104 AKSK memberikan pengaruh terhadap kondisi sosial WDS.
Dari total responden sebanyak 160 orang, pada kategori rendah tetap sebesar 0 persen, pada kategori sedang terjadi
penurunan sebesar 41.25 persen dan pada kategori tinggi
terjadi peningkatan sebesar 41.25 persen. Apabila tabel 12 dibaca pada kolom sesudah pemberdayaan,
maka terdapat 4,37 persen yang masih termasuk kategori rendah, 50 persen termasuk kategori sedang, dan 45,63
persen termasuk kategori tinggi. Interpretasi dari sebaran angka-angka tersebut menunjukkan, bahwa secara statistik
keberhasilan kegiatan sudah maksimal. Namun demikian apabila dicermati dari skor-skor yang muncul, kenaikan dari
kategori sedang menjadi kategori tinggi masih berada di atas
sedikit garis batas kategori sedang. Artinya, meskipun seluruh respoden pada aspek sosial psikologis tersebut kategori
tinggi, tetapi posisinya masih labil.
Berdasarkan analisis kinerja program tersebut, kegiatan AKSK memiliki kekuatan dan kelemahanan, yaitu :
1. Kekuatan AKSK
Kegiatan AKSK memiliki kekuatan, yaitu: a. WDS merencanakan sendiri usaha yang dikelolanya. WDS
menyusun proposal dengan bimbingan dan instansi sosial dan pendamping tentang UEP yang akan dikelolanya.
b. Kesempatan bagi WDS untuk mengelola UEP secara individu. WDS mengelola UEP secara individu, sehingga
mereka dapat memanfaatkan tenaga suamiistri dan anak-anak dalam mengelola UEP. Selain itu tidak perlu
menyusun jadwal pembagian kerja, yang biasanya rawan kon lik kepentingan.
c. Cash transfer. Penyaluran bantuan secara langsung dengan menggunakan jasa perbankan ke rekening kelompok.
Penyaluran stimulan melalui bank akan mengenalkan
105 WDS dengan sistem perbankan. Selain itu, cash transfer
melalui jasa perbankan juga dalam pendistribusian honor pendamping. Hal ini mengurangi risiko bagi instansi sosial
d. AKSK bersifat open system. Terbuka kesempatan bagi warga masyarakat di luar WDS untuk mengakses
pelayanan pada WDS, seperti simpan pinjam, bimbingan dan pelatihan UEP.
e. Kelompok bukan semata-mata sebagai wadah kegiatan bersama WDS, tetapi kelompok yang dibentuk merupakan
strategi perubahan. WDS mengelola UEP secara individu, tetapi memanfaatkan kelompok untuk tukar pikiran,
penambahan pengetahuan baru, dan memperkuat kepedulian sosial.
f. Stimulan yang dialokasikan untuk UEP bagi WDS, besarnya
wajar. Pada kegiatan AKSK, setiap WDS dialokasikan anggaran sebesar Rp. 1,4 juta. Besarnya situmlan ini
rasional, karena sesuai dengan daya serap WDS untuk membiayai UEP yang dikelola.
g. UEP yang dikelola WDS bersifat mikro dan dapat diperoleh hasilnya setiap hari.
h. Stimulan tidak semata-mata berorientasi pada peningkatan penghasilan WDS, tetapi juga pada upaya menekan
memperkecil pengeluaran WDS. Pada kasus Kalimantan Selatan, stimulan berupa sepeda dan gerobak, menekan
pengeluaran WDS berkisar Rp. 50.000 - Rp. 70.000 per bulan.
2. Kelemahan AKSK Kegiatan AKSK memiliki kelemahan, yaitu :