116
Pengelolaan usaha
dikerjakan bersama-sama
berkelompok 10 orang . Sebagian besar WDS, baik yang mengelola UEP secara
individual maupun kelompok belum menyiapkan administrasi kegiatan. Pertemuan dan pertemuan
pendamping dilaksanaan bersamaan, sekali dalam sebulan. Pengelolaan hasil usaha sesuai dengan cara
pengelolaan UEP, yaitu :
Bagi usaha yang dikelola secara perorangan, hasilnya langsung diambil oleh pengelola perorangan.
Bagi usaha yang dikelola secara kelompok, hasilnya dibagi sama besar kepada 10 orang anggota, setelah
dikurangi biaya operasional. Sebagian besar UEP secara ekonomi baru mampu membagi hasil berkisar
Rp. 20.000 – Rp. 30.000 per bulan. 3 Monitoring dan evaluasi belum dilaksanakan dengan
sungguh-sungguh. Instansi sosial di daerah belum menganggap penting kegiatan ini dalam siklus perencanaan
program. Kemudian
terminasi atau
pengakhiran pelaksanaan AKSK tidak ada kejelasan, bagaimana tindak
lanjut setelah program ini berakhir.
2. Pengaruh Program AKSK terhadap keluarga
Pengaruh program AKSK terhadap pemberdayaan keluarga dapat dilihat melalui dari aspek produk yang meliputi kelompok
dan individu. a. Secara Kelompok
Pada aspek ekonomi, pada umumnya aset maupun modal usaha yang dimiliki kelompok belum bertambah. Iuran
kesetiakawanan sosial IKS dan kas kelompok sebagian belum dilaksanakan.
117 Sedangkan pada aspek sosial, AKSK dirasakan manfaatnya
bagi WDS berupa penambahan pengetahuan, keterampilan, kerukunan, bantuan pemecahan masalah dan pemikirian
pengembangan usaha. b. Secara Individual
1. Kondisi Ekonomi Setelah adanya kegiatan AKSK terjadi perubahan,
yaitu pada kategori rendah sebesar 83.75 persen, pada kategori sedang sebesar 15.63 persen dan pada kategori
tinggi sebesar 0.62 persen.
2. Pemenuhan kebutuhan Setelah adanya kegiatan AKSK terjadi perubahan,
yaitu kategori rendah sebesar 4.37 persen, pada kategori sedang sebesar 50 persen, dan pada kategori tinggi
sebesar 45.63 persen. 3. Kondisi Sosial psikologis
Setelah adanya kegiatan AKSK terjadi perubahan, yaitu kategori rendah sebesar 0 persen, pada kategori
sedang sebesar 0 persen dan pada kategori tinggi sebesar 100 persen.
Secara kumulatif dari ketiga sub variable menunjukkan bahwa perubahan yang terjadi pasca kegiatan AKSK
adalah WDS pada kategori rendah sebesar 0 nol persen kategori sedang sebesar 63.75 persen dan kategori tinggi
sebesar 36.25 persen. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan AKSK
a. Faktor- faktor pendukung keberhasilan program AKSK Berdasarkan temuan lapangan, faktor yang mendukung
implementasi AKSK adalah semangat WDS untuk berubah, dukungan kepala desa dan tokoh masyarakat lokal,
dukungan masyarakat diluar kelompoknya, lingkungan geogra is dan proses distribusi honor melalui perbankan
118 BRI serta keterlibatan instansi sektoral dan dunia usaha
dalam proses produksi b. Faktor- faktor penghambat keberhasilan program AKSK
Sedangkann temuan lapangan terhadap faktor yang menghambat implementasi AKSK meliputi : proses
pencairan bantuan yang terlambat pendidikan WDS yang masih rendah, keterbatasan sarana kerja pendamping
desa dan kecamatan, belum dialokasikannya dana untuk
monitoring. Adanya ketidak sesuaian bantuan jenis usaha karena intervensi dari instansi sosial.
B. REKOMENDASI