dijadikan bahan
26
penyempurnaan ijin kegiatan oleh instansi yang bersangkutan. 5
Ketentuan pelaksanaan sebagaimana dimaksud ayat 3 diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
BAB XIII PEMBIAYAAN
Bagian Pertama Umum
Pasal 45
Biaya yang digunakan untuk pelaksanakan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil dapat diperoleh dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN, Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah APBD, Dana Alokasi Khusus DAK, Pendapatan Negara Bukan Pajak PNBP, dana hibah dan sumber-sumber dana lainnya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Bagian Kedua Bantuan Keuangan
Pasal 46
1 Bantuan keuangan dapat diberikan kepada Pemerintah Daerah untuk melakukan
perencanaan, penyempurnaan perencanaan dan pelaksanaan program akreditasi. 2
Bantuan keuangan dapat diberikan kepada Pemerintah Daerah untuk melaksanakan Program Kegiatan Khusus sebagaimana dimaksud dalam Bab X.
3 Bantuan keuangan dapat diberikan kepada Pemerintah Daerah untuk mendanai Program
Kemitraan Bahari sebagaimana dimaksud dalam Bab VIII.
Bagian Ketiga Dana Pendamping Untuk Bantuan Keuangan
Pasal 47
1 Bantuan Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46, wajib disertai dengan dana
pendamping dari Pemerintah Daerah, baik dalam bentuk uang maupun bentuk lainnya. 2
Besarnya bantuan keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat 1 sebagai berikut: a. Bantuan sebesar 20 dua puluh persen dari total biaya pembuatan rencana tata ruang
atau mintakat diberikan pada daerah yang memperoleh akreditasi tingkat I sesuai dengan tingkatan akreditasi dan kriteria sebagaimana diatur dalam Pasal 37 ayat 3;
b. Bantuan sebesar 35 tiga puluh lima persen dari biaya pembuatan rencana pengelolaan dan rencana aksi diberikan pada daerah yang memperoleh akreditasi tingkat II sesuai
dengan tingkatan akreditasi dan kriteria sebagaimana diatur dalam Pasal 37 ayat 4; c. Bantuan sebagian dari biaya pelaksanaan rencana pengelolaan dan rencana aksi diberikan
pada daerah yang memperoleh akreditasi tingkat III sesuai dengan tingkatan akreditasi dan kriteria sebagaimana diatur dalam Pasal 37 ayat 5;
d. Masing - masing dana bantuan keuangan tersebut diberikan maksimal selama 3 tiga tahun anggaran.
3 Bantuan keuangan untuk pelaksanaan Program Kegiatan Khusus sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 45 ayat 2 disediakan sebesar 50 lima puluh persen maksimal selama 5 lima tahun sesuai dengan RAPBN
4 Bantuan keuangan untuk pelaksanaan Program Kemitraan Bahari dimaksud dalam pasal 46
ayat 3 disediakan sebesar 60. enam puluh persen