29
2. Provinsi Sumatera Barat
Sumatera Barat berada di bagian barat tengah pulau Sumatera dengan luas 42.297,30 km2 dan jumlah penduduk berdasarkan
data pada tahun 2008 4.763.130. Provinsi ini memiliki dataran rendah di pantai barat, serta dataran tinggi vulkanik yang dibentuk
Bukit Barisan yang membentang dari barat laut ke tenggara. Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia
yang kaya dengan sumber keanekaragaman hayati. Sebagian besar wilayahnya masih merupakan hutan alami dan dilindungi. Terdapat
dua Taman Nasional di provinsi ini, yaitu Taman Nasional Siberut
yang terdapat di Pulau Siberut di Kabupaten Mentawai, dan Taman Nasional Kerinci Seblat. Taman Nasional kedua ini wilayahnya
membentang di empat provinsi, yaitu Sumatera Barat, Jambi,
Bengkulu, dan Sumatra Selatan. Selain kedua Taman Nasional tersebut masih ada beberapa cagar alam.
Sumatera Barat dihuni oleh bangsa asli, yaitu Suku bangsa Minang Kabau. Norma yang dipegang teguh oleh masyarakat
minang dalam menjalani kehidupan sehari-hari adalah ”Adat bersendikan Syara’, Syara’ bersendikan Agama”. Bahasa daerah yang
digunakan dalam keseharian ialah bahasa Minangkabau dengan
berbagai dialek, seperti dialek Bukittinggi, dialek Pariaman, dialek Pesisir Selatan dan dialek Payakumbuh. Di daerah Pasaman yang
berbatasan dengan Sumatera Utara, dituturkan juga Bahasa Batak
dialek Mandailing, yang biasanya digunakan suku Batak Mandailing. Sementara itu di daerah Mentawai yang berupa kepulauan dan
terletak beberapa puluh kilometer lepas pantai Sumatra Barat,
bahasa yang digunakan adalah Bahasa Mentawai. Di Sumatera Barat dikenal dengan rumah adat yang disebut
dengan Rumah Gadang. Rumah adat asli setiap tiangnya tidaklah tegak lurus atau horizontal, tapi mempunyai kemiringan. Rumah
adat tersebut tidak memakai paku, tapi memakai pasak kayu. Hal ini disebabkan daerah Sumatera Barat rawan terhadap gempa, baik
vulkanik maupun tektonik. Jika dipasak dengan kayu, setiap ada gempa akan semakin kuat mengikatnya.
30 PETA PROVINSI SUMATERA BARAT
Provinsi Sumatera Barat terbagi menjadi tujuh kota dan 12 kebupaten, dan Kota Padang sebagai ibu kota provinsi. Secara
geogra is Kota Padang merupakan dataran dan daerah pantai, dengan luas wilayah 694,96 km2. Secara administrastif, Kota
Padang memiliki batas-batas wilayah sebelah utara Kabupaten Padang pariaman, sebelah selatan Kabupaten Pesisir, sebelah barat
Samudera Indonesia dan sebelah timur Kabupaten Solok.. Secara geogra is, 60 persen Kota Padang berupa perbukitan yang ditutupi
hutan lindung. Ketinggian dataran Kota Padang sangat bervariasi,
yaitu antara 0 m sampai 1.853 m di atas permukaan laut dengan daerah tertinggi adalah kecamatan Lubuk Kilangan.
Kota Padang terbagi menjadi 11 kecamatan, 104 kelurahan. Secara demogra is, berdasarkan sensus tahun 2008, Kota Padang
dihuni oleh penduduk berjumah 856.815 jiwa. Dari jumlah penduduk tersebut, dilihat dari struktur usia, sebagian besar
berada pada usia produktif. Dilihat dari Suku Bangsa, sebagian besar adalah Suku Minang. Pendatang yang ada di Kota Padang,
antara lain orang Nias, orang Tionghoa, orang Jawa, orang Batak, orang India, orang Mentawai.
31 Kota Padang terbagi menjadi 11 kecamatan 104 kelurahan.
Kecamatan Lubuk Begalung ditetapkan sebagai lokasi penelitian. Secara administratif Kecamatan Lubuk Begalung memiliki luas
wilayah 30,91 km2, dengan batas-batas wilayah sebelah utara Kecamatan Padang Timur dan Kecamatan Pauh, sebelah selatan
Sumudera Indonesia dan Kecamatan Bungus Teluk Kabung, sebelah barat Kecamatan Padang Timur dan Kecamatan Paang Selatan, dan
sebelah timur Kecamatan Lubuk Kilangan dan Kecamatan Bungus Kabung. Kecamatan Lubuk Begalung terbagi menjadi 15 kelurahan.
