Kondisi Ekonomi Secara Kelompok

71

a. Kondisi Ekonomi

Kegiatan AKSK menggunakan pendekatan kelompok dengan jumlah anggota antara 5 – 10 orang WDS. Fungsi kelompok tersebut, yaitu 1 untuk memfasilitasi pencairan dana, dimana pencarian dana kegiatan AKSK melalui rekening ketua kelompok, 2 memudahkan dalam bimbingan dan monitoring, 3 membicarakan penyelesaian masalah dan pengembangan UEP. Temuan lapangan menunjukkan, bahwa konsep kebersamaan ini ketika di lapangan tidak sepenuhnya dapat diimplementasikan. Hal ini disebabkan oleh kesibukan anggota, rendahnya kesadaran anggota, rendahnya pemahaman anggota terhadap hakikat kelompok dan peran yang dominan pada pengurus kelompok. Kondisi tersebut tentu berdampak pada pengelolaan kegiatan kelompok. Pada kasus Sulawesi Utara menggunakan pendekatan kelompok untuk kegiatan sosial maupun ekonomi. Dari UEP, kelompok memperoleh penambahan uang kas dengan perhitungan 60 persen dibagi anggota, dan 40 persen dimasukkan kas kelompok. Selain itu kas kelompok bertambah dari hasil simpan pinjam. Pada kasus Sumatera Barat, kelompok tidak mengelola kegiatan ekonomi UEP, tetapi mengelola kegiatan sosial. Kegiatan ekonomi UEP dikelola secara individu, atau pada masing-masing WDS. Kelompok memperoleh uang kas dan iuran dana sosial yang dibayarkan oleh anggota sebesar Rp. 3.000 - 5.000 per bulan. Selain itu kas kelompok bertambah dari hasil simpan pinjam. Pada kasus Kalimantan Selatan, dari lima kelompok penerima kegiatan AKSK, dua kelompok mengelola UEP secara perorangan, dan 3 tiga kelompok mengelola UEP secara kelompok. Pada UEP yang dikelola secara perorangan, sudah menyumbang uang kas kelompok. Sedangkan pada UEP yang dikelola secara kelompok, belum memberikan keuntungan 72 ekonomis kepada kelompok, sehingga belum ada uang kas kelompok. Bahkan, satu kelompok UEP ternak kambing gagal, karena seluruh kambing mati kebanjiran dan mati karena sakit.

b. Kondisi Sosial Psikologis