84 Persandingan data dalam persen untuk variabel kondisi
kesejahteraan WDS, antara kondisi sebelum dan sesudah perlakuan dapat dilihat pada diagram 4 berikut :
Diagram 4 : Kondisi WDS Sebelum dan Sesudah Pemberdayaan
C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN PEMBERDAYAAN AKSK
Keberhasilan atau kegagalan dari impelementasi program ditentukan oleh dua kondisi yang mempengaruhi, yaitu faktor
pendukung dan penghambat. Dua faktor ini tidak dapat dilepaskan pada setiap impelementasi program apapun, tidak terkecuali AKSK.
1. Faktor Pendukung
Faktor pendukung dipahami sebagai kondisi yang memperkuat pengaruh implementasi AKSK. Berdasarkan temuan lapangan,
faktor yang mendukung implementasi AKSK, yaitu : a. Semangat WDS untuk berubah ke arah kondisi kehidupan yang
lebih baik. Hal ini ditunjukkan dengan kesediaan warga untuk melaksanakan jadwal kegiatan, membayar iuran sosial dan
mengikuti pendampingan.
85 b. Dukungan kepala desa dan tokoh masyarakat lokal pada
proses pengelolaan usaha kelompok. Pada umumnya kepala desa mengikuti semua rangkaian kegiatan pengelolaan usaha
kelompok mulai tahap persiapan hingga pengelolaan. Pada tahap persiapan kepala desa memberikan pertimbangan
dalam penentuan jenis usaha kelompok. Kemudian pada tahap pengelolaan, kepala desa memberikan arahan dan bimbingan
kepada WDS. c. Dukungan warga masyarakat di luar usaha kelompok
dalam proses produksi maupun dalam pemasaran produk usaha kelompok. Sejauh ini warga masyarakat di luar tidak
menunjukkan kecemburuan sosial terhadap penerima AKSK membantu anggota kelompok. Sebaliknya, membantu dan
bekerja sama dengan mereka. d. Kondisi lingkungan geogra is yang menyediakan sumber
atau bahan-bahan dalam proses produksi. Pada umumnya lingkungan menyediakan bahan-bahan yang murah, dan
bahkan cuma-cuma bagi proses produksi kelompok. e. Proses distribusi honor pendamping berjalan lancar.
Pendamping menerima honor melalui BRI tepat pada waktunya. Persoalannya, honor pendamping sudah diterima
dan sudah habis, padahal sebenarnya mereka itu belum melaksanakan tugas-tugas pendampingan.
f. Keterlibatan instansi sektoral pertanian, peternakan dan
dunia usaha dalam proses produksi kelompok.
2. Faktor Penghambat
Faktor penghambat
dipahami sebagai
kondisi yang
memperlemah pengaruh implementasi AKSK. Berdasarkan temuan lapangan, faktor yang menghambat implementasi AKSK, yaitu :
a. Proses pencarian dana untuk kegiatan usaha kelompok melalui BRI berjalan lancar. Tetapi dana kegiatan tersebut baru dapat
86 dicairkan pada pertengahan tahun anggaran 2009, sehingga
mempengaruhi efektivitas pengelolaan kegiatan AKSK. b. Pada umumnya WDS berpendidikan rendah, sehingga relatif
sulit untuk memahami informasi yang berkenaan dengan pengelolaan usaha kelompok. Selain pendidikan yang rendah,
waktu pelatihan keterampilan untuk mengelola usaha kelompok dirasakan masih kurang.
c. Keterbatasan sarana kerja pada pendamping desa dan kecamatan, menyebabkan kegiatan pendampingan kurang
intensif. Para pendamping sangat memerlukan pedoman kerja yang praktis, tetapi sampai akhir masa kerja pendampingan
tidak diperoleh. d. Pengendalian oleh instansi sosial provinsi maupun instansi
sosial kabupaten dalam bentuk monitoring dan evaluasi, masih rendah. Monitoring dan evaluasi sudah dilaksanakan,
tetapi belum sungguh-sungguh. Kegiatan monitoring dan evaluasi AKSK dilaksanakan bersamaan dengan monitoring
dan evaluasi pada program lain yang lokasinya berdekatan atau searah jalan.
e. Adanya intervensi dari instansi sosial dalam penentuan jenis usaha kelompok, padahal jenis usaha tersebut kurang diminati
dan tidak prospektif menurut anggota kelompok. Akibatnya, ditengah jalan anggota kelompok menghendaki pergantian
jenis usaha.
87
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Pada Bab ini disajikan analisis hasil penelitian, yaitu analisis yang berkenaan dengan kinerja program dan analisis kesejahteraan sosial.
Analisis kinerja program mencakup aspek konteks, input, proses dan produk dari kegiatan AKSK. Kemudian analisis kesejahteraan Sosial, mencoba
mencermati pengaruh kegiatan AKSK dalam perspektif kesejahteraan sosial.
A. KINERJA PROGRAM 1. Aspek Konteks
Termasuk di dalam aspek konteks ini, adalah instrumentasi program, penyelenggara program, otoritas lokal, dukungan
masyarakat dan lingkungan isikgeogra is. Unsur-unsur di dalam aspek konteks ini perlu diidenti ikasi dengan baik, karena ikut
mempengaruhi pelaksanaan dan keberhasilan program.
a. Instrumentasi program Pedoman teknis pelaksanaan AKSK telah disusun dan
didistribusikan oleh Direktorat Pemberdayaan Keluarga ke seluruh instansi sosial provinsi dan kabupatenkota. Namun
demikian, tidak semua instansi Sosial kabupatenkota dan
pendamping di lapangan memiliki pedoman teknis tersebut. Artinya, jumlah pencetakan pedoman masih jauh dari
kebutuhan di lapangan.
Selain persoalan jumlah, pedoman tersebut menurut instansi Sosial di Daerah dan pendamping lapangan tidak
mudah untuk dilaksanakan, karena meskipun namanya