Secara demogra is, Kecamatan Lubuk Begalung dihuni oleh penduduk berjumlah 106.641 jiwa. Dilihat dari suku bangsa,
sebagian besar penduduk adalah Suku Bangsa Minang yang menjadi penduduk asli. Adapun penduduk pendatang antara lain orang
Jawa, orang Batak, orang Nias, orang Mentawai, orang Thionghoa, dan orang India.
Dua kelurahan di Kecamatan Lubuk Begalung, yang menjadi lokasi program AKSK tahun 2009, yaitu Kelurahan Banuaran dan
Kelurahan Ampalu. a. Kelurahan Banuaran
Kelurahan Banuaran memiliki luas wilayah 114 ha, yang dimanfaatkan untuk pertanian seluas 9 ha, permukiman seluas 98
ha dan prasarana umum seluas 4 ha. Kelurahan Banuaran memiliki batas-batas wilayah, yaitu sebelah utara Kelurahan Gurun Laweh,
selatan Kelurahan Pampangan, timur Kelurahan Parak Laweh dan sebelah barat Kelurahan Kampung Koto Baru.
Untuk mencapai Kelurahan Banuaran cukup mudah, karena berada di tengah-tengah Koto Padang. Apabila menggunakan
kendaraan bermotor roda 4, dapat ditempuh selama 30 menit. Kelurahan Banuaran dihuni oleh 7.905 jiwa. Dilihat dari kelompok
umur, penduduk Kelurahan Banuaran sebagai berikut :
32 Tabel : 2.
Penduduk Kelurahan Banuaran Menurut Kelompok Umur
Dilihat dari suku bangsa, sebagian besar penduduk adalah Suku Bangsa Minang. Bahasa yang digunakan sehari-hari dalam
berkomunikasi adalah bahasa Minang. Agama yang dianut oleh sebagian besar penduduk adalah Islam. Perpaduan antara agama
dan adat minang yang masih kuat, mewarnai kehidupan masyarakat sehari-hari. Penduduk Kelurahan Banuaran termasuk masyarakat
yang terbuka terhadap orang luar. Mereka mudah bergaul dengan pendatang dari manapun dengan akrab dan ramah.
Terdapat sarana prasarana di Kelurahan Pegambiran Ampalu, yaitu SD sebanyak 2 unit, SLP satu unit, Tk sebanyak 3 unit, PAUD
sebanyak 1 unit, Posyandu 7 unit dan Postu 1 unit. b. Kelurahan Pegambiran Ampalu
Kelurahan Pegambiran
Ampalu secara
administratif bersebelahan dengan Kelurahan Banuaran. Kelurahan ini memiliki
luas wilayah 160 ha, yang dimanfaatkan untuk pertanian seluas 8 ha, permukian seluas 150 ha dan prasarana umum seluas 2 ha.
Kelurahan Pegambiran Ampalu memiliki batas-batas wilayah, yaitu sebelah utara Bukit Pagambiran Ampalu, selatan Kelurahan Bt.
Taba, timur Kelurahan Kampung Jua dan sebelah barat Kelurahan Kampung Pampangan.
Kelurahan Pegambiran Ampalu berada di tengah-tengah Koto Padang. Apabila menggunakan kendaraan bermotor roda 4, dapat
ditempuh selama 25 menit. Kelurahan Banuaran dihuni oleh 18.293
Sumber: Kantor Kel. Banuaran, 2008.
NO KELP. UMUR
JUMLAH PERSEN
1. 0 - 14
2.697 34.12
2. 15 - 59
4.946 62.57
3. 60 ke atas
262 3.45
JUMLAH 7.905
100.00
33 jiwa. Dilihat adari kelompok umur, kondisi penduduk Kelurahan
Pegambiran Ampalu sebagai berikut : Tabel : 3.
Penduduk Kelurahan Pegambiran Ampalu Menurut Kelompok Umur
Sebagian besar penduduk Kelurahan Pegambiran Ampalu adalah Suku Bangsa Minang. Penduduk menggunakan bahasa
Minang dalam berkomunikasi sehari-hari. Agama yang dianut oleh sebagian besar penduduk adalah Islam. Perpaduan antara
agama dan adat minang yang masih kuat, mewarnai kehidupan masyarakat sehari-hari. Penduduk Kelurahan Pegambiran Ampalu
mudah bergaul dengan pendatang dari manapun dengan akrab, ramah dan bersikap terbuka.
Terdapat sarana prasarana di Kelurahan Pegambrian Ampalu, yaitu SD sebanyak 5 unit, SLP satu unit, TK sebanyak 5 unit, PAUD
sebanyak 3 unit, dan Posyandu 18 unit.
3. Provinsi Kalimantan Selatan